Bulan puasa merupakan kesempatan emas
dalam mendulang pahala. Tak hanya ibadah yang besar, bahkan tidur orang yang
berpuasa konon merupakan ibadah yang akan diberi pahala oleh Allah swt. Tapi
tentu saja, puasa yang dijalani harus sesuai dengan syariat yang berlaku.
Dalam menjalankan puasa, seringkali
tubuh kita mendapatkan banyak gangguan dan halangan. Gangguan dan halangan ini
kadangkala mengurangi kekhusyukan kita dalam menjalani ibadah yang dijalankan
sebulan dalam setahun. Akibatnya, kita hanya merasakan lapar dan haus saja.
Halangan dan gangguan di kala puasa itu
banyak jenisnya. Mulai dari gangguan mulut hingga gangguan di ujung saluran
pencernaan kita, yaitu usus besar. Untuk itulah, supaya puasa menjadi nyaman,
aman, dan khusyuk, kita wajib mengenali, mewaspadai, dan mampu menyikapi segala
gangguan pada tubuh tersebut. Apa sajakah gangguan yang sering menimpa tubuh
kita pada saat puasa?
Sariawan
Sariawan adalah gangguan yang paling
banyak terjadi selama kita berpuasa. Meski sepele, gangguan ini seringkali
mengganggu. Ya, bagaimana tidak, penyakit yang timbul di rongga mulut ini
sangat perih dan tak hanya dirasakan ketika siang hari saat kita berpuasa saja.
Bahkan sesudah berbuka puasa pun, menyantap makanan yang seharusnya membawa
kenikmatan tetap saja menyiksa.
Sariawan biasanya timbul akibat kulit
dalam rongga mulut yang tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas dan
pedas, kekurangan vitamin C, kekurangan zat besi, kebersihan mulut yang tidak
terjaga, hingga adanya kelainan saluran pencernaan. Namun pada saat kita puasa,
sariawan terjadi biasanya karena tubuh kekurangan vitamin C. Untuk itulah,
mengonsumsi vitamin C yang cukup saat berbuka dan sahur merupakan cara yang
paling efektif dalam mencegah dan mengobati sariawan ini. Caranya bisa dengan
mengonsumsi suplemen vitamin C secara langsung ataupun dengan makan buah-buahan
yang kaya akana vitamin C seperti jambu batu dan jeruk.
Maag
Setelah sariawan, sakit maag adalah
gangguan yang juga sering hadir mengisi waktu puasa. Penyakit yang satu ini tak
hanya menghinggapi orang yang terbiasa dengan penyakit ini. Bahkan orang yang
sebelumnya tak pernah mempunyai gejala sakit maag, bisa terjangkiti.
Penyebabnya sederhana, yaitu karena lambung kaget dan belum terbiasa dengan
pola makan yang berubah drastis. Alhasil, perut perih melilit dan juga kembung.
Untuk menyikapi penyakit yang satu ini, ada
banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya saja mengonsumsi makanan yang aman
yang tidak bersifat memancing pengeluaran asam lambung yang berlebih, seperti
makanan asam dan pedas, serta kopi dan soda. Tak hanya itu, mengonsumsi obat
maag sesudah berbuka dan sesudah sahur juga mampu mengurangi risiko munculnya
penyakit maag di siang hari saat kita berpuasa.
Tekanan darah rendah dan kurang darah (anemia)
Tekanan
darah rendah dan kurang darah (anemia) seringkali muncul saat kita berpuasa.
Hal ini tentu saja karena tubuh kekurangan banyak zat selama berpuasa. Gejala
yang muncul biasanya adalah keringat yang berlebihan, tubuh lemas, letih, lesu,
tidak bertenaga, pucat, serta pusing saat bangun dari posisi duduk.
Untuk
menyikapi kondisi tekanan darah rendah dan juga kurang darah (anemia) saat
berpuasa, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya saja adalah mengonsumsi
cairan isotonik ketika berbuka dan sahur dalam jumlah yang lebih banyak; mengonsumsi
makanan penambah tekanan darah seperti sayur-sayuran hijau dan hati; serta jika
diperlukan, konsumsilah suplemen penambah darah saat berbuka atau sahur.
Sakit kepala
Sakit
kepala juga sering menyerang saat kita berpuasa. Penyebabnya bisa macam-macam,
misalnya saja karena merokok dan minum kopi di siang hari; pekerjaan yang
menuntut banyak tenaga; serta menahan rasa kantuk dan juga kurang tidur. Sakit
kepala ini bisa semakin parah jika dibarengi dengan penyakit tekanan darah
rendah.
Untuk
gangguan sakit kepala saat puasa, berhentilah mengonsumsi kopi dan rokok selama
puasa. Tak hanya itu saja, pengaturan pola tidur juga akan sangat membantu.
Gula darah rendah
Saat
berpuasa, kadar gula dalam darah kita akan rendah. Pada saat itu biasanya
muncul gejala lesu, pusing, lelah, susah berkonsentrasi, berkeringat, dan sakit
kepala. Gejala yang sama seringkali muncul sesaat setelah kita berbuka. Hal ini
terjadi karena kadar gula dalam darah secara drastik naik. Seiring waktu, kadar
gula ini akan menurun. Ini tentu terkait dengan adanya hormon. adrenalin yang
segera bekerja mengubah glukosa darah (gula darah) menjadi glikogen (gula
otot).
Untuk
mengantisipasi naik-turunnya kadar gula darah yang drastis saat berpuasa dan
berbuka, dianjurkan untuk menyantap makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks
saat berbuka dan sahur. Hal ini tentu saja karena karbohidrat kompleks tidak
akan langsung dicerna tubuh menjadi gula. Tetapi secara perlahan-lahan
disamping juga karbohidrat kompleks itu bisa membuat kenyang dalam waktu yang
relatif lama. Sebaliknya jika mengonsumsi gula sederhana, misalnya makanan yang
manis-manis, penaikan dan penurunan kadar gula darah secara drastis akan terjadi.
Untuk yang diabetes sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter yang
berwenang.
Kejang otot (kram otot)
Pada
saat puasa, otot kita seringkali terasa kaku. Hal ini terjadi karena tubuh kita
kurang beberapa mineral yang terlibat dalam kelenturan otot. Mineral-mineral
tersebut adalah kalsium, magnesium, dan juga kalium.
Untuk
mengantisipasi kejang dan kaku otot saat puasa, konsumsilah makanan yang kaya
akan mineral-mineral yang kurang tersebut. Misalnya seperti produk-produk susu,
produk-produk daging, buah-buahan, serta sayur-sayuran.
Batu ginjal
Sebulan
berpuasa tanpa makan dan minum di siang hari pasti menimbulkan perubahan
kondisi tubuh. Kurangnya cairan di siang hari jelas akan mempengaruhi system
ekskresi tubuh. tak terkecuali dengan ginjal yang berfungsi di dalam produksi
air kencing. Jika tidak mendapat asupan air yang cukup, apalagi jika ditambah
dengan konsumsi makanan berkalsium tinggi, bukan tidak mungkin, di saluran
kencil bisa terbentuk batu ginjal. Dan ini tentu sangat berbahaya.
Untuk
mengantisipasinya, minumlah air yang banyak saat berbuka dan sahur. Delapan
gelas sehari bisa tetap menjadi patokan. Misalnya saja 5 gelas saat berbuka dan
3 gelas saat sahur.
Konstipasi (sembelit) dan diare
Susah
buang air besar juga merupakan penyakit paling umum saat berpuasa. Jika
dibiarkan terus-menerus, gangguan ini bisa menyebabkan penyakit lain yang tak
kalah menggangu. Ya, penyakit itu adalah ambeien (haemorroids) dengan gejala rasa
nyeri dan panas di lubang dubur. Adapun diare biasanya muncul jika saat berbuka
atau sahur kita mengonsumsi makanan yang pedas, asam, dingin, atau yang
lainnya.
Meskipun
hal ini terjadi pada hampir semua orang yang berpuasa, mengantisipasi dan
meminimalkannya merupakan tindakan yang bijak. Cara yang bisa dilakukan untuk sembelit
adalah dengan cara memperbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, nasi beras
merah, sayur-sayuran, agar-agar, dan juga buah-buahan. Adapun cara untuk diare
adalah dengan menghindari makanan-makanan penyebabnya.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)