Hari ini, 12 tahun yang lalu, adalah hari yang tak bisa aku lupakan. Hari saat di mana untuk pertama kalinya aku menjadi ibu. Ya, di hari ini, 12 tahun yang lalu, putri pertamaku, Reihana Azzahra, lahir. Rabu, 1 Mei 2002 pukul 10 malam.
*
Malam itu, tanggal 30 April 2002 adalah USG terakhir di kehamilan pertamaku. Karena sudah melebihi HPL yang diprediksikan dokter, minggu itu, aku pun mengajak adikku untuk menginap. Tujuanku tentu agar saat perutku mengalami kontraksi atau terjadi ini-itu, aku ada yang nemenin. Tahu sendirilah seperti apa rasanya aku yang saat itu masih tinggal di rumah mertua. Meski mereka sangat baik, aku yang baru dekat dengan mereka setahun terakhir, masih sangat kagok untuk ngomong dan minta bantuan. Adapun suamiku, saat itu masih kerja di PT. Freeport, di Papua. Dan beliau baru akan pulang di bulan Juni berikutnya.
Ya, setelah menikah, aku memang tinggal di rumah mertua. Saat itu, kuliahku belum selesai. Aku sedang tugas akhir. Perut yang semakin membesar, jauh dari dokter kandungan yang biasa menanganiku, dan juga jauh dari kampus, menjadi alasanku untuk tinggal di rumah mertua. Sekali pun, anak mertua (baca: suamiku) tidak ada di sana.
Balik lagi ke minggu terakhir masa kehamilan pertamaku. Di beberapa hari terakhir di minggu itu, perutku sering sekali mengalami kontraksi. Karena belum punya pengalaman hamil dan melahirkan, aku kira itu biasa saja. Barulah pada saat USG terakhir di malam itu, dokterku bilang bahwa rahimku sudah mengalami pembukaan. Tapi baru bukaan 1. Jadi malam itu, dokter menyarankanku untuk pulang. Dia hanya bilang, jika kontraksi semakin kenceng, aku harus balik lagi ke rumah bersalin itu, malam itu juga. Tapi kalau belum kenceng, besok paginya, baru aku kembali ke sana.
Semalaman menunggu perut berkontraksi ternyata terasa begitu lama. Tak ada tanda-tanda bukaan rahim yang meningkat. Sekadar mengikuti saran dokter, akhirnya aku kembali ke rumah bersalin itu esok paginya dengan ditemani adikku yang sudah seminggu menginap.
Setiba di rumah bersalin, sang dokter ternyata tidak ada. Dia yang memang berdinas di rumah sakit pemerintah, baru bisa ke rumah bersalin itu sore harinya. Aku pun kemudian ditangani bidan dan perawat jaga. Setelah dicek bukaan rahim yang memang belum meningkat, aku lalu diberi infus yang katanya diberi obat penginduksi kontraksi rahim.
Kontraksi rahimku memang sedikit meningkat. Tapi cerita orangtua yang bilang bahwa kontraksi rahim saat mau melahirkan itu sangat sakit, sama sekali tidak aku rasakan. Bahkan sampai habis satu tabung infusan, kontraksi rahimku masih begitu-begitu saja. Bidan dan perawat menyerah. Mereka akhirnya menunggu dokter untuk menanganiku. Mereka hanya bilang, jika lewat malam itu kontraksiku masih seperti itu, aku mungkin harus dibawa ke rumah sakit untuk operasi Caesar. Dan tentu saja, mendengar hal itu, aku panik luar biasa sebab sebisa mungkin, aku ingin melahirkan secara normal.
Setelah Isya, dokter pun baru datang. Dia yang katanya baru selesai mengoperasi pasiennya di rumah sakit tempatnya berdinas, kemudian memasangkan kembali tabung infus baru dengan obat induksi yang katanya lebih banyak di tanganku. Dan benar saja, hanya berselang 30 menit, rahim yang asalnya berada di pembukaan 3, meningkat ke bukaan 7. Jangan ditanya rasanya. Wuih… ternyata benar kata orangtua, saat-saat menjelang kelahiran bayi itu adalah saat yang sakitnya luar biasa. Benar-benar, saat itulah baru terasa seperti apa besarnya cinta seorang ibu.
Detik demi detik rasanya bergulir begitu lama. Kontraksi yang begitu hebat itu sungguh sangat tidak tertahankan. Ingin rasanya aku menyerah dan meminta dokter untuk membedahku saja. Tapi, doa semua keluarga yang hadir menguatkanku. Mama, bapak, ibu dan ayah mertua, adikku, kakak iparku, serta suami yang melantunkan doanya lewat ponsel, terus menemaniku.
Akhirnya, bukaan lengkap itu pun datang. Karena tahu bayiku akan segera lahir, rasa sakit itu mendadak hilang. Aku jadi sangat bersemangat untuk segera mengeluarkan segala tenaga yang kumiliki. Dan benar saja. Hanya beberapa menit saja, bayi perempuanku akhirnya lahir ke dunia dengan berat 3,75 kg dan panjang 48 cm. Bayi perempuan cantik yang kemudian diberi nama Reihana Azzahra itu lahir di hari Rabu, 1 Mei 2002, pukul 10 malam atau pukul 22.00 WIB. Alhamdulillah….
Selamat ulang tahun Teteh Reihana sayang. Semoga teteh selalu sehat, semakin pintar, menjadi wanita solehah, menyayangi adik-adik, teman, keluarga dan orang-orang di sekitar, serta semakin disayang Allah. Jadilah selalu si sulung umi dan abi yang cantik lahir dan bathin serta selalu membanggakan. Tak ada yang bisa umi dan abi berikan kepada teteh di hari ulang tahun ini selain doa dan kasih kasih sayang. Aamiin… Aamiin… Aamiin Ya Robbal Alamin. We Love You, Teteh. :)
lagi hamil, masih kuliah, suami jauh, dan tinggal di rumah mertua, teh? eheuuhhh tabah nian teh nia ini :D
BalasHapusteh... ini beneran semua kan? gak ada yang direkayasa? hihihi.. berani dijewer, teh nia pasti disayang mertua :D
BalasHapusselamat milad teh Reihana, semoga menjadi anak yang sholehah, dimudahkan segala urusannya dan tercapai cita-citanya :)
ngga kerasa udah gede aja ya mak bayi2 kitaa, met ultah untuk putrinya, moga sehat selalu dala lindungan Alloh AWT Aamiin
BalasHapusPerjuangan menjadi ibu memang terasa berat tapi akan selalu indah untuk dikenang ya mbak. Dulu sy melahirkan di Papua tanpa ditemani family, hanya suami yang tak bisa full menunggui karena tugas kantornya. Hiks jadi terkenang.
BalasHapusTapi syukur itu selalu ada ya mbak karena sang putri skrg sdh beranjak dewasa. Selamat milad ya bwt teh Reihana, semoga tumbuh menjadi gadis yang sholeha...amin
Happy milad buat putri cantiknya ya mba...
BalasHapusselamat ultah rei.. smoga jd anak salihah..
BalasHapusNgak kerasa ya Mbak, dulu di timang-timang sekarang udah besar. Semoga menjadi anak yang solihah dan berbakti pada orangtua.
BalasHapusSelamat ulang taun, semoga jadi anak yg sholehah dan berbakti + selalu ingat perjuangan bunda nya melahirkan :-)
BalasHapusNgak terasa teh nia dah punya anak perawan hehehe
Selamat ulang tahun, Reihanna. Sama nih ulang tahunnya ma tante :)
BalasHapusSelamat ulang tahun Teh Reihana, hmm udah jadi mojang mbandung nan geulis... smoga geulis juga akhlaknya dan makin sayang sm umi-nya
BalasHapusWah seneng ya Mak, sudah bisa temenan sama anak :), sdh bs diskusi soal perempuan berdua *menunggu 6 tahunan lagi :)
aaiiih si eneng cantik ultah yak. met milad ya Teh Reihana, tetap sehat, pintar dan sholeha muah muaaahh
BalasHapusselamat ulang tahun ya buat sic antik
BalasHapushadeuh niii....symah tanggal 15 na merasakan mules mules teh,hehehe.... anak pertama sy lahir tgl 15 mei , 2004 tapina benten 2 th nya.... met milai teteh ana nu geulis...smg panjang umur, sehat, makin cantik lahir bathin, makin sholeha....
BalasHapusSubhanallah .. pengalaman yang tak terlupakan ya Mak. Barakallah untuk teteh. Semoga senantiasa jadi penyejuk hati orangtua :)
BalasHapusREIHANA cantik sekali........
BalasHapusmet milad y sayang.....
Seru ya, punya ABG :))
BalasHapusSelamat ulang tahun, ya, Teteh Cantik. Semoga menjadi remaja yang bahagia dan soleh :)
Aih, sudah jadi anak gadis sekarang ya, Mak
BalasHapusMet milad buat Teteh Rei yang cantik :)
Subhanallah,,mak itu putri cantik banget ya,,,ih,,,lucu banget pas bayi,,,cun sayang dari sini ya cantik..semoga selalu dilindungi Allah,,,jadi anak mama papa yg hebat,,, yg bisa mengantarkan orang tua ke surga :)
BalasHapusSelamat ulang tahun teteh Reihana.Wah...
BalasHapussudah besar ya .smoga jd anak sholihah ya nak.
Perjuangan seorang Ibu utk melahirkan akan tetus terrekam ya, Mba.
BalasHapusSelamat ulang tahun, Rei. Sehat dan bahagia selalu, ya.
yuhuuu, cantik banget, HBD ya kakak, duhh nanti beberapa tahun kedepan anaku juga jadi gadis begini <3
BalasHapuswaah... sudah punya anak gadis nih... hehehe...
BalasHapusWalaupun sudah 12 tahun terlewati, tapi masa2 mengandung dan mealhirkan itu tak akan lupa ya mak...
Selamat milad kak Reihana..anak saya Zaidan juga Milad ke 7 Tanggal 3 Mei lalu:)
BalasHapusSelamaaatttt ulang tahuuuunnnnnnn cantiiikkk...
BalasHapusCepet ya mba...dah 12 taun aja :")