Laman

2.2.13

White Truffles, Jamur Termahal di Dunia



Kita semua pasti pernah memakan jamur. Apapun jenisnya, dari mulai jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur kancing, ataupun jamur-jamur lainnya. Kebanyakan dari kita menyukai rasanya, kaya serat seperti sayur dengan rasa enak seperti daging. Dan sudah pasti menyehatkan.
            Tidak semua jenis jamur dapat kita makan, hanya jenis jamur tertentu aman dan tidak beracun untuk disantap. Dan yang ada di pasarlah yang sudah pasti aman dikonsumsi (bukan jamur liar).
            Pada umumnya harga jamur relatif mahal dibandingkan dengan sayuran. Harganya berkisar dari puluhan ribu rupiah hingga bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilogramnya. Hal tersebut terjadi karena ketersediaannya yang sedikit, susahnya budidaya hingga kandungan gizi yang ada pada jamur tersebut.

Jamur Termahal di dunia

            Tahukan kita di dunia ini ada sejenis jamur yang harga per ponnya (setara 0,5 kg) bisa mencapai US $ 2500 atau sekitar Rp. 17,5 juta. Dan dari mahal harganya, jamur ini menjadi makanan kedua termahal setelah kaviar. Jamur ini disebut sebagai White Truffles atau varian lain yang sedikit lebih murah dibawahnya, yaitu Black Truffles.
            Di tahun 2005, white truffles mencetak rekor penjualan termahal seharga US $ 121600 (sekitar Rp. 110 juta) untuk 1,21 Kg. Rekor ini pecah pada 13 November 2006, dimana 1,51 Kg White Truffles dibeli seharga US $ 160 000 (sekitar Rp. 1,44 Milyar) oleh Sir. Gordon Wu salah satu pengusaha kaya di Hongkong.
            Di Indonesia sendiri, White Truffles hanya ada di restoran-restoran mahal serta hotel berbintang lima dengan harga sekitar 1 juta rupiah per porsi makan malam yang hanya disajikan dalam bentuk salad beberapa potong saja.
            Secara rasa jamur Truffles ini susah untuk digambarkan dan mungkin bisa dikatakan berasa campuran keju, bawang putih, kubis dengan aroma yang kuat dan tajam. Tak perlu banyak mengolah untuk jamur Truffles  ini, karena hanya dengan sedikit mentega atau mayonnaise dan dijadikan salad, jamur ini sudah terasa luar biasa.
            Jamur Truffles disebut juga sebagai Berlian dari dapur, selain karena rasanya yang istimewa serta harganya yang selangit, jamur Truffles sebelum dipotong analogi dengan berlian yang belum diproses, kotor dan tak nampak spesial, tetapi setelah dibersihkan dan dipotong, daging buahnya putih bersih seperti keju/mentega dengan wangi yang menggoda.
Tempat hidup White Truffles
            Jamur Truffles adalah sejenis jamur yang hidup sebagai mikoriza (jamur yang tumbuh bersimbiosis pada akar tanaman lain). Jamur ini tergolong pada jamur bergenus Tuber, kelas Ascomycetes dan divisi mycota. Nama spesiesnya sendiri adalah Tuber Magnatum (White Truffles) dan Tuber Melanosporum (Black Truffles).
            Jamur Truffles bisa ditemukan pada 5 sampai 40 cm dibawah permukaan tanah. Biasanya dalam bentuk formasi melingkar pada akar pohon Ek (Oak). Itu sebabnya dalam berburu jamur ini digunakan anjing atau babi yang bisa melacak bau jamur di dalam tanah. Jamur  Truffles banyak ditemukan di Timur tengah, Itali, Yunani, China dan Mesir. Iklim pantai yang tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab menjadi tempat optimal untuk tumbuhnya jamur ini.
            Pada abad ke-17 jamur Truffles mulai dikenal karena rasanya yang enak, dan sangat disukai raja Francis I dari Perancis. Lambat laun negara-negara barat lainnya pun menyukai jamur ini. Di pasar Perancis sendiri, jamur Truffles populer di akhir tahun 1780-an. Hanya golongan orang-orang kaya saja yang biasa menyantap hidangan ini.
Budidaya white truffles
            Di awal tahun 1808, jamur Truffles mulai dibudidayakan meskipun hasil panennya tidak seperti dugaan. Dan pada tahun 1825 Jean-Anthelme Brillat- Savarin mulai mencatat karakteristik dan beberapa kiat-kiat sukses dalam pembudidayaan jamur  Truffles.
            Auguste Rousseau dari Carpentras pada tahun 1847 menanam 7 hektar pohon ek. Diluar perkiraan, beliau memanen hasil jamur Truffles yang melimpah ruah dan atas hasil ini di tahun 1855 pada pekan raya dunia di Paris dia diberi penghargaan.
            Memasuki abad ke-20, dimana industri semakin maju, budi daya jamur ini mengalami kemunduran. Lahan-lahan yang dulunya terpelihara perlahan tidak terurus  hingga akhirnya menjadi hutan belantara. Produksi jamur pun total terhenti saat pecahnya perang dunia I.
            Hukum ekonomi pun berlaku saat itu, jamur Truffles sangat susah dicari otomatis harganya semakin meroket seperti yang terjadi saat ini. Sejak saat itu jamur Truffles hanya ada pada tempat dan perayaan tertentu saja.
Pasar white truffles
            Jamur Black Truflles paling banyak dipasarkan pada bulan Januari. Hal ini terjadi karena pada bulan ini terjadi panen di berbagai tempat. Pada saat itu, Black Truffles bisa dipasarkan antara US $110-$300 per ponnya (sekitar Rp. 990 ribu- Rp. 2,7 Juta) tergantung dari berhasil atau tidaknya panen saat itu. Sedangkan White Truffles yang kebanyakan berasal dari kota Alba, Itali, pasar tersibuk terjadi pada bulan Oktober dan November (saat panen) harganya jauh lebih mahal disbanding Black Truffles yang bisa mencapai US $1000-$2000 (sekita Rp. 9 juta- Rp.18 juta) per ponnya. Selain kedua varian tadi ada satu jenis Truffles yang dapat dipanen kapan saja, yaitu Black summer Truffles (Tuber Aestivum) yang ada di Itali Utara dan Tengah. Rasa dan aromanya tidak sekuat dua varian yang lain, sehingga 1 pon  Truffles ini dihargai sekita US $670 (sekitar Rp. 623 ribu).
            Di China ada juga spesies Truffles yang lain namanya Tuber Sinensis ( Tuber Indicum). Bentuknya seperti Black Truffles tetapi rasa dan terksturnya lunak dan liat. Jumlah hasil panennya sedikit sehingga spesies satu ini tidak terlalu dikenal.
            Kini banyak negara mendomestikasi budidaya jamur Truffles, seperti New Zaeland, Australia, dan China. Akan tetapi, White Truffles asli dari Alba, Itali tetap menjadi primadona para pecinta kuliner dunia.
Dimuat di HU Pikiran Rakyat, November 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)