Di zaman seperti sekarang, sangat mudah bagi kita untuk melihat peta
negara-negara di dunia. Cukup membuka atlas, ataupun melihat bola dunia (globe),
dengan cepat kita bisa menunjuk negara beserta tata letaknya di belahan bumi
ini. Adalah Gerardus Mercator (1512 – 1594) seorang ahli geografi yang paling
berjasa dalam pembuatan peta atau yang biasa kita sebut sebagai atlas.
Gerardus Mercator
lahir pada 5 Maret 1512 di Rupelmonde, Flanders (sekarang Belgia). Orang
tuanya, pasangan Hubert dan Emerentia
Kremer merupakan kaum miskin yang mengandalkan hidup dari penghasilannya
sebagai pembuat sepatu. Sampai umurnya 5 tahun, Gerard kecil hidup miskin di
Gangelt. Setelah itu, di tahun 1518, mereka memulai hidup baru di Rupelmonde.
Gisbert Kremer
Meskipun hidup
mereka sangat sederhana, atas dorongan dan bantuan Gisbert Kremer, paman Gerard
yang merupakan pendeta di Rupelmonde dan berpendidikan di Louvain Univercity, Gerard bisa mengecap pendidikan di bangku
sekolah. Dan benar saja, Gerard menjadi sangat pintar, bahasa latin dia kuasai
saat umurnya baru 7 tahun.
Ayah Gerard, Hubert
Kremer meninggal pada tahun 1527. sejak saat itu Gisbert, paman Gerard menjadi ayah
bagi Gerard. Gisbert sangat ingin Gerard bisa berpendidikan tinggi. Itu
sebabnya, Gisbert mengirim Gerard sekolah di Netherland (Belanda). Semasa
Gerard disana, ibunya, Emerentia Kremer meninggal dunia. Di tahun itu juga,
Gerard mengganti namanya dari Gerardus
Kremer menjadi Gerardus Mercator de Rupelmonde (Kremer dalam bahasa
Jerman berarti Merchant, yang dalam bahasa Belanda berarti Mercator).
Pada 29 Agustus
1530, Gerard terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Louvain jurusan sastra
dan filsafat. Hanya berselang dua tahun, Gerard lulus dari sana dengan gelar
Master. Selama kuliah, Gerard sangat
tertarik akan pandangan-pandangan Aristoteles, itu sebabnya dia memutuskan
untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sejak itu, Gerard
bepergian ke berbagai tempat. Dari pendidikan agama yang diperolehnya serta
pandangan-pandangan aristoteles yang terpatri hatinya, Gerard menjadi begitu
tertarik pada ilmu Geografi.
Di tahun 1534 dia
kembali ke Louvain dan belajar matematika. Meskipun tidak memiliki latar ilmu
ini, Gerard dengan cepat menguasai matematika. Berkat bantuan Gemma Frisius, Gerard dapat
mengaplikasikan matematika dengan cosmography
(ilmu falak), astronomi, serta geografi. Selain belajar, Gerard juga mengajar
para mahasiswa.
peta pertama
Bersama Gemma
Frisius dan Van der Heyden, Gerard membuat peta bumi (globe) di tahun 1536.
Dengan pengaplikasian hitungan matematika serta data-data dari para pelayar
dunia, tata letak negara-negara yang tercatat saat itu dicetak dan dipahat pada
bongkahan tembaga. Kaisar Charles V sangat menyukai hasil kerja ini. Karya ini
membuat ilmu matematika dapat terilustrasikan, serta menjadi tantangan para
penjelajah untuk mencari tempat-tempat baru yang belum ditemukan sebelumnya.
Tentu saja bola dunia ini mengalami perubahan seiring kemajuan yang didapat
dari penemuan negara-negara yang saat itu masih berupa kerajaan-kerajaan yang
belum dikenal.
Gerard menikahi
Barbara Schelleken di bulan September 1536. Pada 31 Agustus 1537 lahirlah
putera pertama mereka (di akhir hayatnya, Gerard menjadi ayah dari 6 anak),
Arnold Mercator. Di tahun itu pula Gerard dan koleganya terdahulu membuat peta
bintang.
Peta yang
diproduksi Gerard di tahun 1540, diberi nama The Map of Flanders, dibuat untuk tujuan politik, karena pada saat
itu terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan kota-kota independen dan kota-kota
yang dilindungi (koloni).
Dalam proses
pembuatan peta dunia yang lebih lanjut, banyak sekali halangan yang didapat
Gerard. Ketidakakuratan, kesalahan informasi, pro dan kontra hingga klaim atas
siapa penjelajah daerah-daerah di dalam peta membuatnya kewalahan. Pada
akhirnya, di tahun 1541, Gerard mengeluarkan peta dunia yang pertama memakai
garis lintang
masuk dipenjara
Tiga tahun
berselang, Gerard ditahan di penjara istana Rupelmonde, dengan tuduhan mendapat
data dan informasi yang mencurigakan dalam membuat peta. Selama 7 bulan, Gerard
mendekam disana, dan di bulan september tahun 1544 akhirnya dia dibebaskan.
Sekembalinya dari
penjara, Gerard bekerja ekstra keras karena keadaan ekonomi keluarga sangat
minim. Beruntunglah dia berkenalan dengan John dee yang mau bekerja sama dengan
Gerard. Dengan bantuan John, Gerard mampu menyelesaikan bola dunia dilengkapi
posisi bintang-bintang dilangit dengan menggunakan model alam semesta yang
dibuat Coppernicus pada tahun 1551.
Sebuah bengkel
kerja mengenai Carthographic dibuka
Gerard di Duisburg setahun kemudian. Dan faktanya sebuah universitas yang mampu
mengantisipasi kebutuhan dalam pembuatan peta, buku, globe dan instrumen
matematika di kota itu telah direncanakan (Universitas itu berdiri di tahun
1562, dan menjadikan Gerard seorang pakar Geografi sekaligus pengajar disana).
Di kota itu juga,
di bulan Oktober 1554, Gerard menyelesaikan proyek pembuatan peta Eropa
terbaru. Peta yang cukup besar dengan ukuran 1,6 meter X 1,3 meter dan
menggunakan rancangan proyeksi Johannes Stabius. Peta inilah yang merubah
hidupnya. Semua berubah drastis,
kehidupan ekonomi hingga status sosial Gerard melambung. Berbagai
pesanan akan peta serupa datang silih berganti.
bersahaja dan dermawan
Keadaannya yang
jauh berubah itu, tak membuat Gerard lupa diri. Pengalaman masa kecilnya yang
hidup susah membuat dia tetap hidup sederhana, bahkan sebagian harta yang
didapatnya selalu dia sumbangkan untuk kaum miskin. Tak jarang di rumahnya,
Gerard membuat jamuan khusus untuk orang-orang marginal itu.
Di tahun 1569,
Gerard membuat peta dunia yang bisa dipasang di dinding dan disebut memakai
namanya, The Mercator Projection.
Peta ini sudah lengkap seperti peta yang kita lihat sekarang, dimana sudah
memakai garis lintang dan garis bujur. Selain itu, Gerard juga mengeluarkan
buku kumpulan peta-peta buatannya yang disebutnya sebagai Atlas. Beliau menamainya demikian untuk menghormati raja Mauritania,
Atlas, yang terkenal sebagai ahli filsafat, matematika, dan astronomi. Kumpulan
peta (Atlas) ini banyak mengalami
perbaikan tahun demi tahun.
Gerardus wafat
Gerard mengalami stroke pada 5 Mei 1590 yang
mengakibatkan tubuh bagian kirinya lumpuh. Keadaan ini membuat Gerard sangat
frustrasi, karena kini dia tak dapat lagi bekerja maksimal. Apalagi ditambah
matanya yang menjadi buta di tahun1592. Keadaan bertambah parah ketika Gerard
mengalami stroke yang kedua. Beliau
kehilangan kemampuan berbicara. Tak lama berselang, stroke yang ketiga membuat dia menutup mata untuk selama-lamanya
diawal tahun 1594. Sebuah karya terakhir Gerard yang tak selesai, berhasil
diterbitkan anaknya di tahun 1595.
Waktu demi waktu,
peta Gerard mengalami banyak pambaharuan. Para ahli geografi saling melengkapi
dan menambahkan banyak hal baru seiring penemuan-penemuan dan teknologi yang
juga mengalami kemajuan. Namun semua setuju, bapak pembuat peta dunia yang
menjadi pionir lahirnya Atlas yang kita kenal sekarang adalah seorang Gerardus
Mercator de Rupelmonde.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)