Laman

4.9.13

Ya Betul, Unity in Diversity!

Sumber gambar:
http://www.islamicfinder.org/maps/brunei_darussalam.jpg
Pada bulan April 2013 lalu, di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam diselenggarakan KTT ASEAN ke-22. Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam itu,  tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan” dengan pokok perundingan pembangunan badan persatuan ASEAN yang meliputi tiga pilar, yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi, dan Persatuan Sosial dan Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015.

Dengan ketiga pilar tersebut, bagaimana cara mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah negara-negara ASEAN mewujudkan tema tersebut, “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”? 

Asia Tenggara, Tempat Kita Bersama
Sumber gambar:
http://gcedwitness.files.wordpress.com/2011/06/south-east-asia-map.jpg
Asia Tenggara adalah salah satu surga dunia. Letak geografisnya yang strategis, keadaan alamnya yang indah, sumber daya alamnya yang kaya, sumber daya manusianya yang potensial, serta kebudayaannya yang beraneka ragam sangat menggoda siapa pun untuk bisa ‘menguasainya’. Terutama bagi negara-negara adikuasa. Asia Tenggara merupakan salah satu target bidikan dalam berbagai hal. Misalnya saja target pasar produk-produk mereka.

Karena besarnya potensi Asia Tenggara, tak sedikit negara-negara maju yang ingin menguasainya. Berbagai cara pun dilakukan negara maju untuk mewujudkan kepentingannya di Asia Tenggara. Dari cara yang halus hingga cara yang terang-terangan. Baik melalui cara ekonomi, politik, sampai sosial – budaya.

Derasnya ‘tekanan’ dari negara maju sangat berbahaya. Jika Asia Tenggara lengah, dalam sekejap, semua lini kehidupan bisa dikuasai negara-negara maju. Dan bukan tidak mungkin, penjajahan bentuk baru atau penjajahan modern akan kembali menguasai negara-negara di Asia Tenggara.

Beruntunglah, kita kemudian sadar akan hal itu. Kita segera mengambil peran untuk ‘dilihat’ oleh negara-negara maju. Kita bisa berdiri sendiri dan ‘diperhitungkan’ oleh mereka sebagai pihak yang ‘sejajar’. Kita bukan merupakan ‘objek’. Dan salah satu caranya yaitu dengan berdirinya ASEAN, sebuah tempat untuk mewujudkan negara-negara Asia Tenggara sebagai bangsa yang tidak dipandang sebelah mata oleh negara-negara maju. Prinsipnya, dengan bersatu, tujuan dalam menyejajarkan diri dengan negara-negara maju pasti akan lebih mudah dan lebih cepat terwujud.

Perbedaan-perbedaan Itu….
Secara umum, Asia Tenggara memang kaya akan sumber daya alam yang potensial secara ekonomi. Namun kita tak bisa menutup mata, kelimpahan itu tidak merata di setiap negera. Brunei Darussalam adalah contohnya. Negara yang dipimpin oleh sultan ini memiliki kekayaan alam, terutama minyak bumi yang sangat melimpah. Tak heran, di antara negara-negara anggota ASEAN, Brunei Darussalam menjadi negara paling kaya.

Tak hanya dari segi kemakmuran. Perbedaan-perbedaan yang ada di antara negara-negara ASEAN juga bisa dilihat dari tingkat pendidikan, teknologi, budaya, suku, ras, agama, kemajuan, dan lain-lain. Kesemua perbedaan-perbedaan itu membuat elemen-elemen masyarakat ASEAN sedikit terhambat untuk maju karena susah bersatu. 

Konflik perbatasan antarwilayah negara juga rentan terjadi. Indonesia – Malaysia, Singapura – Malaysia, Thailand – Myanmar, dan beberapa negara ASEAN dengan negara non-ASEAN merupakan contoh kasus yang hingga kini sering bertikai akibat masalah perbatasan ini.

Jika diamati dan dianalisis lebih jauh mengenai perbedaan, perselisihan, hingga pertikaian-pertikaian, semuanya sungguh membuat kita bersedih. Sebab hal ini akan membuat ASEAN sulit bersatu. Dan rasanya, tujuan ASEAN, terutama penciptaan komunitas ASEAN yang bersatu sangat mustahil tarjadi. 

Darah Itu Lebih Kental Daripada Air
Di antara perbedaan yang ada, negara-negara anggota ASEAN masihlah bersaudara. Bukankah kita masih satu rumpun? Bukankah nenek moyang kita itu sama? Dan mungkin, di dalam darah kita juga masih ada gen yang sama. Kita harus selalu ingat bahwa darah itu lebih kental daripada air. Saudara itu tetap lebih utama. Bahkan di atas segala perbedaan-perbedaan itu. Kita memang bersaing dengan saudara kita sendiri. Tetapi persaingan ini merupakan persaingan positif yang merangsang kemajuan bersama. Adapun persaingan yang sesungguhnya adalah persaingan dengan negara adikuasa. Sudah sepantasnya, kita mengingat hal ini di dalam diri kita semua.

Sumber gambar:
http://adityairawansport.files.wordpress.com/2011/11/asean-comminity.jpg

Bayangkan saja jika kita terus menerus bertikai karena perbedaan yang ada. Sudah bisa dipastikan, kemajuan bersama tak akan bisa diwujudkan. Dan lagi-lagi, negara adidaya yang akan berkuasa. Mereka dengan mudahnya ‘menjajah’ dan ‘mengendalikan’ kita di semua bidang kehidupan. Kita tentu tidak mau seperti itu.

Mari Lakukan Semua Action yang Tercantum di Dalam Blue Print 
Perwujudan nyata dari cara mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN bisa disiratkan dari action utuk tujuan pada blue print di tiap pilar yang menjadi fokus Komunitas ASEAN 2015. Pada prinsipnya, semua aksi yang dilakukan bertujuan untuk menyamakan kedudukan semua elemen masyarakat dari anggota komunitas. Sehingga kesempatan untuk bersaing menjadi sama dan jurang perbedaan bisa diminimalkan. Misalnya saja untuk pilar sosial budaya. Agar semua elemen masyarakat bisa bersaing secara sama, maka diberikan pendidikan, pelatihan, kursus, seminar, atau cerita lain yang bisa meningkatkan keahlian. Jadi dengan penyetaraan tersebut, persaingan dan kesempatan bisa sama. Dan kecemburuan yang menjadi sumber perselisihan bisa dihindarkan.

Sumber gambar: http://www.vcharkarn.com/study/images/stories/avatar.jpg

Untuk pilar politik, aksi nyata yang bisa diterapkan misalnya pemberian kesempatan bagi organisasi politik, institusi akademik, hingga organisasi sipil untuk berpartisipasi. Dalam hal ini diharapkan setiap elemen memiliki rasa memiliki. Dan tentu semuanya bisa menghilangkan rasa tidak dilibatkan yang bisa memicu pertikaian dan perselisihan.

Begitu juga dengan pilar ekonomi. Semua elemen masyarakat dilibatkan agar turut berpartisipasi. Sehingga rasa kebersamaan dan memiliki bisa terjadi.  Misalnya saja dengan program penggunaan produk sendiri dan meminimalkan impor. Terutama impor dari negara di luar negara anggota komunitas.

Semua action yang tercantum di dalam blue print di tiap pilar yang menjadi fokus Komunitas ASEAN 2015 sudah sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan komunitas. Semua bertujuan pada kemajuan bersama. Kita hanya tinggal melaksanakan dan mengontrol semuanya agar berjalan dengan baik. Tentu saja, semua elemen patut dan harus berpartisipasi agar tujuan itu bisa dengan mudah kita capai.

Komunitas ASEAN 2015: Mari Bergandeng Tangan, Bersama Kita Bisa!
Komunitas ASEAN 2015 sudah di depan mata. Sudah bukan saatnya kita mencari perbedaan. Kini waktunya kita menguatkan kebersamaan. Komunitas ASEAN 2015 adalah untuk kemajuan bersama. Komunitas ASEAN 2015 adalah untuk menguatkan kita bersama. Dan Komunitas ASEAN 2015 adalah kesempatan serta ajang kita untuk semakin eksis di kancah dunia. Mari, sesama saudara serumpun kita bergandeng tangan. Kita ciptakan lingkungan dan suasana yang harmonis. Agar kemajuan dan keberhasilan program yang sudah dibuat itu bukan hanya sekadar blue print belaka. Kita bisa. Semua pasti bisa.

Sumber gambar:
http://ic.pics.livejournal.com/zinbads123/51335531/1509/original.jpg

Referensi
http://www.asean.org/archive/5187-18.pdf
http://www.asean.org/archive/5187-19.pdf
http://www.asean.org/archive/5187-10.pdf
http://indonesian.cri.cn/201/2013/04/25/1s137831.htm
http://indonesian.cri.cn/201/2013/04/26/1s137863.htm
http://www.academia.edu/1986591/SIGNIFIKANSI_KAWASAN_ASIA_TENGGARA_DALAM_KEPENTINGAN_AMERIKA_SERIKAT

2 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)