Temen-temen, beberapa hari ini, seperti kita tahu, setelah reshuffle kabinet dilakukan Presiden Jokowi, media sosial kita banyak sekali dihiasi berita. Salah satu yang bikin pro dan kontra, di antaranya adalah mengenai Wacana Full Day School bagi para siswa, oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita yang baru, Bapak Muhadjir Effendy. Rame banget, ya. Seperti biasa, hal ini banyak sekali menuai reaksi. Ada yang pro. Dan tak sedikit pula ada yang kontra. Bahkan hingga membuat petisi online segala.
Sebagai orang tua yang punya anak sekolah, saya pun sebenernya demikian. Pengen banget berpendapat melalui media sosial. Tapi jujur, saya bukan orang yang ahli berdebat. Dalam hal apa pun. Apa lagi soal serius seperti itu. Saya takut jika saya menuliskannya di dalam apdetan status facebook atau cuitan twitter, saya akan didebat oleh para ahlinya. Jadinya, saya cuma berani ngomongin ini ke suami. Itu pun secara santai saja. Bukan untuk berdebat. Seperti halnya apa pun selama ini.
Ya, kemarin malam, saat sedang santai, Wacana Full Day ini saya utarakan ke beliau. Awalnya sih, saya cenderung ngomong sisi negatifnya. Saya bilang, "kasian ya anak sekolah, siang harinya mesti dihabisin di sekolah. Pasti bakal sangat ngebosenin banget. Waktu main mereka jadi akan banyak berkurang. Kebayang juga gurunya. Makin banyak tanggung jawabnya."
Sebagai salah satu orang yang kerja di lingkungan sekolah full day, suami saya berpendapat lain. Dia bilang bahwa sebenernya gak gitu juga. Anak-anak bisa aja suka. Asal kegiatannya sudah jelas dan dibuat sekolah dengan sematang-matangnya. Tapi ya gitu, harus banyak yang dipersiapkan. Dari mulai siswa, guru, kegiatan, bahkan sampai ke makanan untuk siswa dan guru. Toh selama ini, di lingkungan sekolah tempat kerja suami, semua baik-baik saja. Gak bikin cape dan bosen juga. Liburnya kan dua hari dalam seminggu.
Ucapan suami membuat pemikiran saya akhirnya terbuka. Iya juga ya, full day sebenernya bisa membawa manfaat. Misalnya saja mengurangi penggunaan gadget oleh para siswa. Seperti pada dua anak saya, A Radit dan Teh Reihana. Banyaknya waktu luang di rumah, karena mereka berdua bersekolah di sekolah negeri, membuat A Radit banyak pegang ponsel serta laptop. Meski cuma nonton Youtube, dengerin musik, dan main game yang selalu dalam pengawasan, tak jarang saya jengkel dengan hal tersebut. Nah, dengan sekolah yang full day, karena pada umumnya sekolah melarang anak membawa ponsel ke sekolah, setidaknya jam pegang gadget menjadi berkurang. Dan untuk A Radit dan Teh Reihana sendiri, saya yakin mereka akan menyukainya. Sebab pada dasarnya, A Radit dan Teh Reihana sangat suka berkumpul dengan teman-temannya. Seperti saat sekolah dan mengaji. Kalau sudah ngumpul, apa pun bisa membuat mereka lupa. Termasuk lupa pegang gadget.
Satu hal saja yang membuat saya sangat khawatir. Makanan. Ya, makan siang. Walau pun makan siang bisa dibawa dari rumah, tapi jika sekolah tidak memasukkannya ke dalam jadwal wajib, kedua anak saya pasti lebih suka melewatkannya. Begitulah, mereka yang keasyikan bareng temen-temennya, sering kali lupa sehingga melewatkan atau memundurkan makan siang. Sekali dua kali mungkin tidak apa-apa. kebayang, kan, kalau hal ini dilakukan terus menerus? Kesehatan tubuh mereka pasti terganggu.
“Gak usah parno. Wacana full day school gak akan begitu saja diterapkan kalau semuanya belum siap. Husnuzon dong. Pak menteri sama jajarannya pasti memikirkan matang-matang segala sesuatunya. Apalagi untuk soal makan siang anak-anak. Pastilah itu sudah akan masuk jadwal wajib tiap harinya.” Begitu ucapan suami saat saya ngungkapin kekhawatiran saya sambil mengigit sepotong biskuit yang saya beli di program Alfamart Promo.
Ngomong-ngomong soal Alfamart Promo, tiap minggu, ada saja barang kebutuhan kita yang sedang diskon. Lumayan banget deh bisa ngurangin budget belanja. Gak cuma biskuit, detergent, minyak goreng, diapers si kecil, bahkan hingga mie instan harganya sering jadi miring. Rajin ngecek aja deh ke sana. Atau, bisa juga kita pantau melalui website-nya.
Udah ah, ngapain juga saya riweuh tentang full day school ini, ya? Wacana full day school kan gak mungkin diterapkan besok atau minggu depan. Katanya, kan mau dipikirkan lagi dan gak akan diterapkan juga di semua sekolah. Kita lihat saja persiapan pemerintah untuk mewujudkannya jika wacana ini jadi diterapkan. Pasti akan diperhitungkan ini dan itunya. Yang pasti, akan ada manfaat dari program ini. Salah satunya ya yang selama ini saya bingungkan. Mengurangi waktu penggunaan gadget pada anak-anak saya. Oke deh Pak Menteri, silakan dipersiapkan semuanya.
Udah ah, ngapain juga saya riweuh tentang full day school ini, ya? Wacana full day school kan gak mungkin diterapkan besok atau minggu depan. Katanya, kan mau dipikirkan lagi dan gak akan diterapkan juga di semua sekolah. Kita lihat saja persiapan pemerintah untuk mewujudkannya jika wacana ini jadi diterapkan. Pasti akan diperhitungkan ini dan itunya. Yang pasti, akan ada manfaat dari program ini. Salah satunya ya yang selama ini saya bingungkan. Mengurangi waktu penggunaan gadget pada anak-anak saya. Oke deh Pak Menteri, silakan dipersiapkan semuanya.
anak-anak udah full day scholl kok di sini :) hao mbak maaf baru bisa bw lagi :)
BalasHapusAsyik ya sekolah fullday :)
HapusSejak SD anak-anak di sekolah swasta islam mak, dan jam sekolahnya memang sudah panjang. Sean sekarang masuk sekolah SMP islam full day jg,di tambah eskul jam 6 sore baru pulang.Tapi sejauh ini anaknya fun dan happy. Tapi setuju, kalau mau menerapkan full day school, ya sekolahnya bnr2 harus siap dulu. Guru2nya juga sama... fasilitas sekolah dll :)
BalasHapusKalo yang seperti itu saya setuju, mak. Fullday school bikin asyik anak...
Hapuskalo full day school, anak saya sekolah negeri, siang sampe sore madrasah diniyah tentunya setelah makan siang dan tidur siang. toilet di sekolah anak2 saya, tdk senyaman toilet di rumah. Kalo mnrt saya, banyakin ekskul aja di sekolah, jadi anak2 bisa bebas memilih ekskul apa yg diinginkan
BalasHapusYa, sama, anak-anak saya juga di sekolah negeri. Setuju, mending ikut ekskul aja, ya...
HapusKalau Marwah sih makan siang dari sekolah teh, jadi saya cuman bekelin dia snack buat istirahat pagi aja. Maksi mah ada catering :D, hehe
BalasHapusTapi emang jadi pro dan kontra ya. dan kalau saya sih Ya :D
Iya, harusnya begitu, maksi ada catering. Klo sekolah negeri mah masih jauh kayaknya..
Hapus