Laman

11.7.14

Orang Tua : Mata Air Ketulusan

“Ketulusan mungkin terlihat sederhana dan santun, 
tetapi ia memiliki kekuatan yang dijamin oleh keajaiban.” ― Mario Teguh


Seperti itulah ketulusan. Kita mungkin memandangnya begitu sederhana ketika orang lain melakukannya. Tapi saat kita harus tulus, dibutuhkan sebuah kekuatan yang sangat besar. Dan bahkan, untuk hal-hal tertentu, agar kita bisa tulus, dibutuhkan sebuah keajaiban.

Ketulusan bukanlah monopoli orang tertentu. Bukan pada orang dewasa. Bukan pada alim ulama. Dan juga bukan pada mereka yang selalu hidup dalam kesusahan. Ketulusan itu ada pada setiap hati yang besar, hati yang lapang, dan juga hati yang menerima bahwa semua hal yang sudah terjadi itu merupakan takdir yang sudah digariskan-Nya. Karena ketulusan itu butuh kekuatan yang sangat besar, terkadang, anak-anak bisa lebih tulus daripada orang dewasa.

Ketulusan Orang Tua Terhadap Anaknya
Dulu, saya sering meragukan ketulusan orang tua terhadap anaknya. Sebab setiap kali saya meminta sesuatu, orang tua pasti bertanya macam-macam serta memberi nasihat ini dan itu mengenai apa yang saya inginkan, sebelum akhirnya memberikan apa yang saya minta itu. Karena selalu seperti itu, jadinya saya sering bertanya-tanya, “tulus gak sih ngasih apa yang saya inginkan?”

Sekarang, setelah menjadi orang tua, saya merasakan kekuatan rasa tulus itu. Ya, seperti orang tua saya dulu, sebelum memberi apa yang diinginkan anak-anak, saya pasti ngomel ini dan itu terlebih dahulu. Bukan karena tidak tulus, tapi saya ingin, apa yang diinginkan anak-anak saya itu berguna dan tidak digunakan untuk hal-hal menyimpang yang mungkin akan merugikannya.

Sebuah Momen Ketulusan


Foto di atas adalah contoh dari sebuah momen ketulusan orang tua terhadap anaknya. Di sini terlihat bagaimana seorang ibu memeluk anaknya yang duduk bersimpuh meminta maaf dan memohon doa restu kepada ibunya itu. Dengan mengusap-usap punggung si anak, curahan rasa tulus, jutaan kata maaf, dan miliaran doa serta restu dan ridho, dihembuskan sang ibu pada anaknya itu. Sudah pasti, di sini, ketulusan dan ridho sang ibu terhadap anaknya begitu besar, yang mungkin bisa menjadi keajaiban bagi anaknya dalam mengarungi perjalanan kehidupannya.

Orang tua memang merupakan mata air ketulusan. Segala apa yang dilakukan, segala apa yang diberikan, dan segala apa yang didoakan untuk anaknya, selalu bernapaskan ketulusan. Mungkin secara kasat mata sang anak tidak tidak bisa melihatnya, namun jauh di lubuk hatinya, ketulusan itu sangat benar-benar terasa. Tak ada ketulusan yang besarnya melebihi ketulusan orang tua terhadap anaknya.

Foto di atas diambil dengan menggunakan kamera Nokia Lumia 520 pada saat acara doa bersama siswa, orang tua, dan guru menjelang pelaksanaan Ujian Nasional beberapa waktu yang lalu, di sebuah sekolah swasta di Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Meskipun penerangan lampunya tidak terlampau terang, dan walaupun kamera Nokia Lumia 520 tidak memiliki lampu flash, foto yang dihasilkan cukup bagus. Foto bahkan syahdu (tanpa editan photo editor) dan cocok untuk suasana di ruangan yang memang saat itu penuh dengan keharuan.

1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)