Laman

2.2.13

Kandungan dan Multi Manfaat Saffron


            Saffron selama ini banyak dikenal sebagai bumbu dapur yang membuat makanan bercita rasa khas. Sulitnya mendapatkan saffron serta harganya yang sangat mahal, membuat makanan ber-saffron ini hanya disantap oleh kalangan atas. Namun pun demikian, tak ada salahnya kita mengenal kandungan dan manfaat dari bumbu super mahal ini.
kandungan saffron
            Saffron memiliki lebih dari 150 komponen aroma yang volatile (mudah menguap), dan komponen non volatile. Sebagian dari komponen tersebut, termasuk kepada golongan karotenoid seperti zeaxanthin, lycopen, serta α-karoten dan β-karoten. Warna saffron sendiri dikendalikan oleh turunan karotenoid jenis crocin. Misalnya saja, saffron kuning-merah komponen utama zat warnanya adalah α-crocin, dengan nama lengkap trans-crocetin di-( β-D-gentiobiosyl)ester atau nama IUPAC nya 8,8-diapo-8,8-carotenoic acid.
            Crocin adalah golongan karotenoid hidrofil (senang air = bisa larut di air) yang merupakan monoglycosyl atau diglycosyl polyene ester dari crocetin. Crocetin sendiri merupakan bentuk konjugasi polyene dicarboxylic acid yang hidrofob (takut air = tak bisa larut di air) dan hanya bisa larut dalam minyak. Ketika crocetin teresterifikasi dengan dua gentibiosa yang larut di air (yakni gula), produk akhirnya menjadi larut di air. Pigmen warna crocin ini mengisi 10 % dari massa saffron. Kelarutannya yang tinggi di dalam air menjadi sebab, mengapa saffron cukup baik untuk dipakai sebagai pewarna makanan.
            Rasa saffron yang konon berasa sedikit pahit, dikendalikan oleh zat kimia golongan glukosida yakni picrocrocin. Picrocrocin memiliki rumus kimia C16H26O7, dan nama sistematis 4-( β-D-glucopyranosyloxy)-2,6,6-trimethylcyclohexa-1-ene-1-carboxaldehyde) merupakan gabungan sub elemen aldehid yang dikenal sebagai safranal ( 2,6,6-trimethylcyclohexa-1,3-dien-1-carboxaldehide) dan karbohidrat.
            Picrocrocin adalah versi terpotongnya karotenoid zeaxanthin dan glikosida dari terpene aldehyde saffranal pada masa pembelahan oksidatif (zeaxanthin  alami pada manusia ada di bagian retina mata ).
            Safranal mengendalikan aroma saffron karena berupa gas volatil. Saffranal juga mengandung senyawa insektisida yang banyaknya sekitar 4 % dari masa saffron kering. Safranal kurang pahit dibanding picrocrocin. Gas lain yang juga berperan dalam aroma saffron adalah 2-hydroxy-4,4,6-trimethyl-2,5-cyclohexadie-1-one dan banyak digambarkan sebagai aroma yang menyerupai jerami.
            Selain zat-zat diatas, saffron mengandung berbagai elemen penting seperti kalori (1 %), lemak tak jenuh (0,01 %), protein (0,02 %), karbohidrat (0,11 %), pottasium serta vitamin C.
manfaat saffron
            Selain sebagai bumbu dan pewarna berbagai resep makanan, saffron ternyata sejak zaman Yunani kuno sudah dipakai sebagai bahan baku minyak wangi, obat salep, potpourris, maskara, properti ritual keagamaan hingga untuk pengobatan luar dalam. Aulus Cornellius Celsus, seorang tabib saat itu, membuat resep obat untuk luka, batuk, sakit perut, hingga penyakit kulit memakai saffron. Menurut catatan, ratu Mesir ternama, Cleopatra, senang menggunakannya di kamar dan kamar mandi, yang membuat suasana ruangan menjadi semerbak dan melankolis. Dan di Mesir juga, saffron digunakan sebagai obat berbagai penyakit. Sedangkan orang Persia banyak yang menganggap saffron sebagai aprodisiac (zat penambah gairah).
            Dunia pengobatan moderen menemukan fakta bahwa ternyata zat-zat yang dikandung saffron (karotenoid dan elemen-elemn lainnya) dapat menangkal radikal bebas (anticarcinogenic dan supresor kanker) penyebab sel kanker, zat pencegah mutasi gen (antimutagenic), immunomodulating, serta zat antioksidan.

Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)