Susah makan merupakan satu dari sekian banyak keluhan ibu-ibu terhadap anaknya. Keluhan ini sekilas terlihat enteng, akan tetapi jika dibiarkan, bisa membahayakan. Ya! Bagaimana tidak, makanan adalah sumber energi dan sumber nutrisi (gizi) bagi tubuh anak untuk tumbuh dan berkembang. Tanpa makanan, anak bisa sakit, tumbuh dan berkembang tidak sempurna, bahkan anak bisa cacat atau meninggal.
Kejadian susah makan juga terjadi pada Radit, putra kedua saya. Dia susah sekali makan makanan rumah. Setiap hari, makanan yang diminta hanyalah mie instan, goreng sosis, burger, atau baso yang nongkrong di depan rumah. Sesekali, sih, saya biarkan dia memakan makanan itu. Tetapi lama-kelamaan, saya khawatir dengan gizi yang dikandungnya. Tentu saja karena makanan-makanan tadi, gizinya sangat tidak bagus. Bahkan untuk orang dewasa sekali pun.
Radit |
Suatu kali, sepulang menjemput Radit dari sekolah, kami mampir ke pasar. Tanpa saya duga, tiba-tiba Radit meminta sayur-sayuran yang ditunjuknya untuk saya beli. Saya pun menurut. Setibanya di rumah, Radit kembali membuat saya kaget. Dia mengajak saya untuk segera memasak sayur-sayuran yang tadi kami beli di pasar. Saya pun lalu mencuci, memotong, dan memasaknya.
Selama proses memasak, Radit tak henti-hentinya bertanya. Dia sangat tidak sabar dengan masakan yang sedang dimasak. Dia juga menawarkan diri untuk membantu saya. Agar dia tidak kecewa, saya pun menyuruhnya mengambilkan bumbu, membawakan piring saji, hingga menyuruhnya untuk mencicipi masakan yang sudah saya masak.
Jika tidak melihat dengan mata kepala sendiri, saya pasti tidak akan percaya. Radit makan dengan lahap masakan yang sudah saya masak. Bahkan nasinya minta tambah. Dengan mata berbinar-binar dan antusias, dia menghabiskan isi piringnya.
Sejak hari itu, saya selalu melibatkan Radit dalam proses membuat makanan. Dari mulai pemilhan bahan-bahan, proses memasak, hingga tahap penyicipan. Dan benar! Radit tak pernah lagi susah makan. Apalagi jika saya memasak menu favorit anak saya itu, yaitu puyunghai saus asam manis.
Makanan rumah memang bergizi. Akan tetapi, ada kalanya juga, beberapa jenis nutrisi tidak ada di dalam makanan rumah. Padahal jenis nutrisi tersebut sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Misalnya saja DHA dan omega-3. Dua jenis nutrisi ini jarang sekali ada di dalam makanan. Sebagai solusi cerdas untuk memenuhi kebutuhan ini, mengonsumsi suplemen tambahan yang kaya akan dua zat nutrisi ini mutlak dilakukan.
Seven Seas Emulsion merupakan produk suplemen tambahan yang bisa menjadi alternatif pilihan. Selain tinggi DHA (224 mg per 10ml atau 20 kali lebih banyak daripada produk lain) dan omega-3, vitamin A dan D-nya jelas membuat anak semakin sehat. Belum lagi rasa jeruk alaminya yang tanpa bahan pengawet dan perasa buatan, pasti akan membuat Seven Seas Emulsion disukai anak-anak.
Masih khawatir dengan gizi seimbang pada anak? Makanan rumah ditambah suplemen seperti Seven Seas Emulsion bisa memenuhinya.
Cara ini nggak ampuh juga untuk rexy. Makan sayurnya harus diumpetin dulu di gundukan nasi
BalasHapusGitu ya? Kalo Radit sebenernya ga terlalu susah makan sayur. Makannya yang kadang susah. Apalagi kalo abis sakit. Tapi kalo diajak masak, dia mau. Dan dia semangat dengan hasil masaknya. Alhamdulillah sejauh ini belum susah makan lagi :)
HapusWaahh..jadi ibu itu emang harus kreatif ya, saya sendiri terus terang karena juga bekerja, jadi sedikit banyak ada campur tangan dari eyang nya, tapi Alhamdulillah anak saya jadi doyan sayur :D
BalasHapusGak juga, Mbak. Nurutin kemauan anak aja :)
Hapusbiasanya anak2 jd lebih lahap kl dilibatkan, ya
BalasHapusYa betul. Mereka jadi semangat makannya. Terima kasih sudah mampir :)
Hapus