Semua orang tentu mengetahui jeruk.
Buah populer satu ini mempunyai sensasi yang segar di lidah kita, campuran dari
rasa asam, manis dan sedikit pahit. Takayal lagi, semua orang pasti gemar
menyantap si buah bulat ini.
Jeruk sendiri,
merupakan buah tahunan yang berasal dari Asia. Buah bernama latin Citrus sp. ini dipercaya berasal dari
Cina. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia, baik
secara alami maupun dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah
peninggalan orang Belanda yang mendatangkannya dari Amerika dan Itali.
Mengatasi
sariawan pastilah hal pertama yang kita pikir ketika ditanya manfaat buah
jeruk. Tetapi tahukah kita, bahwa ternyata manfaat jeruk itu sangat banyak
sekali, sehingga sayang jika kita melewatkan hari-hari kita tanpa memakan buah
jeruk.
Jeruk kaya akan vitamin dan mineral
serta zat gizi esensial lainnya, meliputi karbohidrat (zat gula dan serat
makanan), potasium, folat, kalsium, niasin, vitamin B6, fosfor,magnesium, tembaga,
riboflavin, asam pantotenat, dan 170 senyawa fitokimia. Keunggulan lainnya,
jeruk tidak mengandung kolesterol, sodium serta lemak. Sedangkan kandungan
kalorinya rendah, dimana sebuah jeruk segar berukuran sedang hanya mengandung
60-80 Kkalori.
Karbohidrat yang terkandung di
dalam jeruk merupakan karbohidat sederhana antara lain glukosa, sukrosa dan
fruktosa. Sedangkan seratnya merupakan karbohidrat kompleks non pati yang baik
untuk kesehatan. Serat ini berfungsi sebagai pengikat zat-zat gizi yang larut
dalam air pada matriks gel, sehingga ikatan kompleksnya dapat membuat lambung
kita tetap terisi secara lama. Keadaan ini artinya akan memperpanjang rasa
kenyang, maka proses pencernaan dan penyerapan makanan juga menjadi lama.
Secara tidak langsung, laju penyerapan glukosa juga menjadi lambat, dan hal ini
dapat membantu mencegah naiknya kadar gula darah. Serat yang ada pada jeruk
berguna sekali dalam menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat proses
reabsorpsi asam empedu. Mengkonsumsi sebuah jeruk segar ukuran sedang dalam
sehari, dipercaya cukup untuk pemenuhan kebutuhan zat itu bagi tubuh, yang
disarankan sekitar 25 gram per hari.
Vitamin C yang terkandung dalam
jeruk, memegang peranan dalam proses pembentukan kolagen yang merupakan
komponen dasar pembentuk jaringan penghubung dalam tubuh. Kolagen yang
terbentuk secara optimal sangat diperlukan dalam pembentukan ligamen, dentin,
kulit, tendon, tulang serta pembuluh darah. Kolagen juga membantu proses
penyembuhan luka serta perbaikan jaringan.
Selain hal tersebut diatas, vitamin
C juga berperan dalam proses penyerapan zat besi non organik (zat besi dari
makan nabati) sehingga dapat mencegah dan membantu penyembuhan anemia.
Vitamin C juga bertindak sebagai
antioksidan yang dapat membantu mencegah kerusakan sel tubuh akibat
aktivitas molekul radikal bebas. Salah
satu antioksidan ini yaitu polimetoksilated flavones (PMFs). Dalam tubuh,
molekul radikal bebas ini, akan mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan
akibat radikal bebas akan berimplikasi pada timbulnya beberapa penyakit,
termasuk kanker.
Secara signifikan, dari hasil
penelitian, vitamin C yang dikonsumsi secara benar, seperti dari jeruk, dapat
mencegah kenaikan LDL (suatu jenis kolesterol ‘jahat’ dimana jika kadar LDL
teroksidasi tinggi akan mengakibatkan timbulnya penyakit jantung). Enzim pektin
yang terdapat pada jeruk dapat memperkecil penyumbatan pembuluh darah kemudian
PMFs juga dapat menurunkan LDL sebesar 40 % akibatnya risiko terkena penyakit
jantung menjadi kecil kemungkinannya. Penelitian lain menyebutkan bahwa dengan
mengkonsumsi jeruk dapat menekan risiko stroke sebesar 19%.
Beberapa penelitian epidemiologi,
memperlihatkan hubungan yang cukup berarti antara asupan vitamin C dengan
risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler, kegemukan dan kencing manis.
Tingkat konsumsi makanan dengan
kandungan folat tinggi, seperti yang terkandung di dalam jeruk segar atu jusnya
akan meningkatkan kadar folat yang berpengaruh terhadap turunnya kadar homocysten, yaitu zat yang bersifat racun
bagi dinding pembuluh darah. Turunnya kadar homocystein
ini tentu berkaitan erat dengan turunnya kemungkinan terkena penyakit
kardiovaskuler seperti yang tercantum di atas. Folat juga membantu produksi DNA
dan RNA serta pematangan sel-sel darah merah, yang pada akhirnya dapat mencegah
penyakit anemia. Konsumsi folat per hari disarankan sekitar 180 mcg untuk
wanita, dan 200 mcg untuk pria. Sebagian kebutuhan itu sudah dipasok dari
jeruk.
Kandungan potasium yang ada jeruk
mempunyai peran dalam memelihara keseimbangan asam dan air dalam tubuh. Sebagai
komponen penting elektrolit, potasium juga berfungsi dalam proses transmisi
impuls saraf ke otot, proses kontraksi otot, dan menjaga tekanan darah normal.
Konsumsi potasium per hari disarankan sebanyak 2000 mg per hari, yang
sebagiannya didapat dari sebuah jeruk segar berukuran sedang dengan kadar
potasiumnya sekitar 500 mg.
Kasus defisiensi potasium memang
jarang terjadi. Tetapi perhatian para
dokter biasanya lebih kepada rasio perbandingan potasium terhadap iodium yang
memang mengakibatkan penyakit kronis apabila rasionya tinggi.
Selain hal itu, penelitian
epidemiologi yang lain menyebutkan bahwa mengkonsumsi jeruk segar atau jusnya
mempuntai efek yang sangat baik terhadap kanker dibandingkan langsung mengkonsumsi
suplemen vitamin C dosis tinggi.
Menurut hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT), penyakit kanker saat ini menduduki urutan keenam sebagai
penyakit yang mengakibatkan kematian setelah kecelakaan, penyakit infeksi,
penyakit jantung, diare dan stroke. Dokter Suhartati, Ph.D., kepala bagian
Radiologi RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran UI, menyebutkan bahwa
penyakit kanker disebabkan oleh pola hidup tidak sehat, seperti kurang
mengkonsumsi buah dan sayuran, pendernaan udara, air dan bahan kimia, polusi,
serta kebiasaan merokok. Pengidap kanker di indonesia 17 % adalah kanker mulut
rahin, 11 % kanker payudara, 7 % kanker kulit, dan 5 % kanker nasopharinx (bagian atas tekak di
belakang hidung), serta sisanya adalah
pengidap kanker hati, paru-paru dan leukeumia. Tim peneliti The Commonwealth Scientific and Industrial
Research (CSIRO) mengungkapkan bahwa mengkonsumsi jeruk dapat meredam
risiko kanker mulut, larinx, dan
kanker perut sampai dengan 50 %.
Vitamin C dalam jeruk juga memegang
kunci penting dalam penghambatan penyakit katarak. Hal ini terjadi dengan cara
penghambatan oksidasi lensa mata oleh antioksidan jeruk. Dari hasil
penelitiannya dikatakan bahwa individu yang mengkonsumsi vitamin C dan
karotenoid tinggi mempunyai kemampuan terkena katarak lebih rendah.
Jeruk sebagai sumber vitamin C,
juga mempunya efek pencegahan terhadap proses pengeroposan tulang, (osteoporosis), batu ginjal, gangguan
fungsi kognitif dan asma. Tetapi dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
pembuktian secara ilmiahnya.
Untuk pemeliharaan kesehatan dan
menjaga kecukupan cadangan vitamin C dalam tubuh, disarankan untuk mengkonsumsi
vitamin C sebanyak 30-100 mg per hari. Kebutuhan ini sudah cukup terpenuhi
dengan mengkonsumsi sebuah jeruk segar berukuran sedang, dimana kandungan
vitamin C nya sekitar 70 mg, atau setara dengan meminum 225 mL jus jeruk per
hari. Walaupun beberapa penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi di atas 200 mg
vitamin C per hari dapat mencegah timbulnya penyakit kronis. Jadi, selamat
menyantap jeruk.
Dimuat di HU. Pikiran Rakyat, Juni 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)