Di zaman seperti
sekarang ini, berbagai informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi begitu
mudah didapat. Dari televisi, radio, internet, buku, majalah, koran ada
dimana-mana. Tak heran kebutuhan akan santapan pikiran itu, kini menjadi
kebutuhan primer bagi setiap orang.
Dalam
merespon informasi, mata adalah indera pertama kita yang berfungsi sebagai
penerima. Tak sedikit dari kita mempunyai gangguan pada organ ini. Dan kacamata
menjadi alternatif populer yang menjadi solusinya.
Dalam perkembangannya, kacamata
sudah berubah fungsi. Dari sekedar alat pembantu penglihatan kini menjadi
penghias guna menyempurnakan penampilan bahkan menjadi fesyen dalam berkegiatan
sehari-hari. Apalagi sejak ditemukannya contact lens atau lensa kontak.
Lensa kontak sebenarnya sudah ada
sejak lama. Bahkan banyak kalangan percaya bahwa lensa yang menempel langsung
pada bagian mata itu konon idenya sudah ada sejak tahun 1000-an. Akan tetapi,
ide lensa kontak yang terdokumentasikan itu baru ada di tahun 1508 dari catatan
dan gambaran serta sketsa yang dibuat Leonardo da Vinci. Sebagaimana kita tahu
Leonardo da Vinci sang pelukis Monalisa dan berkebangsaan Itali yang
lahir pada tanggal 15 April tahun 1452 itu adalah orang jenius yang serba bisa
dan menjadi penemu serta inspirasi bagi penemuan-penemuan alat-alat mutakhir
yang ada sekarang. Dalam hal lensa kontak, da Vinci, di buku catatannya membuat
banyak sketsa tentang kacamata yang langsung bisa dipakai pada mata.
Setelah da Vinci, lensa kontak juga
dipercaya ditemukan oleh Rene DesCartes pada tahun 1632. Seorang tokoh kenamaan
yang lahir di Tours pada tanggal 31 maret 1596 dan meninggal di Stockholm pada
11 Februari 1650 ini menemukan ide tentang lensa yang bisa dipakai pada kornea
mata. Malah Descartes membuat hydriascope, gelas yang diisi air untuk
menetralkan kekuatan kornea mata.
Hampir
dua ratus tahun lamanya, ide da Vinci maupun ide Descartes tidak
terealisasikan. Baru kemudian di tahun 1801, seorang ahli fisika Inggris yang
lahir tanggal 13 Juni 1773 di Milverton dan meninggal pada 10 Mei 1829 di
London yang bernama Thomas Young, menciptakan tabung gelas berisi air dan
memuat lensa yang sangat kecil. Lensa ini dipakainya sendiri dan konon dia
membuat lensa ini karena terinspirasi dari ide Rene Descartes.
Di
tahun 1827, seorang ahli astronomi berkebangsaan Inggris, bernama Sir John
Herschel membuat lensa yang digerindanya sendiri sehingga pas dan cocok dipakai
langsung pada permukaan mata. Herschel lahir pada 7 Maret 1792 dan meninggal
pada 11 Mei 1871 merupakan anak dari seorang ahli astronomi Inggris kenamaan
bernama William Herschel. Penemuannya ini menjadi sejarah yang sangat berperan
bagi lahirnya lensa kontak.
Lensa
yang dapat dipakai dan menutupi mata untuk waktu yang lama, sehingga menjadi
tonggak dalam inovasi lensa kontak seperti yang ada sekarang ini, baru
ditemukan oleh seorang ahli gelas berkebangsaan Jerman bernama F.E Muller pada
tahun 1887. Sedangkan lensa kontak yang dapat dipakai untuk mengatasi gangguan
pada penglihatan ditemukan oleh ahli Fisika Swiss bernama Adolf Eugen Fick dan
koleganya, ahli optik Perancis, Edouard Kalt. Lensa kontak yang dibuat mereka
pertama-tama dipakaikan pada hewan, akan tetapi kemudian baru dipakai manusia.
Lensa ini dibuat dari bahan kaca cekung yang cukup berat dengan diameter 18-21
milimeter. Penemu lensa kontak yang lain pada waktu yang hampir bersamaan,
yaitu Joseph Dallos, membuat lensa dari bahan yang mirip dengan sklera mata
(permukaan mata/bagian mata paling luar).
Untunglah
di tahun 1935 ditemukan PMMA atau polymethilmethacrylate, sejenis bahan
plastik lentur dan memungkinkan untuk dibuat sebagai bahan dasar lensa kontak.
William Feinbloom, seorang ahli optometri Amerika Serikat membuat lensa kontak
yang berbahan campuran PMMA ini dengan gelas pada tahun 1936, dan lensa ini
bisa dipakai menutup mata pada bagian sklera. Akan tetapi pada perkembangannya,
PMMA tidak lagi dipergunakan karena zat ini tidak dapat melalukan udara/oksigen
dari luar ke dalam mata.
Di
tahun 1961, seorang ahli kimia makromolekul keturunan Cekoslowakia, Otto
Wichterle, menemukan suatu bahan yang disebut sebagai hidrogel yang memeliki
sifat lentur sehingga cocok digunakan sebagai bahan untuk lensa kontak karena
bisa menyempurnakan PMMA dalam melalukan oksigen pada mata. Tetapi inovasi
penyempurnaan bahan untuk lensa kontak terus berlangsung, dimana di tahun 1970
ditemukan kelompok plastik yang lain yang berupa silikon-akrilat yang ternyata
lebih sempurna dalam melalukan oksigen. Apalagi setelah disempurnakan menjadi
FSA, florosilicone-acrylate, ditambah dengan adanya penyesuaian
penggunaan lensa kontak ini bagi pemakai yang mempunyai kelainan mata seperti
astigmatisma dan keratokonus.
Penyesuaian
bentuk lensa kontak kornea yang mengikuti bentuk mata yang cekung pertama kali
dibuat oleh ahli optometri asal Oregon bernama Dr. George Butterfield.
Inovasi
lensa kontak ini tak berhenti sampai disini saja, penyesuaian terhadap
kebutuhan konsumen yang bermata normal dalam arti kata konsumen memakai lensa
kontak sebagai penyempurna penampilan terus berlangsung. Warna lensa kontak
kini tak hanya bening, dari hijau, biru, merah, coklat hingga hitam ada
sehingga warna iris mata yang sesungguhnya bisa tertutup oleh warna lensa
kontak dan kita jadi tertipu dengan ras seseorang hanya karena melihat warna
matanya. Bukan mustahil suatu saat akan terjadi lagi inovasi lensa kontak yang
lebih sempurna, kita tunggu saja.**
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, Mei 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)