Sebentar lagi
tanggal 14 Februari tiba. Hampir semua orang di dunia merayakan hari kasih sayang
atau hari cinta. Meskipun di Indonesia banyak pro dan kontra dengan kehebohan
kebiasaan luar negeri ini, tak ada salahnya jika kita tahu seperti apa isi
kepala alias otak manusia saat sedang jatuh cinta. Toh, bukankah setiap hari
adalah hari yang penuh cinta?
Otak
manusia normal vs otak manusia yang sedang jatuh cinta
Gambaran otak manusia yang normal
dengan otak manusia yang sedang jatuh cinta ternyata berbeda. Hal ini
berdasarkan pada penelitian kognitif dan fungsional otak dari hasil
perbandingan tes MRI. MRI sendiri adalah tes yang menggunakan medan magnet dan pulsa energi gelombang
radio untuk membuat gambar organ
dan struktur di dalam tubuh.
Dan
dalam penelitian ini, otak yang menjadi sampelnya.
Hal yang menjadikan gambaran otak
manusia normal dan otak manusia yang sedang jatuh cinta itu berbeda, menurut
para penelitinya, itu karena berbedanya jumlah cairan kimia otak
(neurotransmitter) pada keduanya. Stephanie Ortigue, asisten profesor
psikologi dari Syracuse
University, New York,
Amerika Serikat, yang merupakan kepala penelitian ini menyatakan bahwa gambaran ini
menjelaskan tentang bagaimana jaringan yang satu dengan yang lain yang saling berinteraksi. Dan ini tentu saja dipicu oleh
kadar cairan kimia otak (neurotransmitter) di dalam otak tersebut. Dengan
mekanisme yang sama, saat depresi dan patah hati juga, otak akan memberikan
penampakan yang berbeda daripada otak yang normal.
Gambaran otak manusia yang sedang
jatuh cinta
Gambaran otak dari manusia yang
sedang jatuh cinta berdasarkan tes MRI bisa dilihat pada dua gambar di bawah
ini.
Gambar otak tampak samping
|
Gambar otak tampak atas
|
Untuk lebih menjelaskan kaitan hasil
tes MRI dengan gambaran fungsional otak yang terjadi saat jatuh cinta, gambar
otak di atas dapat digambarkan lagi ke dalam sebuah gambar grafis berikut.
Nah, dari gambar grafis di atas
dapat terlihat jelas, area-area otak mana saja yang lebih aktif saat jatuh
cinta dibandingkan dengan area lainnya yang cenderung tetap. Area-area otak
yang lebih aktif saat jatuh cinta dapat terlihat dari warnanya yang merah dan
merah muda. Mengapa demikian? Hal ini terkait dengan kadar cairan kimia otak
(neurotransmitter) yang ada pada saat jatuh cinta tersebut.
Hal-hal
yang terjadi pada otak saat jatuh cinta
Pada saat orang jatuh cinta, menurut
para peneliti dari Syracuse University, New York, Amerika Serikat, beberapa hal di bawah ini akan
terjadi.
- Munculnya area otak yang lebih aktif daripada area yang lain. Area-area tersebut diantaranya adalah area girus dorsolateral bagian tengah-depan; area insula; girus temporal superior; girus angular; korteks occipital; korteks occipitotemporal; temporal ventral; inti kaudatus; thalamus; cingulated anterior; hippocampus posterior; dan juga girus precentral.
- Naiknya kadar kortisol dalam darah di otak dan tubuh. Hal ini akan menyebabkan tingkat stres yang tinggi; kesigapan tubuh yang tinggi; dan menurunnya sensitivitas terhadap rasa sakit.
- Naiknya kadar dopamine. Hal ini akan menyebabkan tingkat kesenangan yang tinggi; munculnya motivasi yang tinggi; dan menurunnya tingkat kesedihan.
- Naiknya kadar oksitosin. Hal ini akan menyebabkan tingkat kepercayaan yang tinggi; limpahan rasa sayang yang tinggi; dan menurunnya tingkat ketakutan.
- Naiknya kadar vasopressin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan gairah seksual; peningkatan daya tarik fisik; dan penurunan rasa gelisah.
- Turunnya kadar serotonin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan pemikiran yang obsesif serta peningkatan agresivitas diri.
- Naiknya kadar estrogen dan testosteron. Hal ini akan menyebabkan peningkatan gairah seksual; peningkatan daya tarik fisik; dan penurunan rasa gelisah.
- Naiknya kadar adrenalin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan gairah seksual; ketertarikan; dan juga penurunan rasa gelisah.
- Tak hanya naik-turunnya hal-hal yang fungsional, hal-hal kognitif juga akan tampak. Seperti peningkatan citra diri; munculnya pandangan bahwa pasangan terlihat menarik; munculnya perhatian yang lebih pada pasangan; timbulnya focus yang berlebih terhadap pasangan; serta munculnya kemampuan memahami pasangan secara optimal.
Jika dilihat dari penjelasan di atas,
jatuh cinta ternyata banyak memberikan hal-hal yang positif. Oleh karena itu,
tidak salah jika kita tak hanya jatuh cinta di hari valentine saja, bukan? Mari
jatuh cinta setiap saat.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)