Anak-anak Belajar di Youtube? Kenapa Tidak!

"Bi ay en di yo... bi ay en di yo...."

Heh! De Dudan ngomong apaan tuh? Ngacaprak kitu? Tapi kok terus. Diajarin kakak-kakaknya kah?

Itu reaksi saya saat pertama kali denger De Dudan nyanyi lagu itu. Iya, kirain saya, De Dudan (De Zaudan) ngomong ngasal. Dan ternyata, setelah investigasi yang cukup alot *halah*, dengan bantuan kakak-kakaknya karena si bocah sedikit cadel, barulah saya tahu kalo itu adalah lagu.

"Itu mamah... nani nani... neulseli laim... dina yutup."

Heh? Lagi-lagi saya gak ngerti dengan ucapan De Dudan. Untunglah kakak-kakaknya ngerti. Kata mereka, itu adalah salah satu lagu Nursery Rhymes yang ada di Youtube.

Youtube? Iya Youtube! De Dudan memang sudah akrab dengan Youtube. Mungkin karena lihat emaknya, babehnya, plus kakak-kakaknya yang sering buka. Emaknya lihat-lihat video klip jadul, babehnya lihat-lihat trailer film terbaru, aanya lihat-lihat game, sementara tetehnya ngulik-ngulik cara berhijab. Ya gimana ga akrab coba sama situs yang satu ini.

Tapi, beneran lho, Nursery Rhymes di Youtube ini ajaib. De Zaudan yang biasanya hanya nyanyi lagu-lagu anak zaman jebot hasil ajaran neneknya, jadi bisa lagu Bahasa Inggris. Gaya, kan? Wekekek.. Emaknya aja gak tahu lagu-lagu itu. Dari mulai Twinkle-twinkle, Bingo, ABC, dan banyak lagi. Gak cuma lagunya aja. Gambar-gambar yang ada di lagu-lagu itu juga jadi tahu. Gara-gara Nursery Rhymes juga, sekarang De Zaudan jadi ngepens banget sama Big Ben. Iya Big Ben, jam raksasa yang ada di London itu. Apa-apa selalu Big Ben. Saking sukanya, gak jarang dia melamun dan tiba-tiba nyeletuk.

"Mah, dede teh meni teu acan ka ditu ih," ucapnya.

"Teu acan ka mana? tanya saya heran.

"Ka London," jawabnya.

*Gubrak aku kaget hampir pingsan* :)))

"Enya mamah, dede teh hoyong pisan ninggal Bigben," ucapnya memperjelas.

"Hehehe... enya de, engke urang ka ditu. Doakeun atuh nya mamah seueur acis."

Roaming? Hehe... ini artinya.

"Mah, dede teh meni belum ke sana ih," ucapnya.

"Belum ke mana? tanya saya heran.

"Ke London," jawabnya.

*Gubrak aku kaget hampir pingsan* :)))

"Iya mamah, dede teh pengen banget liat Bigben," ucapnya memperjelas.

"Hehehe... iya de, nanti kita ke sana. Doain ya supaya mamah banyak uang." 

Big Ben di Nursery Rhymes yang pertama kali dikenal Zaudan

Selain Nursery Rhymes, di Youtube juga De Zaudan paling seneng lihat upacara bendara. Beneran, upacara bendera sodara-sodara. Video upacara penaikan bendera tiap tahun di Youtube udah puluhan kali dia puter. Dia suka gerak harmonis para pengibar benderanya; dia suka suara komandan upacaranya; dia suka musiknya; dia suka suara terompet besar yang… apa sih namanya, melofon? ; bahkan dia suka lagu Indonesia Raya. Tiap hari, bisa sampe 20 kali nyanyiin lagu itu. Awalnya sih cuma ngikutin, tapi lama-lama hafal sendiri. Dia nyanyi sendiri sambil bawa-bawa bendera merah putih, lengkap dengan tongkatnya ke mana-mana.

Youtube Buat Anak-anak

Dulu, saya sempat  khawatir banget kalau anak-anak, terutama De Zaudan buka-buka Youtube. Takutnya ada rekomendasi video-video ‘aneh’. Tapi sekarang enggak lagi. Dengan cara selalu login akun gmail, saya tak lagi takut. Toh video yang direkomendasikan adalah video-video yang sering dibuka atau yang sejenisnya. Lumayanlah Youtube bisa jadi mainan De Zaudan kalau saya lagi nyuci. Iya, dia jadinya anteng nonton Nursery Rhymes atau upacara bendera. Atau kalau pun video yang lain, De Zaudan nonton video unboxing mainan anak-anak. 

Iya, Youtube memang gak selalu membawa pengaruh positif, seperti De Zaudan yang jadi bisa nyanyi berbaha Inggris atau jadi suka lagu Indonesia Raya. Youtube juga membawa efek negatif. Terutama bagi anak-anak. Tapi saya kira, dengan selalu login menggunakan akun gmail kita, serta adanya pengawasan dan pendampingan dari kita, baik pada hape maupun laptop/pc, video-video ‘berbahaya’ yang siap ‘meracuni’ anak-anak kita, pasti bisa kita tangkal. Anak-anak belajar di Youtube? Kenapa tidak! Itu menurut saya. Gimana menurut teman-teman?