Ilmu Menyimak Tangis

Kemarin pagi, di grup WA alumni kuliah, seorang teman mengirim sebuah video. Layaknya video-video yang biasa dikirim teman lainnya, saya pun memutuskan untuk skip dan tidak membukanya.

Ah, paling-paling juga video ajakan berbisnis mlm, video dubsmash, atau video lucu-lucuan lainnya. Buang-buang waktu aja. Begitu kata saya dalam hati.

Tapi, begitu hendak saya hapus, tangan kok rasanya berat banget ya. Kenapa harus di-delete langsung, gak ada salahnya kan kalo dilihat dulu. Barangkali saja berguna. Sisi hati yang yang lain berbicara.

Saya pun menuruti bisikan hati yang kedua. Saya buka dan menunggu beberapa saat hingga video ter-download sempurna.

Benar saja, bersyukur saya tidak men-delete video tersebut tanpa membukanya terlebih dahulu. Sebab video tersebut SANGAT PENTING. Penting banget malah. Sehingga saking pentingnya, saya langsung forward video tersebut ke suami saya. :D

Mau tahu video apa yang saya tonton? Nih dia! Tonton sampai akhir, ya. :))

Bagaimana? Isinya penting banget, bukan, ibu-ibu? Tentu saja, sebab jika inti dari video itu diabaikan, seperti Ustadz Salim A. Fillah bilang di video itu, "bisa menyebabkab Perang Dunia Ke-3."

Sungguh, sebagai perempuan, saya merasa terwakili isi hati oleh video itu. Apalagi saya sebagai perempuan yang supercengeng. Jangankan untuk masalah besar, nonton film sedih aja nangisnya bisa seharian. Hehehehee...

Tapi setuju ya, ibu-ibu, perempuan itu memang butuh pria yang banyak mendengar. Mendengar segala keluh kesah keseharian yang heboh dengan anak-anak, kerjaan rumah atau kantor, dompet yang lagi tipis, hingga curhat ketika kalah lomba *yang terakhir mah itu saya banget*. Tanpa didengarkan, niscaya, rumah bakal selalu berantakan, pakaian selalu kotor dan kusut, makanan asin semua, dan anak-anak kucel tak terurus. Perang Dunia Ke-3 pun bisa terjadi kalo kata ustadz Salim mah. :D

Buat bapak-bapak, ayooo sediakan selalu telinga untuk mendengar segala keluh kesah istri Anda, ya. Ga mau kan kalo nanti istri Anda mencari telinga yang lain, seperti yang Ustadz Salim bilang? Hehehe… jangan sampai! Gak susah-susah kok. Cuma dengerin aja. Mau sekali, dua kali, atau bahkan seratus kali istri Anda cerita masalah yang sama, dengerin aja layaknya itu adalah yang pertama. 

“When a woman stops crying over you,
that means someone else is making her smile.”

Sebenernya, para perempuan kalo lagi nangis tahu kok bahwa nangis itu gak menyelesaikan masalah. Para perempuan juga tahu seperti apa jalan ke luar dari masalah-masalahnya. Bahkan tanpa menangis sekali pun. Tapi ya gimana, kalo hati sedang sedih, rasanya belum puas kalo nggak nangis.

Tapi, secara ilmiah, katanya nih ya, menangis itu memang sangat diperlukan. Tak cuma buat perempuan lho, laki-laki juga. Sebab menangis yang melibatkan perasaan (emosi) itu konon melepaskan hormon stres, yaitu endorfin. Ya, mungkin benar menangis itu tidak menyelesaikan masalah, tapi dengan dilepaskannya hormon stres, maka setelah menangis, kita, terutama perempuan akan menjadi lega. Selain saat menangis, hormon endorfin juga dihasilkan tubuh ketika olahraga. Itu sebabnya, meskipun tubuh kita kelelahan, sehabis olahraga tubuh kita juga merasakan kelegaan.

Katanya juga nih ya, alasan yang membuat perempuan menangis lebih sering daripada laki-laki itu karena hormon biologisnya. Perempuan memiliki 60% lebih banyak hormon prolaktin di dalam tubuhnya  daripada pria. Dan prolaktin sendiri merupakan protein yang mempengaruhi sistem endokrin, yang salah satunya dapat menyebabkan perempuan menangis lebih sering daripada pria. Perempuan juga memiliki saluran air mata yang lebih kecil dibandingkan laki-laki. Hal ini mengakibatkan air mata perempuan lebih mudah tumpah lebih terlihat daripada air mata laki-laki.

Nah… tuh! Bapak-bapak pada mau lihat istrinya terbebas dari stres? Ayo siapkan sandaran dan bahu yang nyaman buat istrinya untuk menangis sampai tuntas. Jangan bilang kalo menangis itu gak menyelesaikan masalah lagi, ya? Yuk praktikan ilmu menyimak tangis seperti yang diceritakan ustadz Salim A. Fillah di atas. Biar rumah tangga selalu rukun dan harmonis. Setuju?

Referensi: http://www.storypick.com/facts-about-tears/