Laman

9.6.13

Miras, Biang Keladi Penyakit Fisik dan Penyakit Masyarakat

Suara musik dangdut dari hajatan tetangga depan rumah, semakin malam semakin ramai saja. Lengkingan suara sang biduan, liarnya goyangan para penonton, dan ramainya para tukang dagang asongan, membuat saya ingin berteriak agar mereka segera bubar saja. Benar-benar seperti di neraka.

Tiba-tiba, dari balik musik yang menggema terdengar suara riuh yang diiringi teriakan-teriakan cacian. Musik pun berhenti, tetapi cacian-cacian itu semakin menjadi. Tak lama, terdengar teriakan histeris yang memekakan telinga.

Karena penasaran, saya pun ke luar rumah. Dan, Ya Tuhan! Seorang anak remaja tanggung terkapar dengan tubuh bersimbah darah. Sementara di depannya, berdiri seorang remaja yang umurnya tak jauh berbeda, sedang memegang pecahan botol kaca yang juga dipenuhi darah. Untunglah, polisi yang memang sedari siang sudah ada di sana, segera mengamankan dan menertibkan semuanya.
***

Kejadian itu terjadi sekitar setahun yang lalu. Dua anak remaja belasan tahun yang sedang mabuk, beradu jotos gara-gara saling senggol saat sedang berjoget dangdut. Satu anak menusuk perut anak yang lain dengan botol minuman keras yang sedang dipegangnya. Untungnya, nyawa anak itu selamat. Sementara anak yang menusuknya, bermalam di kantor polisi selama sebulan dan ke luar dengan uang tebusan puluhan juta rupiah.

Kejadian itu hanya satu dari puluhan, ratusan, atau bahkan mungkin ribuan kasus yang sama. Anak remaja belasan tahun mengonsumsi minuman keras dan berujung dengan hal yang tragis. Sungguh sangat memprihatinkan. Mau jadi apa bangsa kita nanti?

Miras dan minol

Katanya supaya keren!
Yupp! Seperti itulah jawaban yang pernah saya dapat saat bertanya pada remaja-remaja yang hobi menenggak miras. Supaya keren, modern, hebat, dan disebut anak gaul. Mereka tidak menyadari, fisik dan psikis meraka digerogoti secara perlahan-lahan. Belum lagi jika dikaitkan dengan miras dan minol (minuman beralkohol) yang merupakan ‘jembatan’ pada penggunaan narkoba yang lebih membahayakan. Kematian bukan lagi sekadar ancaman tetapi bayangan nyata yang siap menerkam kapan saja.

Ya, sudah jadi rahasia umum bahwa penggunaan miras, minol, dan narkoba itu bersifat adiktif. Jadi bukan mustahil jika pada akhirnya, para remaja meninggal akibat overdosis. Bahkan para selebriti idola mereka saja sudah banyak yang meninggal karenanya.

Selebritis dunia yang meninggal akibat miras

Salah siapa?
Sebenarnya hampir semua orang tahu bahwa miras dan minol itu sangat merusak tubuh. Berbagai gangguan, penyakit, bahkan kematian, menjadi ‘hadiah’ atas kebiasaan yang ‘laknat’ ini.


Itu baru penyakit fisik. Penyakit masyarakat yang ditimbulkannya bahkan lebih parah, karena melibatkan orang lain.


Ini semua salah siapa? Jawabannya sangat rumit. Ada banyak pihak yang terlibat. Produsen, distributor, penjual, pembeli, dan mungkin kita sebagai pihak yang diam saja.

Untuk menghilangkan miras dan minol dari peredaran itu sangat mustahil. Mengatur penggunaan secara umum juga pasti sangat susah. Tetapi pengendalian agar miras dan minol tidak sampai ke tangan para remaja (orang yang berusia < 21 tahun), rasanya patut kita perjuangkan.

Kita bisa bertindak!
Syukurlah kini ada #GerakanAntiMiras yang memberi harapan akan berkurangnya peredaran dan penggunaan miras serta minol di kalangan para remaja. Dengan menggunakan sarana dunia maya yang bisa menjangkau bagian mana pun di seluruh Indonesia, semua orang bisa ikut berperan menjadi Agen #AntiMiras.


Anda juga bisa menjadi Agen #AntiMiras. Dengan berbekal internet dan ponsel, Anda cukup melaporkan jika ada produsen, distributor, atau penjual miras dan minol ilegal (tak berizin), termasuk mereka yang memberikan kesempatan bagi para remaja untuk bisa membelinya. Hadirnya toko/penjual/minimarket yang membebaskan para remaja untuk membeli miras dan minol juga patut Anda laporkan. Laporannya bisa berupa sms, twit, atau pun email yang dialamatkan ke #GerakanAntiMiras.

Harapan untuk pemerintah
Miras dan minol tak pernah memberi pengaruh positif. Tak ada orang yang berprestasi karena mengonsumsinya. Sebaliknya, miras dan minol hanya menjadi penyebab dan biang keladi penyakit fisik dan penyakit masyarakat.

Semoga saja, pemerintah bisa melakukan tindakan yang tegas dalam hal peredaran miras dan minol ini. Terutama di kalangan para remaja yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Tindakan nyatanya mungkin bisa berupa pembuatan regulasi yang tegas terhadap produksi, pendistribusian, hingga penjualannya ke tangan konsumen. Dan pelanggaran atas regulasi itu dikenakan sangsi hukum yang tegas pula. Sehingga efek jera bisa menjadi shock therapy bagi semua kalangan.

Pemberian dukungan terhadap #GerakanAntiMiras juga bisa dilakukan pemerintah. Misalnya saja dengan bekerja sama dalam melakukan pengawasan, pengendalian, hingga mungkin pendidikan terhadap remaja di sekolah-sekolah akan bahaya miras itu sendiri.

Ya, semoga saja, ancaman miras dan minol bisa segera terbebas dari remaja kita. Dan masa depan bangsa yang cerah bukan hanya impian semata. Aamiin YRA. (@niaharyanto)


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #AntiMiras

Alhamdulillah, postingan ini menjadi juara 3 di ajang lomba ini. :)
http://antimiras.com/event/lomba-blog/pengumuman-lomba-blog/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)