Laman

18.5.14

Waspadai TB Resisten Obat

Pengobatan TB standar itu berjalan selama 6 bulan. Selama waktu pengobatan itu, penderita harus mengonsumsi obatnya secara patuh dan teratur menurut jadwal yang disarankan dokter. Jika tidak dilakukan, misalnya lupa atau pun sengaja karena malas dengan efek samping yang diberikan, atau mungkin karena sudah merasa sembuh, maka penyakit TB kemungkinan besar tidak akan terobati secara tuntas. Dan sebaliknya, kuman TB tersebut malah bisa menjadi bertambah kuat. Sehingga akhirnya, dia resisten (kebal) terhadap obat yang diberikan.

Keadaan itu persis terjadi pada seorang tetangga di kampung saya. Namanya Bu Lalah. Karena dia merasa terganggu dengan rasa mual setelah meminum obat anti TB (OAT), maka begitu tubuhnya merasa baikan, dia meninggalkan kewajibannya dalam meminum OAT tersebut.

Beberapa minggu ke depannya, Bu Lalah memang masih segar bugar. Tubuhnya nampak seperti orang biasa yang ‘sehat-sehat’ saja. Akan tetapi, setelah menginjak hitungan bulan, tepatnya bulan kedua setelah lepas dari obat, kesehatan Bu Lalah menurun dan kembali mengalami gejala yang sama seperti saat divonis menderita TB oleh dokter. Dia batuk-batuk, demam di malam hari, hilang nafsu makan, dan juga turun berat badan. Dia pun panik dan langsung dibawa keluarganya ke dokter tempat dia biasa memeriksakan kesehatannya.

Mendengar cerita Bu Lalah, sang dokter langsung marah. Tak henti-hentinya dia memarahi Bu Lalah dan keluarganya yang lalai terhadap obat. Begitu pula dengan Bu Lalah dan keluarganya. Mereka menyesal dengan apa yang telah terjadi. Akhirnya, dengan pemeriksaan biakan serta uji kepekaan kuman terhadap obat TB (Drugs Sensitivity Test/DST), Bu Lalah dinyatakan menderita TB Resisten Obat.

TB Resisten Obat, Apa Itu?
TB Resisten Obat adalah suatu keadaan di mana penyakit TB kebal terhadap obat reguler/obat standar yang umum diberikan. Keadaan ini terjadi akibat kuman TB (Mycobacterium tuberculosis) yang mengalami mutasi genetik. Pada akhirnya, obat menjadi tidak efektif melawan mutan bakteri ini.

TB resisten obat itu ada tiga macam, yaitu Monoresisten TB, MDR TB dan XDR TB.
  • Monoresisten TB adalah suatu keadaan di mana kuman TB kebal terhadap salah satu obat anti TB.
  • MDR TB atau Multidrug-resistant TB adalah suatu keadaan di mana kuman TB kebal terhadap minimal dua jenis obat anti TB lini pertama, yaitu isoniazid and rifampisin. Padahal kedua obat ini sudah dikenal ampuh terhadap berbagai regimen TB.
  • XDR TB atau Extensively drug resistant TB adalah suatu keadaan di mana kuman TB tidak hanya kebal terhadap isoniazid and rifampisin saja. Dia juga kebal terhadap obat anti TB lini kedua, yaitu golongan fluorokuinolon, kanamisin, amikasin, atau kapreomisin. XDR TB merupakan jenis MDR TB yang sangat langka.

Penyebab TB Resisten Obat…
Selain lalai (berhenti) dalam meminum obat, seperti yang menimpa Bu Lalah, ada penyebab lain yang membuat bakteri TB menjadi kebal terhadap obat. Di antaranya saja adalah sebagai berikut.
  • Penderita TB tidak mengonsumsi obatnya secara teratur seperti yang dianjurkan dokter.
  • Mengalami pengulangan penyakit TB (mempunyai riwayat pernah menderita TB sebelumnya).
  • Penderita berasal dari daerah yang banyak/berisiko besar TB resisten obat.
  • Berada di lingkungan pasien TB resisten obat (sangat dekat dengan penderita TB resisten obat).

Gejala TB Resisten Obat…
Gejala TB resisten obat itu sama seperti gejala TB pada umumnya. Seperti pada cerita Bu Lalah tadi. Pada saat dinyatakan TB resisten obat, dia sebelumnya mengalami gejala yang sama seperti pada saat pertama dia dinyatakan menderita TB, yaitu sakit dada, batuk-batuk (yang mungkin disertai darah), demam tapi berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, lemah, dan turun berat badan secara drastis.


Jika Gejala TB Resisten Obat Itu Sama dengan Gejala TB (Reguler), Bagaimana Cara Menentukannya?
Cara menentukan TB resisten obat tentu saja adalah dengan diagnosis melalui pengecekan secara khusus. Jika Anda merupakan penderita TB yang berisiko menderita TB resisten obat, (misalnya penderita TB yang pernah lupa/tidak mengonsumsi obat secara teratur seperti yang dianjurkan dokter; pernah mengalami penyakit TB sebelumnya; berasal dari daerah yang banyak/berisiko besar TB resisten obat; atau mengalami kontak yang intens dengan pasien TB resisten obat) maka Anda akan sangat disarankan untuk menjalani serangkaian tes khusus. Tes itu meliputi pemeriksaan biakan serta uji kepekaan kuman terhadap obat TB (Drugs Sensitivity Test/DST) atau tes cepat dengan metode PCR (Xpert MTB/RIF). Kedua tes ini pada akhirnya akan menentukan apakah Anda TB resisten obat atau pun tidak.

Pengobatan TB Resisten Obat…
Ini yang rumit. Pengobatan TB resisten obat tidak sesederhana mengobati penyakit TB biasa, sebab kuman sudah kebal terhadap obat yang selama ini ampuh menghilangkannya. Pengobatan TB resisten itu jauh lebih sulit.

Selain membutuhkan waktu yang lebih lama (yaitu 18 – 24 bulan) dan juga obatnya yang 100 kali lebih mahal dibandingkan pengobatan dengan obat standard (first-line), pilihan paduan obat anti TB untuk TB resisten (terutama TB XDR) itu sangat terbatas. Sudah pasti, jumlah obatnya lebih banyak dan efek samping yang ditimbulkannya pun juga lebih berat.

Tapi jangan takut, dengan ketersediaan pengobatan yang efektif, TB resistan obat itu dapat disembuhkan. Seperti pada Bu Lalah tetangga saya itu. Setelah mengalami lika-liku pengobatan, kini akhirnya Bu Lalah dinyatakan sembuh total dari penyakit TB resisten obat.

Tak cuma TB resisten jenis monoresisten, bahkan beberapa negara yang banyak ditemukan pasien TB XDR-nya (TB resisten obat yang langka dan paling serius) pun melaporkan keberhasilan pengobatannya, walaupun angkanya masih berkisar 50 - 60%, tergantung dari seberapa berat penyakitnya. Dan ingat, pengobatan TB resistan obat itu harus selalu dipantau kepatuhan dan ketuntasannya, agar si penderita bisa sembuh total. Jangan lupa juga, pengobatan TB resistan pun harus selalu dilaporkan ke dalam sistem surveilans.

Penularan TB Resisten Obat…
Seperti halnya penyakit TB biasa, TB resisten obat juga menular. Cara penularannya juga sama seperti penyakit TB biasa. Yaitu melalui udara yang terhirup oleh paru-paru, sedangkan di dalam udara itu ada kuman Mycobacterium tuberculosis dari penderita yang ke luar lewat batuk, bersin, berbicara, atau yang lainnya.

Kuman TB (termasuk kuman strain TB resisten) memang tidak menyebar dan menular melalui sentuhan tangan, makanan dan minuman, tempat tidur atau toilet, sikat gigi, dan juga ciuman. Tetapi jika kita diam di tempat yang tingkat kebersihan dan akses terhadap obat TB-nya terbatas, apalagi di daerah yang berisiko tinggi TB resisten obat dan juga kontak dengan penderita TB resisten obatnya sangat intens, kita mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk tertular penyakit TB resisten obat tersebut.

Yuk Mencegah dan Mengendalikan TB Resisten Obat!
TB resisten obat memang sangat mengerikan. Selain pengobatannya yang rumit dan lebih lama, TB resisten obat juga bisa berujung kematian jika tidak diobati secara tuntas. Akan tetapi, TB resisten obat juga bisa dicegah. Yuk kita coba hal-hal berikut ini untuk mencegah dan mengendalikan TB resisten obat!
  • Menjaga kebersihan tempat penderita TB resisten obat itu agar kuman TB strain resisten obat itu tidak mencemari lingkungan dan tidak menular pada orang lain.
  • Selalu teliti dengan obat yang diberikan dokter. Jadi pastikan selalu bahwa obat yang diberikan pada penderita TB itu adalah obat yang tepat. Sebab penggunaan obat anti TB lini kedua (siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, kanamisin, dan lain-lain) secara sembarangan dapat memicu munculnya TB resisten obat, baik itu Monoresisten TB, MDR TB, atau pun XDR TB.
  • Selalu melakukan pengecekan kesehatan secara rutin, baik itu orang-orang yang sehat (yang mungkin melakukan kontak intens dengan penderita TB resisten obat) atau pun penderita TB biasa (yang mungkin berkembang menjadi TB resisten obat).
  • Memastikan bahwa penderita TB melakukan pengobatan TB-nya secara tuntas

(Lagi-lagi) Patuh, Taat, Sabar, Disiplin, dan Doa adalah Kuncinya
Pada dasarnya, semua penyakit itu ada obatnya. Begitu pun dengan TB resisten obat. Sekali pun mustahil, misalnya untuk XDR TB yang tingkat kesembuhannya masih kecil, kesembuhan itu sangat mungkin dicapai. Kita hanya harus patuh dan taat pada saran dokter dalam mengonsumsi obat; sabar dalam menghadapinya karena waktunya tidak sebentar; dan disiplin dalam menjalankan semuanya. Tak lupa, doa juga wajib kita panjatkan, sebab sebesar apa pun usaha yang kita lakukan untuk mencapai kesembuhan itu, tanpa ‘campur tangan’ Tuhan, semua mustahil bisa terwujud. Yuk waspada selalu dengan TB dan TB resisten Obat!

Referensi dan Sumber Gambar
http://www.depkes.go.id/downloads/TB_DAY_08/Artikel_TB.pdf
http://tbindonesia.or.id/
http://www.cdc.gov/tb/topic/drtb/default.htm
http://www.who.int/tb/challenges/mdr/en/
www.corbisimages.com

25 komentar:

  1. Waa... ini artikelnya sudah super duper lengkap Mak...
    Semoga menang yaa... :)

    BalasHapus
  2. Mak...makin lama menulis tentang si TB terutama TB resistan obat membuat saya makin tahu betapa mengerikannya akibat penyakit menular ini jika tidak ditanggulangi dengan benar. Setuju Mak...TB terutama TB Resistan obat harus diwaspadai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mak. Bersyukur ya bisa ikut lomba ini. Jadi banyak tahu tentang penyakit ini. Semoga semakin banyak juga yang menjadi tahu. :)

      Hapus
  3. artikel yang bagus, karna sangat lengkap sekali infonya

    BalasHapus
  4. sebelumnya aku gak tau kalau ada yang resistan sama obat TB

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga baru tahu lebih banyak sekarang. Dulu hanya sebatas pengobatan yang lebih berat aja. Ya, itu dari tetangga yang aku ceritakan di atas...

      Hapus
  5. lengkap banget mak.....ternyata dengan ikut lomba ini kita jadi tahu banyak tentang TB ya mbak, itung-itung nambah pengetahuan lah sambil terus menjaga kesehatan tubuh dan menjaga kebersihan lingkungan agar kita terhindar dari virus ini.

    Semoga menang ya mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Yuni, berkat ikut lomba ini, kita jadi tahu tentang TB lebih banyak. Semoga di luar sana makin banyak yang tahu juga. Jadi bisa lebih waspada.

      Aamiin. Makasih :)

      Hapus
  6. Anonim10.56

    Mak jadi tambah wawasan membaca postmu...semoga menang yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Aamiin. Makasih, Mak Lies. :)

      Hapus
  7. Walah, ternyata bahaya juga ya kalau penyakit sudah resisten obat. Dan mahal pulak, pengobatannya, bisa 100x lebih mahal. Ditanggung sama BPJS nggak ya kira-kira? ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo baca-baca dari tema kemaren, tentang obat TB gratis, gak disebutin kan ya obat mana-mana aja yang gratis. Jadi, kayaknya obat untuk TB resisten obat juga mungkin gratis. Kebayang kalo harus bayar sendiri. Bisa-bisa pasien TB resisten obat pada gak mau berobat karena kemahalan. Dan tentu ini bahaya. Bisa menularkan penyakit TB resisten obatnya ke mana-mana. *IMHO*

      Hapus
  8. Ngeri ya. Semoga kita selalu sehat ya, Teh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Evi. Semoga saja dengan banyaknya tulisan tentang TB ini, semua orang jadi waspada. Aamiin... semoga kita selalu sehat. :)

      Hapus
  9. klo tb resistan obat ga diobati, kasian orang lain yg tertular :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu, Mak. Semoga saja obat TB resisten ini gratis, supaya para penderita bisa diobati. Dan penularan penyakit TB resisten ini bisa dicegah atau setidaknya dikurangi...

      Hapus
  10. Yup, sabar diiringi kemauan tinggi untuk sembuh, ditambah dukungan keluarga adalah yang utama untuk mencegah TB resistan ya mak :)

    BalasHapus
  11. Ya Allah...harus bener-bener disiplin dan harus teratur yaaaak... hm..penderita TB sebetulnya ada disekitar kita...waspadai yaaak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mak. Kalo gak disiplin, bisa-bisa malah resisten obat. Dan jelas jadi lebih gawat...

      Hapus
  12. TB Resistan Obat pun insya Allah bisa sembuh ya Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan obat yang tepat, kepatuhan dan disiplin yang tinggi, Insya Allah TB resisten obat bisa sembuh, Mak Niar...

      Hapus
  13. Huwaaaaa.. baru tau TB ada yang kebal sama obat. Tapi yang penting obatnya ga boleh berenti ya mba sebelom kumannya bener2 ilang. Lawan TeeeeBeeeee!!!!!

    Sukses Mba..

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)