Di
zaman sekarang ini, tak perlu menunggu musim hujan untuk mendapatkan jamur.
Kapanpun dan dimanapun kita bisa mengolah dan menyantap jamur. Berbeda dengan
dulu, jamur didapat dengan cara memungut langsung dari alam tanpa budidaya.
Jamur tak hanya disukai orang-orang
semoderen sekarang, raja-raja Mesir dan Yunani kuno di abad sebelum masehi
konon menyukainya. Rasanya yang lezat menjadikan jamur disebut sebagai makanan
para dewa seperti halnya coklat.
Makan
untuk enak dan kenyang bukan lagi alasan utama masyarakat mutakhir dalam
mengisi perut. Khasiat, manfaat dan gizi yang dikandung bahan makanan, kini
menjadi prioritas pilihan. Tujuannya tentu saja untuk kesehatan tubuh. Tak
heran berbagai jenis jamur menjadi bagian dari menu favorit.
Kandungan
gizi jamur
Dari
hasil penelitian, jamur yang biasa kita makan, rata-rata mengandung 14-35 %
protein. Dibadingkan dengan beras (7, 38 %) dan gandum (13,2 %), jamur berkadar
protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada 9 jenis
dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu Lysin, methionin, tryphtofan,
theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Sedangkan besar
kalori yang dikandung jamur adalah 100 kj/100 gram dengan 72 % lemak tak jenuh
(unsaturated). Jamur juga kaya akan vitamin diantaranya B1 (thiamin), B2
(riboflavin), niasin dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca,
Na, Mg, Mn, Zn dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, kandungannya
7,4- 24,6 % sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Menurut hasil riset di Massachusset
University, Riboflavin, asam nicotinat, panthotenat dan biotin (Vit B) yang ada
pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak.
Pleurotus ostreatus
Senada dengan penelitian tersebut,
secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang
bernama latin Pleurotus Ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut
sebagai Oyster Mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor,
menurunkan kolesterol serta bertindak sebagai anti oksidan.
Jamur tiram, di Jepang disebut
sebahai Hiratake, mengandung protein 19-30 %, karbohidrat 50-60 %, asam amino,
vit B1, B2, B3, B5, B7, Vitamin C, Mineral Calsium, Besi, Mg, Fosfor, K,P, S,
Zn. Menurut penelitian, kandungan logam
yang ada pada jamur masih jauh di bawah ambang abtas yang ditetapkan
Undang-Undang Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun
1954, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Dari penelitian yang dilakukan
Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi
yang sangat bagus, dimana 100 % sayuran, mengandung protein tinggi, kaya
vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori, bagus untuk liver,
pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan,
antiviral (anti virus), anti kanker, mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang
enak pula.
Dari
penelitian lain yang dilakukan Dept. sains Kementrian Industri Thailand,
didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 %, karbohidrat
50,59 %, serat 1,56 %, lemak 0,17 %. Per 100 gram jamur tiram segar, mengandung
45,65 kj kalori; 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin
B1; 0,75 mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C. selain itu jamur tiram juga
mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.
Dibandingkan dengan daging ayam yang kadungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya
25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram dan vitamin Cnya 0,0 gram maka
kandungan gizi jamur masih lebih komplet. Sehingga tidak salah apabila
dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Hasil
dari penelitian Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava
tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah
dilakukan studi pada sebuah grup dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia
setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka
mengkonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara
statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan
trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram disini dikatakan mempunyai efek
antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.
Beta D Glucans
Sejak
tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur,
dan beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida khususnya Beta – D –
Glucan yang mempunyai efek positif sebagai anti tumor, anti kanker, anti virus
(termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri dan dapat
meningkatkan system imun. Pada jamur tiram produk ini disebut sebgai plovastin
yang dipasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya
statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh
manusia).
Beta-D-glucans
yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada
krim, salep, suspensi atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini sudah
digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), dimana
konsentrasinya 0,5-2 %. Mekanismenya sendiri adalah dengan cara mengikat air
sehingga kulit menjadi lembab dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap
121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya
73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total.
Ganoderma
Sedangkan menurut para peneliti di
Jepang dan China,
jamur Ganoderma (spesies applanatum dan Lucidum), ekstrak
rebusan keduanya bermanfaat untuk system kekebalan tubuh. Keduanya mengandung
senyawa polisakarida Beta – D- Glcans dengan rantai panjang , sekita 8 buah yang
berkhasiat sebagai anti tumor, serta mengandung asam polioksigenasi tetrasiklik
triterpen yang disebut asam apllanoksalat A-H yang menunjukan aktivitas
terhadap Epstein-Barr virus Early Antigen (EBV-EA) yakni virus aktif yang
terbentuk dari sel ragi yang dirangsang bahan pengaktif sel (tetra
dekanoiforbol-0-13-asetat). Jamur Ganoderma juga sangat baik untuk
mengobati alergi, asma, hepatitis, hepatitis B laten, TBC, rasa nyeri,
menurunkan panas, memperbaiki pencernaan, mencairkan dahak dan secara umum baik
untuk paru-paru.
Selain
banyaknya zat berguna di dalam jamur, kita juga harus hati-hati dalam
mengkonsumsinya. Tak semua jamur bermanfaat, ada juga yang beracun, bahkan ada
juga jamur yang kini dilarang untuk dibudidayakan dan dikonsumsi oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO), salah satunya yaitu jamur yang biasa dipakai untuk
ritual suku Indian, orang India dan China yang ternyata merupakan jamur
bergolongan Psilocybe.
Jamur berbahaya
Jamur
Psilocybe mengandung zat yang disebut sebagai psilosibin yaitu
senyawa kimia yang menyebabkan orang yang memakannya mengalami halusinasi atau
kita biasa menyebutnya fly.
Senyawa beracun lain yang umumnya
ada pada jamur liar adalah kholin, Falin, Atropin dan asam helvet yang
kesemuanya mematikan hanya dengan dosis kecil. Sedangkan contoh Amanita,
Lepoita, Russula, Collybia dan Boletus. jamur yang bercun itu antara lain
jamur Jadi berhati-hatilah dalam mengkonsumsi jamur.
@niaharyanto
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)