sumber gambar: gp.org |
Untuk bisa survive terhadap perubahan iklim, semua makhluk hidup harus bisa beradaptasi. Tentu saja karena jika tidak, dengan sendirinya, makhluk hidup tersebut akan mati dan mungkin lama-lama, jenisnya (spesiesnya) bisa punah. Persis seperti intisari dari teori-teori evolusi banyak tokoh, seperti Darwin, Wallace, dan juga Lamarck. Menurut mereka, individu-individu dengan kekuatan adaptasi yang besarlah yang pada akhirnya bisa survive dari seleksi alam. Dan yang lemah sudah pasti akan punah. Di sini, bisa dikatakan bahwa perubahan iklim merupakan salah satu bentuk dari seleksi alam itu.
Manusia merupakan komponen alam yang paling dominan. Dengan begitu, agar bisa survive dari seleksi alam, manusia harus bisa beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi. Seperti apakah sebenarnya perubahan iklim yang terjadi? Aspek-aspek apa yang berubah pada kehidupan manusia dengan adanya perubahan iklim? Bagaimana pula bentuk adaptasi manusia terhadap perubahan-perubahan itu?
A. Perubahan iklim dan aspek-aspek perubahannya
1. Air
Semua makhluk hidup membutuhkan air. Begitu juga dengan manusia. Kehilangan air 1% saja, tubuh tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Adapun jika 4% atau lebih, tubuh akan mengalami kelelahan, sakit kepala, ngantuk, hingga hilang konsentrasi. Dan jika lebih dari 10%, sel-sel tubuh akan mengalami kematian.
Perubahan iklim banyak mengakibatkan perubahan air. Perubahan yang terjadi bisa dilihat dan dirasakan pada banyak sisi. Misalnya saja siklus air, ketersediaan sumber air dan kuantitasnya, serta perubahan kualitas air.
Perubahan siklus air
Siklus air bermula dari penguapan (evaporasi). Air yang menguap kemudian akan terkondensasi membentuk awan. Uap air di awan lalu akan turun lagi ke bumi dalam bentuk salju atau hujan (presipitasi).
Perubahan siklus air yang terjadi seiring perubahan iklim bisa dilihat dan dirasakan dengan semakin banyaknya air yang terevaporasi akibat suhu atmosfer yang lebih tinggi. Adapun presipitasi di tempat yang seharusnya terjadi menjadi berkurang. Presipitasinya sendiri menjadi lebih banyak di daerah-daerah yang lain. Misalnya saja laut dan juga gunung. Akibatnya, di daerah yang kurang/tidak ada presipitasi air, kebutuhan akan air menjadi meningkat. Di sini harus diingat lagi bahwa hal yang menyebabkan suhu atmosfer naik dari waktu ke waktu adalah jumlah gas karbondioksida dan gas metan yang semakin banyak (efek rumah kaca).
Perubahan ketersediaan sumber air dan kuantitas air
Perubahan iklim yang mengubah siklus air kemudian akan berpengaruh pada perubahan ketersediaan sumber air sekaligus jumlah airnya. Sumber air yang asalnya berlimpah, seperti danau, sungai, kolam, dan juga cadangan air tanah kemudian akan berkurang. Semakin tinggi evaporasi, semakin sedikit pula kuantitas air yang ada.
Pada saat siklus air normal, kuantitas air tidak terlalu jauh beda. Sekali pun di saat musim kemarau. Akan tetapi ketika siklus air berubah, jumlah air di saat musim kemarau dan musim hujan sangat jauh mencolok. Bahkan ekstrem sehingga menyebabkan kekeringan yang berlebihan atau banjir yang cukup besar.
Perubahan kualitas air
Perubahan kualitas air bisa dilihat saat terjadi keadaan yang ekstrem. Misalnya saja ketika musim hujan tiba. Di sini, air yang ada pada sumber-sumber air biasanya kotor (bersedimen), berbau, penuh sampah, hingga beracun. Tentu saja penyebabnya adalah karena di saat musim hujan tiba, air hujan yang turun terus-menerus akan mengikis tanah, menghanyutkan sampah, membawa bangkai-bangkai hewan, hingga merendam rumah atau kawasan industri yang mungkin ikut merendam juga tempat penampungan limbah kimia yang beracun dan berbahaya.
Perubahan iklim banyak mengakibatkan perubahan air. Perubahan yang terjadi bisa dilihat dan dirasakan pada banyak sisi. Misalnya saja siklus air, ketersediaan sumber air dan kuantitasnya, serta perubahan kualitas air.
Perubahan siklus air
Siklus air bermula dari penguapan (evaporasi). Air yang menguap kemudian akan terkondensasi membentuk awan. Uap air di awan lalu akan turun lagi ke bumi dalam bentuk salju atau hujan (presipitasi).
Perubahan siklus air yang terjadi seiring perubahan iklim bisa dilihat dan dirasakan dengan semakin banyaknya air yang terevaporasi akibat suhu atmosfer yang lebih tinggi. Adapun presipitasi di tempat yang seharusnya terjadi menjadi berkurang. Presipitasinya sendiri menjadi lebih banyak di daerah-daerah yang lain. Misalnya saja laut dan juga gunung. Akibatnya, di daerah yang kurang/tidak ada presipitasi air, kebutuhan akan air menjadi meningkat. Di sini harus diingat lagi bahwa hal yang menyebabkan suhu atmosfer naik dari waktu ke waktu adalah jumlah gas karbondioksida dan gas metan yang semakin banyak (efek rumah kaca).
Perubahan ketersediaan sumber air dan kuantitas air
Perubahan iklim yang mengubah siklus air kemudian akan berpengaruh pada perubahan ketersediaan sumber air sekaligus jumlah airnya. Sumber air yang asalnya berlimpah, seperti danau, sungai, kolam, dan juga cadangan air tanah kemudian akan berkurang. Semakin tinggi evaporasi, semakin sedikit pula kuantitas air yang ada.
Pada saat siklus air normal, kuantitas air tidak terlalu jauh beda. Sekali pun di saat musim kemarau. Akan tetapi ketika siklus air berubah, jumlah air di saat musim kemarau dan musim hujan sangat jauh mencolok. Bahkan ekstrem sehingga menyebabkan kekeringan yang berlebihan atau banjir yang cukup besar.
Perubahan kualitas air
Perubahan kualitas air bisa dilihat saat terjadi keadaan yang ekstrem. Misalnya saja ketika musim hujan tiba. Di sini, air yang ada pada sumber-sumber air biasanya kotor (bersedimen), berbau, penuh sampah, hingga beracun. Tentu saja penyebabnya adalah karena di saat musim hujan tiba, air hujan yang turun terus-menerus akan mengikis tanah, menghanyutkan sampah, membawa bangkai-bangkai hewan, hingga merendam rumah atau kawasan industri yang mungkin ikut merendam juga tempat penampungan limbah kimia yang beracun dan berbahaya.
2. Hutan
Dalam keadaan normal, secara alami, pepohonan di hutan terus mengalami pertumbuhan, berupa regenerasi dan reproduksi. Regenerasi dan reproduksi yang terus terjadi akan meningkatkan produktivitas. Dan produktivitas yang nyata dari hutan bisa dilihat dari kuantitas hasilnya (seperti rotan dan kayu) yang cukup melimpah.
Perubahan iklim jelas berimbas pada perubahan hutan. Perubahan iklim ini mengubah faktor-faktor lingkungannya, seperti air, tanah, dan suhu udara. Jika faktor lingkungan berubah, otomatis pertumbuhan hutan dan produktivitasnya akan berubah pula. Dan sejauh ini, perubahan iklim sudah terbukti menurunkan pertumbuhan dan produktivitas hutan.
Perubahan iklim jelas berimbas pada perubahan hutan. Perubahan iklim ini mengubah faktor-faktor lingkungannya, seperti air, tanah, dan suhu udara. Jika faktor lingkungan berubah, otomatis pertumbuhan hutan dan produktivitasnya akan berubah pula. Dan sejauh ini, perubahan iklim sudah terbukti menurunkan pertumbuhan dan produktivitas hutan.
3. Kesehatan manusia
Perubahan iklim juga mengubah tingkat kesehatan manusia. Hal-hal yang berubah ini di antaranya adalah suhu udara, cuaca yang ekstrem, dan juga kualitas udara. Suhu udara yang panas dan cuaca yang ekstrem banyak berperan di dalam peningkatan kekebalan dan keganasan kuman-kuman penyakit (protozoa, bakteri, dan virus). Tak jarang, sekarang ini kita mendengar tentang temuan kuman-kuman yang bermutasi dan membentuk kuman jenis (strain) baru. Akibatnya, saat menginfeksi manusia, terbentuklah penyakit baru yang sebelumnya belum ada. Sebagai contoh misalnya saja adalah flu burung.
Menemukan obat suatu penyakit juga tidaklah mudah. Diperlukan waktu dan proses hingga suatu obat dinyatakan aman dan mujarab. Perubahan iklim yang berakibat pada munculnya jenis-jenis penyakit baru dan kemudian berpengaruh pada lamanya penemuan obat tentu saja semakin membuat tingkat kesehatan manusia menjadi semakin menurun.
Kualitas udara juga menurunkan tingkat kesehatan manusia. Polusi udara merupakan isu utama yang menjadi penyebabnya. Tak sedikit penyakit manusia diakibatkan oleh polusi udara. Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, polusi udara di sini misalnya saja terjadi akibat tingginya jumlah gas karbondioksida dan gas metan seperti yang terjadi pada fenomena efek rumah kaca.
4. Ekosistem
Sepertinya halnya perubahan hutan, perubahan iklim juga mengubah ekosistem secara global. Baik ekosistem darat maupun ekosistem air. Di sini yang berubah banyak sekali. Misalnya saja perubahan siklus biogeokimia (siklus air, siklus nitrogen, siklus belerang, siklus karbon, siklus fosfor), perubahan faktor-faktor penunjang hidup makhluk hidup (suhu, air, udara, keasaman, kelembapan, salinitas, keasaman), perubahan rantai makanan, piramida makanan, dan jaring-jaring makanan (mangsa, pemangsa), perubahan kekebalan makhuk hidup (patogen, parasit, dan penyakit), hingga perubahan yang berujung pada risiko kepunahan makhluk hidup tertentu.
Sejauh ini, perubahan ekosistem akibat dari perubahan iklim menuju ke arah yang negatif. Dan kepunahan yang merupakan ujung dari efeknya bukan hanya bayangan semata. Sudah banyak makhluk hidup yang kini berada di ambang kepunahan. Dan lagi-lagi, manusia sebagai penghuni paling atas dari piramida makanan merupakan objek yang akan menerima dampak paling besar.
5. Energi
Perubahan iklim memberi pengaruh yang besar pada bidang energi. Di sini, suhu udara, kuantitas air, angin, hingga cuaca mengalami perubahan. Akibatnya, produksi, distribusi, dan pemakaian energi pun mengalami perubahan.
Sebagai contoh, suhu udara yang tinggi atau rendah sekali (ekstrem) membuat konsumsi energi listrik menjadi tinggi seiring peningkatan penggunaan air conditioner (AC), kipas angin, atau penghangat ruangan.
Kuantitas air yang sedikit berpengaruh pada produksi energi listrik yang menggunakan turbin air (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Pun demikian dengan kekuatan angin yang terlalu tinggi, bukannya memproduksi listrik, generator malah bisa menjadi rusak (Pembangkit Listrik Tenaga Angin). Dan tentu saja, cuaca yang buruk (misalnya badai atau banjir) bisa membuat distribusi energi listrik atau BBM menjadi terhambat.
Perubahan energi juga berkaitan erat dengan transportasi. Hal ini tentu karena transportasi juga menggunakan energi. Jadi ketika energi mengalami perubahan, transportasi pun juga pasti berubah. Misalnya saja adalah transportasi air (laut atau sungai). Ketika jumlah air sangat banyak (meluap, pasang, atau banjir), transportasi air bisa terhambat bahkan lumpuh. Akibatnya aktivitas manusia yang biasa menggunakan transportasi air menjadi terganggu. Hal yang sama juga terjadi pada transportasi darat.
6. Pertanian dan peternakan
Sektor pertanian dan peternakan juga terpengaruh perubahan iklim. Seperti halnya pengaruh pada hutan dan ekosistem, di sini yang terpengaruh oleh perubahan iklim adalah faktor-faktor alam yang mendukung proses pertanian dan peternakan itu sendiri. Seperti air, udara, suhu udara, suhu air, angin, tanah, kelembapan, salinitas, keasaman, dan yang lainnya. Akibat nyata yang terjadi dari perubahan iklim terhadap pertanian dan peternakan di antaranya adalah penurunan hasil panen yang bahkan bisa sampai mengagalkan panen.
7. Dunia internasional
Ketika iklim mengalami perubahan, dunia internasional pasti mengalami perubahan juga. Hal ini tentu saja karena sekarang banyak sekali kebijakan dalam negeri yang dipengaruhi kebijakan internasional. Harga BBM, kurs mata uang, indeks saham, perekonomian makro, bahkan hingga perjanjian/persetujuan dua negara merupakan contoh dari hal-hal yang bisa berubah seiring perubahan kebijakan internasional.
Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, contoh nyata yang bisa dilihat misalnya saja adalah penurunan produksi energi. Hal ini, secara otomatis kebijakan internasional akan menaikan harga sumber energi. Contoh lainnya adalah penurunan hasil panen ikan, pasti akan membuat devisa hasil ekspor menjadi turun. Akibatnya, harga akan naik dan tingkat kesejahteraan rakyat akan menurun. Begitu seterusnya. Dan ini bisa membawa efek domino. Apalagi jika dirasakan di wilayah atau negara yang memang terkenal sebagai wilayah atau negara miskin.
8. Kehidupan sosial
Perubahan iklim tidak melulu mengubah hal-hal fisik. Kehidupan sosial juga tak luput dari perubahan. Semua tentu saja karena manusia sebagai makhluk yang tergantung dengan alam, akan sangat terpengaruh ketika alamnya berubah.
Perubahan iklim yang mengubah alam secara nyata juga membuat kehidupan sosial berubah secara nyata pula. Sebagai contoh, Tsunami yang memporak-porandakan Aceh sudah membuat kehidupan sosial masyarakat Aceh berubah pula. Dari yang asalnya kaya menjadi miskin. Dari yang asalnya sehat menjadi sakit. Dan yang lainnya.
Perubahan kehidupan sosial akibat perubahan iklim sebenarnya bisa dilihat dari satu sisi saja. Sisi itu tak lain dan tak bukan adalah sisi ekonomi. Ya, apa pun yang terjadi, bagaimana pun kejadian itu, ujung dari efek yang terjadi pasti merupakan sisi ekonomi. Dan sisi ekonomi ini pasti akan mengubah tingkat kesejahteraan masyarakat.
B. Adaptasi manusia terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu. Dampak dari perubahan ini nyata adanya. Tak hanya terjadi secara alami. Campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengolah alam semakin membuatnya bertambah buruk.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, agar bisa survive dari dampak perubahan iklim, manusia harus bisa beradaptasi. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dan sudah dilakukan manusia dalam beradaptasi dengan perubahan iklim yang terjadi.
1. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan air
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan air misalnya saja adalah pembuatan alat atau mesin penyaring/pemurni air. Dengan begitu, air yang kotor bisa bersih bahkan bisa aman untuk langsung diminum. Tak hanya itu saja, kampanye gerakan cinta air bersih sebagai upaya konservasi kini juga semakin digalakan.
2. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan hutan
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan hutan lebih dititikberatkan pada bentuk konservasi. Misalnya saja adalah kampanye penyelamatan hutan, penanaman hutan yang gundul, pembuatan taman dan hutan kota, hingga pengurangan konsumsi hasil hutan dan juga pembuatan undang-undang yang bisa memberi hukuman yang tegas pada perusak hutan.
3. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan kesehatan manusia
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan kesehatan manusia juga dititikberatkan pada pencegahan. Misalnya saja adalah kampanye imunisasi/vaksinasi yang bisa mencegah penyakit, kampanye lingkungan hidup yang bersih dan sehat, kampanye mencuci tangan dengan sabun, kampanye pencegahan/tanggap penyakit flu burung, dan masih banyak lagi.
4. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan ekosistem
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan ekosistem caranya mirip dengan cara yang dilakukan pada perubahan iklim yang mengubah hutan. Untuk ekosistem air, misalnya ekosistem laut, cara (konservasi) yang dilakukan misalnya saja adalah kampanye penyelamatan terumbu karang, lumba-lumba, penyu, dan masih banyak lagi.
5. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan energi
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan sumber energi misalnya saja adalah dengan peralihan penggunaan energi yang biasa dipakai ke energi yang terbarukan. Misalnya dengan menggunakan biogas untuk memasak dan listrik. Membuat dan menggunakan listrik tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga mikrohidro.
6. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan pertanian dan peternakan
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan pertanian dan peternakan misalnya saja adalah dengan bertani dan beternak secara diversifikasi yang tidak menitikberatkan pada tanaman/hewan ternak tertentu, intensifikasi lahan pertanian dan peternakan, pertanian tanpa media tanah (hidroponik), hingga perekayasaan tanaman dan hewan yang bisa tahan terhadap perubahan iklim.
7. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan dunia internasional
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan dunia internasional misalnya saja dengan melakukan usaha-usaha yang sifatnya lokal, mandiri, dan kreatif. Usaha-usaha ini justru sekarang semakin berkembang karena ternyata bisa selamat dari krisis yang melanda dunia internasional. Pemerintah juga sudah mulai memberikan bantuan pada para pengusaha bidang ini.
Organisasi-organisasi dunia dan juga Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat sudah banyak yang concern dengan kegiatan yang satu ini. Contohnya adalah Oxfam. "Oxfam adalah konfederasi Internasional dari tujuh belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan.”
8. Adaptasi terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan kehidupan sosial
Cara dan bentuk adaptasi yang dilakukan manusia terhadap perubahan iklim yang menyebabkan perubahan kehidupan sosial hampir mirip dengan poin tujuh di atas. Usaha-usaha yang sifatnya lokal, mandiri, dan kreatif semakin dikembangkan. Pada akhirnya, kenaikan ekonomi mikro ini bisa membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat dan mungkin negara. Karena sifatnya yang mandiri, ekonomi mikro ini bisa terbebas dari krisis ekonomi dunia.
Perubahan iklim global memang dahsyat. Efeknya tidak hanya menimpa negara atau golongan orang tertentu saja. Hampir di seluruh bagian belahan bumi merasakan efek perubahan iklim global. Sebagai manusia yang mempunyai pikiran, kesalahan di masa lalu yang membuat perubahan iklim semakin buruk efeknya, harus bisa disikapi dengan cara positif. Dan adaptasi merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Semoga upaya yang sudah dan akan dilakukan dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim, mampu membuat manusia semakin meningkat tingkat kesejahteraannya. Dan bumi, bisa menjadi ‘ramah’ kembali seperti sebelumnya. Aamiin.
Referensi:
www.epa.gov
www.epa.gov
www.wikipedia.org
www.about.com
www.dephut.go.id
Wah nulisnya komplit ya mbak, selamat deh mbak smoga sukses :)
BalasHapusAamiin... Makasih banyak sudah mampir :)
Hapusrupanya adaptasi itu banyak juga ruang lingkupnya ya, sukses ya mbak
BalasHapusMakasih... :)
Hapus