Sejarah perjalanan Saffron dimulai sejak lebih dari 3000
tahun yang lalu. Dimulai dari pendomestikasian spesies liar, Crocus cartwrightianus yang dipilih
berdasarkan panjangnya stigma. Spesies tersebut kemudian saling dikawinkan
(breeding) dan menghasilkan spesies mutan steril triploid, yang diberi nama Crocus sativus. Spesies ini baru muncul
pada akhir zaman perunggu.
dokumentasi saffron
Para
ahli percaya bahwa saffron baru
terdokumentasikan di abad ke-7 sebelum masehi, berdasarkan catatan orang-orang Assyria yang terkompilasi di Ashurbanipal. Setelah itu,
barulah dokumentasi tentang saffron banyak
dibuat termasuk catatan orang Spanyol yang memakai saffron sebagai obat dari lebih 90 macam jenis penyakit. Dalam
cerita lain disebutkan bahwa saffron sering
dipakai dalam ramuan sihir untuk berbagai penyakit aneh.
Secara perlahan saffron digunakan sebagai bumbu dan obat
di kawasan Mediterania. Kebiasaan dan pembudidayaan tanaman ini kemudian
menyebar ke daerah Eurasia yang
berkesinambungan ke daerah Afrika dan Amerika Utara. Dalam beberapa dekade,
pertanian tanaman ini meluas hingga ke daerah Oceania. Bangsa Mediterania bahkan membuat gambaran tentang saffron yang digunakan sebagai obat terapi
pada sebuah lukisan yang dibuat pada sekitar tahun 1500-1600 SM. Hal ini
memberi dampak penjelajahan bangsa Yunani yang kemudian berburu saffron ke Cicilia dengan tujuan
mendapat saffron sebagai barang yang
cukup berharga.
Legenda lain
menyebutkan bahwa Crocus sativus, bunga
penghasil saffron, sebagai tanaman
mempesona yang bisa menghasilkan harta. Mungkin benar adanya, karena saat itu,
bangsa Mediterania kuno sudah dapat membuat parfum serta berbagai macam obat
dan alat bersolek dari saffron yang
bernilai jual cukup tinggi. Bahkan Ratu Mesir, Cleopatra, sangat menyenangi
serbuk yang dihasilkan bunga Crocus ini.
Saffron masuk ke Perancis sekitar abad ke-8 SM. Di beberapa tempat saffron sudah banyak digunakan sebagai
seduhan seperti teh yang berkhasiat sebagai pembuat rasa nyaman, melankolis dan
aprodisiak.
Zat pewarna dasar
yang ada dalam saffron sendiri konon telah
ditemukan pada 50 000 tahun yang lalu
(zaman pra sejarah) oleh manusia purba saat itu dan tepatnya berada di Irak.
Tak heran bila di abad sebelum masehi, saffron
telah dipakai sebagai pewarna, baik pewarna makanan maupun pewarna kain. Tulisan - tulisan tentang saffron semakin banyak tersebar, bahkan
orang Yahudi memberi perhatian khusus pada saffron
dengan diceritakan serbuk ini pada song
of Solomon. Sedangkan orang Persia
kuno semakin meningkatkan pembudidayaan tanaman ini di Derbena, Isfahan, dan Khorasan
pada abad ke-10 sebelum Masehi.
Pada masa pendudukan Asia, Alexander Agung memakai saffron dalam obat-obatan, makanan hingga air untuk mandi sebagai
penyembuh luka-luka perang. Cara-cara ini ditiru para prajuritnya ketika pulang
ke Yunani.
Saffron di China
Teori yang
menyebutkan saffron datang dari Asia selatan menjadi bahan konfik. Bagaimana tidak,
orang-orang Kashmir dan China mengatakan
bahwa saffron ada di daerah mereka
antara 900 -2500 tahun yang lalu. Akan tetapi berdasarkan sejarah Persia kuno, saffron sudah ada disana sejak 500 tahun
sebelum masehi dan itu mematahkan pendapat orang yang berkonflik, dan justru
Kashmir mendapat pendomestikasian saffron
semasa terjadinya invasi Persia dalam mengkolonisasi Kashmir. Sedangkan China
mengadopsi saffron saat terjadi
invasi Mongolia
yang mendapatkannya dari Persia.
Buku teks China kuno yang menyebutkan saffron, salah satunya adalah Shennong
Bencaojing volume 40 (Shennong’s
Great Herbal, dikenal juga sebagai Pen
Ts’ao atau Pun Tsao) di tahun
200-300 SM. Selain itu ahli pengobatan China, Wan Zen menyatakan bahwa saffron yang ada di China berasal dari saffron kashmir,
dimana orang-orang menggunakannya dalam ritual keagamaan dan penghormatan
kepada Buddha. Wan juga menjelaskan tentang penggunaan saffron saat itu.
Saffron di Eropa
Di Eropa, pembudidayaan saffron
terjadi setelah kemunduran dan jatuhnya kekaisaran Roma. Saffron diperkenalkan ketika peradaban moorish menyebar ke Spanyol, Perancis
dan Itali.
Ketika berlangsung masa kegelapan di abad ke-14, permintaan akan saffron melambung. Saffron harus diimpor melalui kapal-kapal Venesia dari Mediterania.
Selama periode itu, terjadi masalah yang disebut sebagai perang saffron. Disini banyak terjadi
pembajakan saffron. Saffron yang dibajak tadi menyebar ke
berbagai wilayah diantaranya Basel
yang kemudian menjadi tempat pembudidayaan. Budidaya dan perdagangan ini meluas
ke Nuremberg
yang akhirnya menjadi tempat pemalsuan saffron
akan tetapi dalam beberapa waktu, hal tersebut dapat teratasi.
Tak lama setelah kasus Nuremberg,
penyebaran budidaya menyebar melalui Inggris terutama Norfolk dan suffolk yang dinamai sebagai Essex town of saffron walden. Hal ini
dikarenakan panen yang dihasilkannya merupakan saffron berkualitas tinggi di Inggris yang menjadikan tempat itu
sebagai pusat perdagangan saffron.
Akan tetapi budidaya dan penggunaan saffron sebagai bahan bumbu eksotik di
Eropa semakin tergeser dan mengalami pemunduran seiring meluasnya makanan-makanan
eksotik lainnya seperti coklat, teh, kopi serta vanila. Hanya di Perancis
selatan, Itali dan Spanyol keadaan ini tidak terjadi.
Saffron di Amerika
Di tahun 1730,
seorang Belanda keturunan Amerika (Pensilvania) mengembangkan budidaya saffron di Pensilvania. Ketika terjadi
kolonisasi, bangsa Spanyol membawa saffron
ini ke Amerika, sehingga di Philadelphia
saffron masuk jajaran komoditi
termahal yang sebanding dengan emas.
Perdagangan saffron di Karibia mengalami kejatuhan saat terjadi
perang di tahun 1812. Hal ini terjadi karena kapal-kapal pengangkutnya banyak
yang hancur akibat perang tersebut. Akhirnya orang-orang disana hanya
menggunakan saffron sebagai kebutuhan
interen saja, seperti untuk membuat masakan, kue, ataupun seduhan teh (tanpa
ada perdagangan besar-besaran seperti sebelumnya). Pembudidayaan saffron di Amerika yang terus berjalan
hingga zaman moderen seperti sekarang ada di Lancester County,
Pensilvania
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)