Hans
Berger adalah seorang professor psikiater dan direktur Klinik Universitas
Psikiater Jena dari tahun 1919 sampai dengan tahun 1938. Akan tetapi, dia
terkenal bukan karena hal itu. Dia menjadi tokoh dunia akibat kontribusinya
yang besar dalam penelitian aktivitas dan kesadaran otak manusia. Penelitian
ini bahkan membawanya pada penemuan sebuah alat yang mengubah khasanah ilmu
kedokteran. Namanya adalah Electroencephalogram (EEG).
Electroencephalogram
adalah sebuah alat yang mampu memvisualisasikan gelombang otak manusia ke dalam
bentuk grafik. Gelombang otak ini diukur berdasarkan beda pontensial yang
terjadi secara berulang-ulang di antara elektroda yang dihubungkan ke kepala
manusia.
Pada
awalnya, Berger membuat EEG hanya sebagai alat untuk mengukur gelombang otak
saja. Akan tetapi ternyata, lama kelamaan, EEG dijadikan sebagai alat yang
mampu mendiagnosis dan mengobati penyakit tertentu, seperti epilepsy dan tumor
otak. Dan hal ini sangat tidak ternilai harganya.
Karir
Hans Berger
Hans
Berger lahir pada tanggal 21 Mei 1873. Dia merupakan pria berkebangsaan Jerman,
tepatnya berasal dari kota kecil sebelah Utara Bavaria Neuses dekat Coburg.
Berger adalah anak seorang dokter, Paul Friedrich Berger. Ibunya, Anna Rückert
merupakan anak dari seorang penyair Jerman yang dikenal karena studinya dalam
bidang filosofi oriental. Dalam kehidupannya, Berger sangat dipengaruhi oleh
kedua orangtuanya. Itu sebabnya, Hans Berger banyak disebut sebagai seorang
ilmuwan-filsafat.
Hans
Berger lulus dengan kehormatan dari Gymnasium di Coburg. Kemudian dia mendaftar
di Universitas Berlin sebagai mahasiswa Astronomi pada tahun 1892. Tahun
berikutnya, dia menjadi relawan untuk tentara Jerman.
Keputusannya
untuk menjadi relawan militer hampir membuatnya mendapat kecelakaan fatal. Akan
tetapi saudara perempuannya memberi tahu sang ayah akan hal ini. Ayahnya yang
cemas segera mengirim telegram untuk memastikan hal itu. Dan untunglah, Berger
selamat. Kejadian yang dilakukan saudara perempuannya membuat Berger bingung.
Mengapa bisa saudara perempuannya itu tahu bahwa Berger akan mendapat
kecelakaan? Padahal mereka berjauhan dan tak pernah berkomunikasi. Berger
akhirnya sadar bahwa di antara dia dan saudaranya ada ikatan telepati yang tak
bisa dibuktikan dengan akal sehat.
Selepas
menjadi relawan militer di tahun 1893, Berger memulai pendidikan kedokterannya.
Dan akhirnya di tahun 1897, dia mendapat gelar dokter dan menjadi staf junior
dari klinik psikiater yang kelak menjadikannya direktur.
Di
tahun 1901, Berger menjadi dosen. Dan di tahun itu pula, dia mempubilkasikan
investigasi dan penelitiannya mengenai fungsi otak manusia dan catatan
ukurannya berdasarkan modifikasi peredaran darah. Dia menyelesaikan semuanya
dengan mempelajari denyut otak di dalam tengkorak pasien yang sudah cacat
akibat bedah operasi. Dan sejak itu, banyak pasien yang menawarkan diri untuk
ditelitinya. Tentu saja Berger tak menyia-nyiakan hal tersebut. Berkat mereka,
Berger mampu meneliti berbagai hal mengenai otak, baik dari segi keadaan,
penyakit, pengukuran, hingga tingkat kesadaran. Dia juga meneliti pengaruh
berbagai objek seperti cafein, morfin, campor, dan kokain terhadap otak
manusia.
Di
awal tahun 1902, dia menjadi terkenal. Hal ini karena dia mencatatkan
penelitiannya mengenai aktivitas cerebral korteks (otak) anjing. Akan tetapi
pada tahun 1910, dia merasa putus asa akan hasilnya yang tak begitu berarti.
Tak hanya itu, Berger juga mendapat jalan buntu akan penelitiannya mengenai
energi fisika yang mempengaruhi otak
Pada
saat perang dunia pertama, Berger ikut menjadi relawan di rumah sakit militer
di Rethel, Perancis. Hal ini karena dia ikut aliansi barat (Western Front). Sesudah
itu, dia kembali ke Jerman dan terpilih menjadi direktur klinik universitas
psikiater di Jena.
Dalam
beberapa tahun pertamanya sebagai direktur, Berger melakukan penelitian
mengenai hubungan antara otak dan jiwa. Akan tetapi dalam keadaan senggang dia
melakukan penelitian pribadi mengenai aktivitas elektrik di dalam otak. Dalam
kurun waktu ini, Berger dikenal sebagai orang yang disiplin. Waktunya banyak
tersita dalam penelitian.
Perang
dunia yang menyebabkan banyak korban rusak tengkoraknya mempermudah Berger
melakukan penelitian tentang aktivitas otak. Tentu saja karena lapisan
pelindung otak para pasien ini menjadi tipis. Stimulasi elektroda terhadap otak
mereka, terutama bagian korteks motorik pun dilakukan. Dan dia mendapat
kesimpulan bahwa di dalam otak manusia terdapat gelombang otak.
Peralatan
yang digunakan Berger sangatlah kasar. Dia menggunakan galvanometer cincin
Edelmann sebagai alat pencatatnya. Namun karena kepintaran dan kecerdasannya,
Berger akhirnya mampu menemukan suatu alat yang dapat mencatat gelombang otak
ini. Namanya adalah electroencephalogram (EEG) yang ditemukannya pada tanggal 6
Juli tahun 1924. Nama pasien yang membuatnya berhasil ini adalah seorang anak
muda bernama Zedel.
Berger
meneruskan penelitiannya selama 5 tahun sebelum akhirnya mempublikasikan alat
ini kepada umum. Pasiennya tak hanya orang yang mengalami gangguan kepala saja
tetapi juga orang yang normal. Dalam melakukan penelitian, dia menaruh
elektroda di bagian depan kepala dan dibagian belakang kepala.
Akhirnya,
saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Di tahun 1929, Berger mempublikasikan hasil
penelitiannya dalam suatu forum prestisius Archiv für Psychiatrie und
Nervenkrankheiten. Dan judul Über das Elektrenkephalogramm des Menschen menjadi
artikel pertama dari keempatbelas tulisannya mengenai EEG yang dipublikasikan
dalam kurun waktu 1929-1938. Dan artikel ketiganya mampu membuktikan adanya gelombang
otak.
Akhir
Hidup yang Tragis
Kehidupan
pribadi Hans Berger sangat membahagiakan. Dia menikah di tahun 1911 dengan
seorang asisten teknis kliniknya yang bernama Baroness Ursula von Bulow. Mereka
mempunyai empat orang anak, yaitu Klaus, Ruth, Ilse dan Rosemarie.
Meskipun
di dunia internasional Berger sangat berjasa atas semua penemuannya, di Negara
asalnya, Jerman, Berger tak banyak dipedulikan. Alasannya adalah karena paham
Nazi yang berkuasa di Jerman dan ketidakpercayaan pemerintah Jerman terhadapnya
yang pernah ikut ke dalam western front.
Di
tahun 1938, saat mengikuti kongres psikologi di Paris, Berger mendapatkan
penghinaan dari rakyat Jerman sendiri. Dia dipaksa untuk berhenti.
Laboratoriumnya dibongkar dan dia dipindahkan ke kota kecil bernama Bad Blankenburg
di Thuringia.
Di
tempat itu, Berger tak bisa meneruskan penelitiannya. Dia pun mengalami depresi
yang berkepanjangan. Dan pada tanggal 1 Juni 1941, dia mengakhiri hidupnya
dengan jalan menggantung diri. Sungguh akhir hidup yang sangat tragis bagi
seorang ilmuwan berjasa seperti Hans Berger. Dia tak pernah tahu bahwa
penemuannya kini sangat berguna bagi kehidupan manusia. Terutama dalam hal diagnosis
penyakit yang berhubungan dengan otak.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, April 2010
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)