Kita
semua pasti pernah memakan jamur. Apapun jenisnya, dari mulai jamur kuping,
jamur tiram, jamur merang, jamur kancing, ataupun jamur-jamur lainnya.
Kebanyakan dari kita menyukai rasanya, kaya serat seperti sayur dengan rasa
enak seperti daging. Dan sudah pasti menyehatkan.
Tidak semua jenis jamur dapat kita
makan, hanya jenis jamur tertentu aman dan tidak beracun untuk disantap. Dan
yang ada di pasarlah yang sudah pasti aman dikonsumsi (bukan jamur liar).
Pada umumnya harga jamur relatif
mahal dibandingkan dengan sayuran. Harganya berkisar dari puluhan ribu rupiah
hingga bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilogramnya. Hal tersebut terjadi
karena ketersediaannya yang sedikit, susahnya budidaya hingga kandungan gizi
yang ada pada jamur tersebut.
Jamur Termahal di dunia
Tahukan kita di dunia ini ada
sejenis jamur yang harga per ponnya (setara 0,5 kg) bisa mencapai US $ 2500
atau sekitar Rp. 17,5 juta. Dan dari mahal harganya, jamur ini menjadi makanan
kedua termahal setelah kaviar. Jamur ini disebut sebagai White Truffles
atau varian lain yang sedikit lebih murah dibawahnya, yaitu Black Truffles.
Di tahun 2005, white truffles mencetak
rekor penjualan termahal seharga US $ 121600 (sekitar Rp. 110 juta) untuk 1,21
Kg. Rekor ini pecah pada 13 November 2006, dimana 1,51 Kg White Truffles
dibeli seharga US $ 160 000 (sekitar Rp. 1,44 Milyar) oleh Sir. Gordon Wu salah
satu pengusaha kaya di Hongkong.
Di Indonesia sendiri, White
Truffles hanya ada di restoran-restoran mahal serta hotel berbintang lima
dengan harga sekitar 1 juta rupiah per porsi makan malam yang hanya disajikan
dalam bentuk salad beberapa potong saja.
Secara rasa jamur Truffles
ini susah untuk digambarkan dan mungkin bisa dikatakan berasa campuran keju,
bawang putih, kubis dengan aroma yang kuat dan tajam. Tak perlu banyak mengolah
untuk jamur Truffles ini, karena
hanya dengan sedikit mentega atau mayonnaise dan dijadikan salad, jamur ini
sudah terasa luar biasa.
Jamur Truffles disebut juga
sebagai Berlian dari dapur, selain karena rasanya yang istimewa serta harganya
yang selangit, jamur Truffles sebelum dipotong analogi dengan berlian
yang belum diproses, kotor dan tak nampak spesial, tetapi setelah dibersihkan
dan dipotong, daging buahnya putih bersih seperti keju/mentega dengan wangi
yang menggoda.
Tempat
hidup White Truffles
Jamur Truffles adalah sejenis
jamur yang hidup sebagai mikoriza (jamur yang tumbuh bersimbiosis pada akar
tanaman lain). Jamur ini tergolong pada jamur bergenus Tuber, kelas Ascomycetes
dan divisi mycota. Nama spesiesnya sendiri adalah Tuber Magnatum (White
Truffles) dan Tuber Melanosporum (Black Truffles).
Jamur Truffles bisa ditemukan
pada 5 sampai 40 cm dibawah permukaan tanah. Biasanya dalam bentuk formasi
melingkar pada akar pohon Ek (Oak). Itu sebabnya dalam berburu jamur ini
digunakan anjing atau babi yang bisa melacak bau jamur di dalam tanah. Jamur Truffles banyak ditemukan di Timur tengah,
Itali, Yunani, China dan Mesir. Iklim pantai yang
tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab menjadi tempat optimal untuk
tumbuhnya jamur ini.
Pada abad ke-17 jamur Truffles
mulai dikenal karena rasanya yang enak, dan sangat disukai raja Francis I dari
Perancis. Lambat laun negara-negara barat lainnya pun menyukai jamur ini. Di
pasar Perancis sendiri, jamur Truffles populer di akhir tahun 1780-an.
Hanya golongan orang-orang kaya saja yang biasa menyantap hidangan ini.
Budidaya
white truffles
Di awal tahun 1808, jamur Truffles
mulai dibudidayakan meskipun hasil panennya tidak seperti dugaan. Dan pada
tahun 1825 Jean-Anthelme Brillat- Savarin mulai mencatat karakteristik dan
beberapa kiat-kiat sukses dalam pembudidayaan jamur Truffles.
Auguste Rousseau dari Carpentras
pada tahun 1847 menanam 7 hektar pohon ek. Diluar perkiraan, beliau memanen
hasil jamur Truffles yang melimpah ruah dan atas hasil ini di tahun 1855
pada pekan raya dunia di Paris
dia diberi penghargaan.
Memasuki abad ke-20, dimana industri
semakin maju, budi daya jamur ini mengalami kemunduran. Lahan-lahan yang
dulunya terpelihara perlahan tidak terurus
hingga akhirnya menjadi hutan belantara. Produksi jamur pun total
terhenti saat pecahnya perang dunia I.
Hukum ekonomi pun berlaku saat itu,
jamur Truffles sangat susah dicari otomatis harganya semakin meroket
seperti yang terjadi saat ini. Sejak saat itu jamur Truffles hanya ada
pada tempat dan perayaan tertentu saja.
Pasar
white truffles
Jamur Black Truflles paling
banyak dipasarkan pada bulan Januari. Hal ini terjadi karena pada bulan ini
terjadi panen di berbagai tempat. Pada saat itu, Black Truffles bisa
dipasarkan antara US $110-$300 per ponnya (sekitar Rp. 990 ribu- Rp. 2,7 Juta)
tergantung dari berhasil atau tidaknya panen saat itu. Sedangkan White
Truffles yang kebanyakan berasal dari kota Alba, Itali, pasar tersibuk
terjadi pada bulan Oktober dan November (saat panen) harganya jauh lebih mahal
disbanding Black Truffles yang bisa mencapai US $1000-$2000 (sekita Rp.
9 juta- Rp.18 juta) per ponnya. Selain kedua varian tadi ada satu jenis Truffles
yang dapat dipanen kapan saja, yaitu Black summer Truffles (Tuber
Aestivum) yang ada di Itali Utara dan Tengah. Rasa dan aromanya tidak
sekuat dua varian yang lain, sehingga 1 pon Truffles ini dihargai sekita US $670
(sekitar Rp. 623 ribu).
Di China ada juga spesies Truffles
yang lain namanya Tuber Sinensis ( Tuber Indicum). Bentuknya seperti
Black Truffles tetapi rasa dan terksturnya lunak dan liat. Jumlah hasil
panennya sedikit sehingga spesies satu ini tidak terlalu dikenal.
Kini banyak negara mendomestikasi
budidaya jamur Truffles, seperti New Zaeland, Australia,
dan China.
Akan tetapi, White Truffles asli dari Alba, Itali tetap menjadi
primadona para pecinta kuliner dunia.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)