Hasduk berpola. Sebuah judul film yang akan segera tayang di bioskop ini menggelitik saya. Sebuah tanda tanya besar pun menghampiri. Mengapa judulnya ‘Hasduk Berpola’?
Gambar : http://www.alettapictures.net |
Sebuah cerpen berjudul sama dan juga trailer filmnya menjawab pertanyaan saya. Budi, seorang anak pramuka menggunakan hasduk yang terbuat dari seprei adiknya, Bening. Semua dilakukan Budi karena dia tak punya biaya untuk membeli hasduk baru sebagai perlengkapan yang akan dipakainya untuk Persami. Kurang lebih seperti itu inti ceritanya.
Sekilas, cerita ini nampak biasa dan klise. Seorang anak sekolah miskin yang sekuat tenaga berusaha mewujudkan keinginannya. Semua menjadi berbeda manakala hal yang diinginkannya adalah sebuah hasduk. Lebih dari itu, hasduk di sini menjadi sebuah simbol patriotisme si anak untuk menjadi pramuka yang baik. Belum lagi jika ditelusuri perjalanan hidup kakek Budi yang ternyata seorang veteran perang. Ironis! Cucu seorang pahlawan yang mewarisi jiwa patriotisme menderita kemiskinan di negara yang kaya dan sudah maju ini.
Hasduk berpola. Lebih dari sebuah judul film karya anak bangsa. Dua kata ini sarat akan makna yang lebih dalam. Sebuah potret kesederhanaan dari kehidupan pramuka. Persis seperti poin ketujuh dari Dasadarma Pramuka yang sering saya ucapkan ketika menjadi pramuka di sekolah, dulu. Hemat, cermat, dan bersahaja.
Yupp! Menjadi seorang pramuka harus bisa menepati Dasadarma dan Trisatya Pramuka. Meski awalnya hanya sebatas doktrin dari penegak terhadap saya yang masih di tahap siaga saat itu, namun ketika membacanya, semangat yang berapi-api membuncah dari hati yang paling dalam. Apalagi setiap kali menyanyikan Himne Pramuka, sampai kini pun, saya masih merinding dibuatnya.
Kami
Pramuka Indonesia
Manusia Pancasila
Satyaku kudarmakan
Darmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia
Tanah airku
Kami jadi pandumu
Ah! Sungguh, saya merindukan saat-saat itu. Menjadi pramuka sejati. Yang menepati darma dan mendarmakan satya. Melakukan pelajaran baris-berbaris. Memecahkan Morse. Menaksir tinggi pohon. Mengirim sandi semaphore. Belajar tali-temali. Persami. Jambore. Raimuna. Dan tentu saja berkumpul dengan teman-teman seperjuangan, para pembina, dan penegak. Semoga saja, film Hasduk Berpola bisa mengobati kangen orang-orang seperti saya akan pramuka dan kesederhanaannya yang sekarang ini kian langka di dalam kehidupan nyata. Dan semoga juga, Pramuka benar-benar menjadi mata pelajaran wajib di sekolah, seperti yang sudah digadang-gadang banyak kalangan untuk Kurikulum 2013 ini. Ya, semoga saja. :)
Sukses kontesnya Mbak
BalasHapusSalam kenal :)
Aamiin. Makasih....
HapusSalam kenal juga :)