Tanggal 10 Januari tahun 2000 merupakan hari yang bersejarah di hidup saya. Setelah mengalami pergulatan batin yang panjang serta berbagai pemikiran mengenai ini dan itu, akhirnya, di hari itu, untuk pertama kalinya saya ‘mendeklarasikan’ diri untuk menggunakan jilbab. Sebenarnya bukan kali pertama. Sebelumnya, di hari-hari tertentu, saya juga menutup seluruh aurat tubuh saya di luar rumah. Tapi karena di hari itu saya mantap untuk menggunakan jilbab seterusnya, jadilah hari itu milestone di dalam tahap kehidupan saya.
Salah satu hal yang menjadi halangan saya dalam menunda memakai jilbab adalah busana. Benar, saya yang saat itu tomboy banget merasa sangat tidak cocok menggunakan jilbab. Iyalah, semua teman-teman saya yang berjilbab saat itu sangat anggun-anggun. Jelas, jika saya harus memakai pakaian seperti mereka, saya pasti akan sangat tersiksa. Biasa sehari-hari pakai celana jins, mana mungkin betah kalau tiba-tiba harus memakai rok. Biasa pakai t-shirt, mana mungkin nyaman kalau tiba-tiba juga harus pakai blouse manis. Akan sangat terasa menderita, bukan? Beruntung, kakak laki-laki saya yang hanya terpaut 2 tahun umurnya dari saya memiliki koleksi kemeja berlengan panjang. Jadilah, kemeja lengan panjang, celana jins yang biasa saya pakai, ditambah kerudung pinjaman dari kakak perempuan saya, akhirnya memantapkan saya untuk berjilbab.