Laman

13.10.13

Horace Wells, Dokter Pertama Pengguna Zat Anestesi (1815-1848)

Credit
Penggunaan obat-obatan yang sekarang dikategorikan sebagai narkoba sebenarnya sudah lama diketahui. Di zaman Romawi kuno, Hypocrates bahkan sudah memakai opium sebagai obat tidur. Di abad ke-15, bangsa Indian juga menggunakan opium di dalam upacara ritual. Di Indonesia sendiri, zat-zat yang termasuk psikotropika sudah masuk di abad ke-17 yang diperkenalkan oleh Belanda.

Narkoba di dunia medis merupakan barang yang legal. Hal ini karena barang-barang tersebut digunakan untuk keperluan penenang, penahan rasa sakit, anestesi, hingga obat untuk penyakit tertentu. Akan tetapi karena banyak digunakan di luar dunia medis, pemakaian barang-barang ini disebut sebagai penyalahgunaan.

Adalah Horace Wells, seorang pria berkebangsaan Inggris yang menjadi dokter pertama, tepatnya dokter gigi pertama di dunia yang menggunakan ‘narkoba’ sebagai zat anastesi atau zat pembius guna menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan jaringan tubuh. Berkat jasa beliau, kini kita bisa melakukan bedah operasi jaringan dan organ tubuh tanpa rasa sakit.

Nitrous oksida
Wells kecil lahir di Hartford, Vermont, pada 21 Januari 1815. Perjuangannya di sekolah selama 12 tahun, akhirnya membuahkan hasil. Tentunya setelah terlebih dahulu menamatkan kuliah kedokteran gigi di Boston, Massachusetts dari tahun 1834 hingga 1836. Di tahun-tahun itulah, Wells benar-benar mantap memilih karir sebagai dokter gigi.

Di tahun 1840, sebuah diskusi serius mengenai bedah operasi tanpa rasa sakit dengan Linus P. Brochett dari Hartford, Connecticut, memberi kesan yang mendalam di pikiran Wells. Padahal ide itu sendiri sudah ada sejak tahun 1814 yang dicetuskan oleh Dr. William T.G. Morton dari Farmington, Connecticut. Di kemudian hari, dua pria inilah yang pada akhirnya berjasa dalam penemuan yang cukup fenomenal di dunia kedokteran tersebut. Walaupun hubungan keduanya selalu terlihat aneh.

Sebuah kejadian penting yang menjadi titik balik karir kedokterannya terjadi setelah dia menghadiri kuliah Garner Colton. Waktu itu, tanggal 10 Desember 1844. Ya, di kuliah itu, Garner Colton menerangkan tentang fenomena kimia. Entah mengapa, tiba-tiba saja ide mengenai anestesi isap hinggap di pikiran Wells. Akhirnya, di keesokan harinya, yakni pada 11 Desember 1844, Well melakukan pencabutan gigi dengan mengisap gas nitrous oksida terlebih dahulu yang diberikan Dr. Colton. Pada saat mencapai 3 molar, Wells tidak merasakan sakit apa-apa. Dengan bantuan mantan muridnya, Dr. John Riggs dan juga temannya, Wells dan kawan-kawan melakukan operasi pertama dengan menggunakan zat anestesi.

Sejak saat itu, Wells mulai menggunakan nitrous oksida pada pasien-pasiennya. Tujuannya tentu saja adalah sebagai pencegah rasa sakit. Berkat temuan ini, Dr. Wells pergi ke berbagai kota di Eropa guna memperkenalkan zat anestesi ini. Dan sekembalinya ke kota asal, beliau lalu mematenkan gas nitrous oksida sebagai temuannya. Dia pun mengumumkan patennya ini koran harian Hartford Courant.

Pada 31 Januari 1845, Wells memberi kuliah tentang penggunaan nitrous oksida sebagai pencegah rasa sakit. Di sana dia mendemonstrasikan penggunaan zat anestesi ini pada proses pencabutan gigi, sebelum murid kedokteran Harvard, Dr. William T.G. Morton hadir. Demonstrasi yang dilakukan Wells ini ternyata gagal. Pasien sukarela yang terlibat ternyata masih merasakan rasa sakit. Bahkan dia berteriak dan memaki-maki Wells sebagai seorang penipu.

Wells pulang dengan penuh rasa sedih. Hatinya terpukul atas apa yang terjadi. Sungguh, dia tak pernah menyangka semua akan berakhir seperti itu. Dia lalu terus melakukan percobaan berbagai zat anestesi. Akan tetapi dia stres. Terlebih, muridnya Morton berhasil mematenkan eter sebagai zat anestesi. Akibat terlalu sering melakukan percobaan dengan menggunakan zat penghilang rasa sakit ini, Wells pun kecanduan. Terlebih pada kloroform. Hidupnya pun semakin tidak karuan.

Akhir hidup yang tragis
Di malam ulang tahunnya yang ke-33, Wells terlibat percekcokan yang berujung penyiraman asam pekat di wajah seorang wanita. Wells pun dipenjara. Kesunyian, kesendirian, keputusasaan, dan juga ketergantungan akan obat penawar rasa sakit, membawa Wells semakin depresi. Akhirnya, pada 24 Januari 1845, Wells mengakhiri hidupnya sendiri dengan bunuh diri di penjara Tomb Prison, di kota New York.

Sungguh sebuah akhir kehidupan yang tragis bagi seorang ilmuwan sepintar dia. Atas jasa beliau dalam bidang medis, sekali pun dia sudah meninggal dan dengan cara yang memalukan, dia tetap dianugerahi berbagai penghargaan. Salah satunya adalah sebagai penemu zat anestesi pertama dalam kedokteran modern.

Sumber
  1. http://www.nndb.com/people/322/000161836/
  2. http://www.trincoll.edu/classes/hist300/group2/horace.htm
  3. http://www.heritage-history.com/?c=read&author=morris&book=progress&story=wells

2 komentar:

  1. Kalau cerita soal manfaat sesungguhnya dari narkoba udah pernah denger teh, cuma baru tau sejarah dibalik benda yang kerap disalahgunakan ini. Miris ya akhirnya :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Kayak sekarang aja. Banyak yg berujung maut karena menggunakan narkoba. :(

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)