Si pangais yang nasionalis. Teman-teman tahu arti kata 'pangais'? Dalam artian kata yang sebenernya, pangais (bahasa sunda) berarti jarik atau kain penggendong. Nah untuk judul postingan ini, pangais mengacu pada anak sebelum anak bungsu. Dan anak saya, yang menjadi pangais, atau lengkapnya anak saya yang pangais bungsu adalah Zaudan. Anak ketiga yang gak jadi anak bungsu karena punya adik, yaitu De Rayyan.
Yupp, sesuai judul postingan ini, Zaudan memang sangat nasionalis. Sejak beberapa bulan ke belakang, benda yang dia favoritkan itu adalah bendera merah putih beserta tiangnya. Bendera yang memang khusus dibeli karena keinginan dia sendiri. Dan tentu saja, Indonesia Raya menjadi lagu yang paling sering dia nyanyikan. Kalo dihitung, mungkin sehari bisa dia nyanyikan lebih dari ratusan kali. Atau kalau pun bukan lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu yang dinyanyikannya saat memegang bendera, itu pasti adalah lagu Bendera Merah Putih.
Kalo teman-teman mau lihat, coba deh tengok akun Instagram saya di www.instagram.com/niaharyanto. Di sana, teman-teman bakal lihat beberapa foto anak saya, Zaudan, sedang pegang bendera merah putih. Bukan saat itu saja lho dia bawa bendera merah putih. Setiap hari, setiap jam, bahkan tidur pun harus bawa bendera merah putih. Tak hanya dia saja, kalau sedang bawa bendera merah putih, kita yang ada di dekatnya juga seringkali harus ikut nyanyi dan hormat. Mending kalo cuma sekali, hal ini bisa dilakukan berkali-kali sampai kita nyerah dan pegel. Hehehe.... Nih salah satu foto Zaudan yang membawa bendera merah putih lengkap dengan tiangnya.
Kalo teman-teman mau lihat, coba deh tengok akun Instagram saya di www.instagram.com/niaharyanto. Di sana, teman-teman bakal lihat beberapa foto anak saya, Zaudan, sedang pegang bendera merah putih. Bukan saat itu saja lho dia bawa bendera merah putih. Setiap hari, setiap jam, bahkan tidur pun harus bawa bendera merah putih. Tak hanya dia saja, kalau sedang bawa bendera merah putih, kita yang ada di dekatnya juga seringkali harus ikut nyanyi dan hormat. Mending kalo cuma sekali, hal ini bisa dilakukan berkali-kali sampai kita nyerah dan pegel. Hehehe.... Nih salah satu foto Zaudan yang membawa bendera merah putih lengkap dengan tiangnya.
Zaudan dengan bendera merah putih kesayangannya |
Cerita awal dia punya bendera merah putih begini. Suatu kali, saat diajak ke pasar, seperti halnya anak lain yang minta dibelikan sesuatu, misalnya mainan, Zaudan malah minta dibelikan bendera merah putih. Kesukaannya nonton upacara bendera di tv dan Youtube membuatnya sangat memfavoritkan bendera bangsa kita ini. Untuknya, bendera merah putih itu adalah benda ajaib. Yang dengan hanya dikibarkan saja, semua orang hormat padanya.
Rasa nasionalisme Zaudan tak berhenti sampai di situ. Sekarang, dia begitu menginginkan baju seragam paskibra. Iya, dia ingin sekali berpakaian lengkap seperti paskibra. Dan tentu, jika sudah demikian, dia katanya akan membawa bendera merah putihnya ke mana-mana, beserta tiangnya, atau mungkin menaikkannya seperti layaknya paskibra.
Lucu memang kalau mengingat kelakuan anak ketiga saya yang baru berusia 3,5 tahun yang bisa punya rasa nasionanalisme seperti itu. Tapi mungkin ini seperti postingan saya yang lalu tentang lagu anak-anak. Ketika anak mulai tertarik dengan satu hal yang kita anggap positif, fasilitasi dan kembangkan. Ke sananya, ketertarikan si anak akan meningkat dan akhirnya menjadi kebiasaan yang difavoritkannya. Dan begitu pula sebaliknya. Jika anak mengenal sesuatu yang mungkin 'tidak baik', jika kita mendiamkannya, bukan mustahil nantinya menjadi kebiasaan. Alah bisa karena terbiasa.
Menanamkan Nilai-nilai Kebaikan pada Anak
Ilmu mengurus anak memang sangat susah dipelajari. Tak ada nilai pasti di dalam menerapkannya. Tapi meskipun demikian, norma-norma tetaplah harus menjadi acuan, sebab anak-anak kita hidup di dalam lingkungan masyarakat yang bernorma pula. Nilai-nilai kebaikan tetaplah utama.
Teman-teman, yuk kita bekali anak-anak kita dengan nilai-nilai kebaikan. Tak perlu banyak teori, menerapkan hal-hal positif yang sederhana dan memfasilitasinya, perlahan-lahan akan membentuk kebiasaan yang baik di diri anak kita. Tak perlu juga kita ragu untuk menegur atau bahkan marah pada anak-anak jika mereka salah. Anak kecil juga harus tahu bahwa mereka salah. Sehingga diharapkan, kesalahannya tidak akan terulang di masa yang akan datang. Bukan begitu?
Salut sama Mbak Nia dan suami sampai Zaudannya bisa begitu cinta sama Sang Merah Putih. Hihihihihi. Lucu membayangkannya Mbak. :)
BalasHapusNanti kalo besar jadi paskibra di ibukota ya Nak.
BalasHapusAlhamdulillah, kecil2 jiwa Nasionalisnya sudah tumbuh, semoga kecintaan terhadap Tanah Air membimbingnya untuk menjadi Pejuang selanjutnya, Amiiiin.
BalasHapusSemangat sayaaang, Negeri ini butuh Penerus2 sepertimu :*
Salam hormat, adek Zaudan :)
BalasHapusSelalu cinta dengan sang Saka Merah Putih ya, Dek :)
Wah...senang nih melihat Zaudan memegang merah putih.. Memang sebaiknya anak2 kita sejak dini kita tanamkan nilai2 nasionalis cinta tanah air..
BalasHapuspinternee... coba raffi pegang bendera kain2 gitu dibuat maenan -___-
BalasHapus