http://rishadt.files.wordpress.com/2011/04/eight.jpeg |
Dewi menghela napas panjang.
"Bete, Ni," jawabnya pendek.
"Bete? Bete kenapa?" tanyaku penasaran.
"Kemaren kan pengumuman hasil tes di Instansi A itu," jawab Dewi dengan tatapan kesal.
"So?" aku bertanya lagi.
"Ya gue ga keterima. Lo tahu sendiri. Yang keterima, orang-orang yang punya koneksi di dalam," jawab Dewi ketus.
"Masa sih, Wi? Kamu kan pinter!" Aku heran.
"Ya gitu deh. Coba kalo bokap gue punya kenalan di situ, aku pasti keterima kerja di sana!" Dewi menjawab masih dengan nada kesal.
***
Penggalan percakapan itu terjadi beberapa tahun yang lalu. Seorang sahabat curhat soal kekecewaaannya saat tidak lolos tes kerja di sebuah instansi. Dia yakin, kegagalannya itu bukan karena hasilnya yang jelek, tapi sebab lain yang lebih kuat. Ya, bukan rahasia umum lagi, di negara kita, nuansa KKN memang masih sangat kental. Jadi wajar jika sahabatku itu menduga ada kongkalingkong di dalam instansi itu.
Kamu pernah mengalami hal serupa? Kamu pernah merasa bahwa kamu orang yang tidak beruntung? Atau, kamu pernah berkhayal jadi orang lain yang hidupnya kamu anggap sukses? Aku yakin kamu pernah. Apalagi sebagai manusia, kita semua punya sifat yang tak pernah puas dengan apa yang sudah diraih.
Kesuksesan dalam berbagai bidang, selintas memang terlihat seperti bentuk dari keberuntungan seseorang. Entah itu karena terlahir dari orang yang berkuasa, orang yang kaya, atau bahkan keberuntungan yang tidak diduga-duga. Padahal lebih jauh dari itu, kesuksesan tak hanya melibatkan keberntungan tetapi juga proses usaha yang panjang. Semua orang bisa sukses karena semua orang bisa beruntung. Keberuntungan ada di mana-mana. Dia menyaru dalam bentuk yang banyak rupanya.
http://karenswhimsy.com/public-domain-images/ four-leaf-clover/four-leaf-clover-5.jpg |
Semua hal di dunia ini banyak yang sifatnya random atau acak. Termasuk keberuntungan. Untuk jenis keberuntungan yang satu ini, kita enggak bisa berbuat apa-apa. Semua sudah diatur oleh-Nya. Kamu yang terlahir dari orang tuamu, kamu yang asli orang Indonesia, atau pun kamu dengan tubuhmu yang sekarang ini adalah contoh dari keberuntungan yang sifatnya random. Enggak usah sedih atau nyesel jika hal ini tidak membuat kita merasa beruntung. Masih banyak keberuntungan lain yang lebih bisa digali untuk bisa jadi kunci sukses. Asal tahu aja, bisa merasakan hidup di dunia ini dalam keadaan sehat seperti sekarang, itu sebenernya adalah sebuah keberuntungan yang tak ternilai. Bandingin aja dengan teman-teman kita yang ada di belahan dunia sana. Di Timur Tengah atau Afrika misalnya. Mereka tak seberuntung kita. Bukan begitu?
http://www.sxc.hu/pic/m/z/zi/ziatro/69794_chinese_coin.jpg |
Nah, jenis keberuntungan ini yang bisa kita maksimalkan. Secara hitung-hitungan matematis, kita bisa sukses dari jenis keberuntungan yang satu ini. Setiap orang punya kemungkinan. Tentu saja karena kita sama-sama manusia yang punya akal dan pikiran. Apalagi kita juga sudah merasakan bangku sekolah dan perkuliahan. Selalu berpikir positif, tetap fokus, tahu prioritas, selalu membuka mata dan telinga lebar-lebar, bersifat terbuka pada perubahan, mau bekerja lebih keras, mau bersosialisasi dengan orang lain, hingga kuat dalam berdoa pasti akan memperbesar kemungkinan kita untuk meraih sukses. Setuju?
http://sfappeal.com/2013/04/teens-shot-over-dice-game/ |
Keberuntungan paling nyata yang bisa kita rasakan adalah kesempatan. Ya, kesempatan apa pun itu yang sifatnya positif. Tak semua orang mempunyai kesempatan ini. Jadi jika ada kesempatan menghampiri, ambil segera dengan yakin. Tak usah banyak pikiran apalagi takut gagal. Banyak orang sukses yang gagal ribuan kali sebelum dia bisa mencicipi kesuksesan itu sendiri.
Kesempatan, selain bisa menghampiri juga bisa diciptakan. Jika setelah berusaha berkali-kali kita tak juga diterima bekerja di perusahaan mana pun, mungkin memang kita yang harus menjadi karyawan bagi diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita bisa berwirausaha atau menjadi freelancer. Bahkan dua jenis pekerjaan ini bisa tak terbatas tingkat kesuksesannya.
Sumber gambar |
Pendidikanku berbasis Sains. Aku lebih suka melakukan penelitian di laboratorium daripada duduk berlama-lama di depan komputer untuk menulis. Akan tetapi karena suatu hari aku melihat tulisan adik kelas ‘nongol’di sebuah media, aku tertantang untuk membuat tulisan serupa atau malah lebih baik dari tulisan itu.
Dalam waktu seminggu, tulisanku pun akhirnya terbit di media tersebut. Ketagihan akan sensasi rasa senang dan juga honornya yang lumayan, membuat aku berulang-ulang menulis untuk media. Aku pun pada akhirnya cinta pada dunia tulis-menulis. Dan itu berlanjut hingga sekarang. Bahkan mungkin itu akan kulakukan hingga akhir hayatku.
Kejadian yang menimpaku aku anggap sebagai keberuntungan. Keberuntungan yang terjadi padaku adalah bentuk keberuntungan yang sifatnya ‘kecelakaan yang menyenangkan’ atau serendipity. Tanpa ‘kecelakaan’ itu, mungkin sampai sekarang aku masih mencari dunia kerja yang cocok dan pas dengan aku. Sungguh, aku sangat bersyukur bisa mendapatkan keberuntungan yang satu ini. Sekali pun belum bisa dikatakan sukses, aku nyaman dengan dunia yang aku pilih ini.
Nah, itu adalah bentuk-bentuk keberuntungan menurut pendapatku. Masih banyak bentuk keberuntungan lain yang terhampar di dalam kehidupan ini. Tak usah sedih jika kamu merasa belum beruntung. Masih banyak orang lain yang jauh lebih tidak beruntung darimu. Kamu tahu Benjamin Franklin? Ada quote keren yang ke luar dari mulut dia mengenai keberuntungan.
“Diligence is the mother of good luck”
Setuju dengan beliau! Ketekunan adalah ibu dari keberuntungan. Tanpa ketekunan, tak akan ada keberuntungan.
Mau beruntung? Yuk, selalu berpikir positif, tekun dalam segala hal, tetap fokus, selalu membuka mata dan telinga lebar-lebar, bersifat terbuka pada perubahan, dan terus berdoa. Tuhan tidak pernah tidur. Suatu saat keberuntungan dan kesuksesan itu pasti bisa kamu raih. Percayalah!
http://www.industrialsocialmedia.nl/wp-content/uploads/ 2013/02/Social-media-succes-IndustrialSocialMedia.jpg |
Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Blog Chic Magazine
aih, keren mak!
BalasHapuskita sebenarnya orang-orang yang beruntung.. tapi jarang menydari itu ..
Betul, Mak. Kita hanya terlalu fokus pada hal yang kasat mata saja. Makasih sudah singgah :)
Hapus