Sore itu saya ngikik. Sebuah status seorang teman di Facebook menggelitik saya. Mau tahu seperti apa? Nih, saya screen shot. Tapi namanya saya rahasiakan, ya. Beliau sudah ngasih izin, dengan syarat beliau katanya gak mau nongol di blogpost ini. Takut beken. Hehehehe….
Been there done that! Begitu ucapan saya dalam hati. Iyalah, 4 kali punya bayi, sudah jelas membuat saya punya pengalaman galau seperti itu. Mikirin menu untuk makanan pendamping asi (MPASI) berminggu-minggu, belanja teliti berjam-jam, kemudian memasaknya dengan ekstrahati-hati berjam-jam pula, tetapi begitu dikasih ke si bayi, itu makanan dilepehin cuma dalam 1 suapan pertama. Sedih, perih, dan bikin patah hati.
Setelah berkali-kali mencoba dan lebih dari 50% gagal, saya pun akhirnya nyerah. Nyerah dalam hal ngotot ngasih MPASI homemade buatan saya. Percuma kan saya maksa-maksa, si bayi gak mau memakannya. Pada akhirnya, si bayi justru milih MPASI instan.
Tadinya Sih, Begini…
Semua ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Begitu juga dengan saya. Setelah lulus ASI eksklusif, saya inginnya setiap anak-anak saya diberi makan MPASI buatan saya sendiri. Kenapa demikian, sebab MPASI buatan saya terjamin segala-galanya. Ya terjamin kualitas bahannya, terjamin kebersihannya, terjamin proses pembuatannya, dan lain sebagainya, dan lain sebagainya. Sehingga jika semuanya terjamin, sudah pasti dong, kualitas gizinya akan bagus.
Untuk bahan, saya selalu memilih bahan-bahan berkualitas premium. Beras organik, sayur-sayuran organik, dan juga daging organik. Sekali pun saya tinggal di kampung, saya selalu menyengajakan diri untuk membelinya di supermarket besar yang lumayan jauh dari rumah. Gak apa-apalah saya capek, yang penting anak saya mendapatkan yang terbaik. Tentu saja supaya tumbuh kembang fisik dan mentalnya juga baik.
Tapi kenyataannya seperti itu. MPASI homemade buatan saya, lebih sering mereka tolak. Bahkan pada suapan pertama. Kalau dipaksa, bisa dipastikan bakal bikin mereka muntah-muntah. Akhirnya malah bikin saya panik. Ya sudah, terpaksa saya hentikan. Sesekali, MPASI buatan saya memang mereka makan. Tapi, hanya di saat-saat tertentu yang tidak bisa saya perkirakan.
Beralih ke MPASI Instan, Tapi…
Saat MPASI homemade mereka makan, saya tentu merasa lega. Lain halnya ketika mereka gak mau memakannya. Saya bingung bukan kepalang. Masa iya saya membiarkan mereka tidak makan apa-apa selain ASI. Mereka pasti kelaparan. Mereka pasti gak nyenyak tidurnya. Ujung-ujungnya, mereka pasti gampang sakit.
Iya, saya akhirnya memberi anak-anak saya MPASI instan alias bubur bayi instan. Pikir saya sederhana saja. Supaya mereka tidak lapar, dan supaya saya gak bete jika buburnya gak dimakan. Toh nyiapinnya kan praktis. Dalam hitungan menit. Gak kayak MPASI homemade yang bisa memakan waktu berjam-jam.
Memilih bubur bayi instan untuk pertama kalinya, buat anak saya yang pertama, ternyata membawa pengalaman yang tak bisa saya lupakan. Pikiran saya yang tadinya hanya berpatok pada tujuan agar si anak tidak lapar saja, dibukakan dengan kenyataan banyaknya merk bubur bayi instan tersebut. Saat itu saya bingung milih yang mana. Merk apa. Maklumlah, anak pertama, dan cucu pertama bagi ibu saya. Kami tak punya referensi merk apa pun dari siapa pun. Yang saya tahu, semua merk mengklaim yang terbaik.
Jika dulu internet sudah popular, saya mungkin bakal browsing ke sana ke mari. Tapi di tahun 2002 lalu, internet masih sangat terbatas. Saya aja dulu menggunakannya hanya sebatas untuk kirim email urusan kerja. Itu pun di warnet. Belum ada tuh yang menggunakan internet untuk mencari referensi bubur bayi instan yang bagus. Misalnya dari pengalaman-pengalaman para ibu yang menuliskannya di blog-blog mereka seperti sekarang ini.
Saya pun akhirnya memilih bubur bayi instan yang agak mahal. Anggapan saya, semakin mahal maka kualitasnya semakin baik. Alhamdulillah, meski saat itu sudah banyak hoax tentang bubur bayi instan, anak saya tetap sehat, pintar, dan seimbang tumbuh kembangnya. Hingga sekarang.
Berbahagialah Ibu di Zaman Sekarang
Bener banget! Ibu-ibu di zaman sekarang sangat beruntung. Berbagai macam informasi dengan mudah bisa didapatkan. Termasuk untuk urusan makanan bayi. Manfaat dari jenis-jenis nutrisi untuk tumbuh kembang bayi, dan kemudian mencari makanan yang kandungan nutrisinya pas untuk tiap tahap perkembangan bayi, sangat mungkin didapatkan dalam satu klik saja. Tak perlu lihat harganya segala, kayak saya dulu.
Lagi-lagi, jika dulu internet sudah sepopular dan semudah sekarang, atau saya baru punya anak di zaman sekarang, saya pasti gak akan pernah galau memilih bubur bayi instan. Dengan mudah, saya bisa mendapatkannya. Keywords pencariannya sederhana saja. Seperti bubur homemade buatan saya. Organik. Bubur bayi instan organik.
Milna Bubur Bayi Organic pasti ada di halaman pertama pencarian Google. Kenapa begitu, sebab Milna Bubur Bayi Organic adalah bubur bayi organik pertama di Indonesia yang terbuat dari bahan alami organik pilihan. Kandungan bahan-bahannya yang memang dipilih dari bahan-bahan organik, membuat Milna Bubur Bayi Organic pilihan yang tepat sebagai makanan pendamping asi untuk suapan pertama si kecil. Sejauh ini, saya sih cuma tahu Milna saja.
Kok Keukeuh Banget Harus Bahan-bahan Organik?
Iya, untuk bayi, sejak anak pertama, jika membuat MPASI, saya selalu memilih bahan-bahan organik. Ada cerita dari dosen saya yang menjadi penyebab itu semua. Cerita yang sampai sekarang, terus saja terngiang-ngiang. Yaitu cerita mengenai tubuh yang keracunan akibat makanan berpestisida. Menurutnya, setiap tahun, di negara-negara berkembang, kasus ini selalu banyak. Pengolahan bahan makanan yang kurang baik, serta tingginya kadar pestisida yang digunakan saat masih di tanah pertanian, menjadi penyebabnya.
Jangan salah, efek dari keracunan makanan berpestisida ini cukup serius. Dari mulai gangguan kehamilan dan janin pada ibu hamil, kematian, hingga ke berbagai penyakit serius seperti kanker. Orang dewasa saja berbahaya jika kemasukan pestisida. Apalagi bayi yang metabolisme tubuhnya masih sangat sensitif, bukan?
Kutipan ucapan mengenai MPASI organik, Dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K), Spesialis Anak, Pakar Gizi, dan Penyakit Metabolik, mengatakan hal serupa sebagai berikut.
“Makanan organik adalah makanan yang dikembangkan dan diproduksi secara alami, lebih segar dan bertahan lama, tidak mengandung antibiotik, tidak direkayasa genetik. Pupuk atau pestisida sering mengandung logam berat, oleh karena itu dengan mengonsumsi makanan organik maka anak lebih terhindar dari konsumsi cemaran logam berat sehingga menurunkan risiko terkena penyakit autisme maupun ADHD. Di samping itu, konsumsi makanan tanpa terpapar pestisida maupun rekayasa genetika juga menurunkan risiko terkena penyakit kanker.”
Gimana, serem kan makanan berpestisida itu? Banget! Gak salah juga kan jika kita memilih bahan-bahan makanan yang organik? Apalagi buat bayi? Saya bilang sih, justru itu wajib. Supaya bayi kita terhindar dari risiko berat yang sebenarnya bisa dihindari.
Pilih yang Jelas Saja, Deh!
Yup, bener banget. Untuk bayi, memilih yang jelas adalah mutlak. Milna Bubur Bayi Organic salah satunya. Tanpa ribet memilih dan membeli bahan-bahan organik, tanpa perlu memasak berlama-lama, dan sudah jelas kandungan nutrisinya, Milna Bubur Bayi Organic menjadi pilihan yang tepat untuk MPASI bayi usia 6 bulan ke atas.
Gak hanya bahan-bahan baku organik pilihannya saja yang menjadi jaminan keamanan dan kualitasnya, tetapi juga nama besar Kalbe Nutritionals. Kiprahnya yang sudah sejak tahun 1987 dalam mengeluarkan produk Milna, membuatnya layak diberi predikat MILNA Ahlinya Makanan Bayi. Dalam rentang 30 Tahun Milna, sudah banyak produk inovatif yang diciptakannya. Seperti misalnya Milna Bubur Bayi, Milna Bubur Goodmil untuk Alergi, Milna Bubur WGain untuk mengoptimalkan berat badan si kecil, dan juga Milna Bubur Bayi Organic. Dan tentu saja, prestasi serta berbagai penghargaan yang diraih Milna, yaitu Top Brand for Kids di sepanjang perjalanannya, menjadi pengokoh kredibilitas Milna.
Ada yang Baru dari Milna Bubur Bayi Organic
Bayi sering kali merasa bosan. Misalnya saja terhadap makanan. Gak cuma bayi sih, ya. Kita orang dewasa juga begitu, kan? Nah, Milna sangat mengerti dengan hal ini. Oleh karena itu, setelah varian Milna Bubur Bayi Organic Beras Merah dan Milna Bubur Bayi Organic Kacang Hijau, kini hadir Milna Bubur Bayi Organic Pisang.
Untuk para ibu, ini cukup menggembirakan. Salah satunya adik saya. Anaknya yang baru masuk fase MPASI, yang baru sebulan ini mencoba Milna Bubur Bayi Organic, cukup excited mendengarnya. Ya, Baby Arkan yang lumayan suka dengan Milna Bubur Bayi Organic Beras Merah dan Milna Bubur Bayi Organic Kacang Hijau, tak lama lagi akan segera mencoba Milna Bubur Bayi Organic Pisang. Dia berharap, semoga saja Milna Bubur Bayi Organic Pisang ini bisa segera didapatkan di toko langganannya.
Tak hanya itu saja harapan adik saya. Semoga setelah Milna Bubur Bayi Organic Beras Merah Merah, Milna Bubur Bayi Organic Kacang Hijau, dan Milna Bubur Bayi Organic Pisang, nanti akan muncul Milna Bubur Bayi Organic dengan varian rasa yang asin. Rasa daging, ikan, atau sayur. Iya, semoga saja, ya. Milna kan Ahlinya Makanan Bayi. Jadinya, pasti tahu kebutuhan bayi. Seperti yang diucapkan Helly Oktaviana, Business Unit Head Nutrition for Infant and Baby dari Kalbe Nutritionals berikut ini.
Tak hanya itu saja harapan adik saya. Semoga setelah Milna Bubur Bayi Organic Beras Merah Merah, Milna Bubur Bayi Organic Kacang Hijau, dan Milna Bubur Bayi Organic Pisang, nanti akan muncul Milna Bubur Bayi Organic dengan varian rasa yang asin. Rasa daging, ikan, atau sayur. Iya, semoga saja, ya. Milna kan Ahlinya Makanan Bayi. Jadinya, pasti tahu kebutuhan bayi. Seperti yang diucapkan Helly Oktaviana, Business Unit Head Nutrition for Infant and Baby dari Kalbe Nutritionals berikut ini.
”Kalbe Nutritional, melalui brand unggulannya, Milna, akan selalu berinovasi dan akan mendukung kesehatan anak indonesia serta selalu mendukung hak seorang anak untuk mendapatkan nutrisi terbaik pada momen makan pertamanya.”
Selama ini kita hanya tahu bahwa pisang itu enak. Lebih jauh dari itu, pisang ternyata memiliki banyak manfaat. Kandungan nutrisinya banyak sekali. Berikut ini beberapa zat yang dikandung pisang dan manfaatnya.
Well…
Mengikuti tumbuh kembang bayi itu sangatlah menyenangkan. Sekaligus juga menegangkan. Dari satu fase, beralih ke fase lainnya. Terutama pada saat pengenalan makanan padat pertamanya. Yaitu sesudah lulus ASI eksklusif. Masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Kenapa menegangkan, sebab pada masa ini, si bayi mulai mengecap rasa dan sensasi lain di lidahnya selain ASI. Kita wajib memberinya makanan terbaik. Yang kaya nutrisi dengan angka gizi yang cukup untuk masa tumbuh kembangnya.
Jika yang praktis, lagi enak dan juga bergizi tersedia, kenapa harus memilih yang repot, belum tentu disukai, dan gizinya tidak terukur? Ini filosofi yang dulu saya pegang saat memilih bubur bayi instan sebagai MPASI anak-anak saya. Dan untuk para ibu yang kini sedang galau serupa, saya kira filosofi ini relevan untuk jadi pedoman. Tapi pastikan, pilihannya yang berkualitas. Seperti Milna Bubur Bayi Organic ini.
Eh btw, teman-teman sering galau dan pengen banyak nanya tentang bayi, kan? Yuk pantengin website Milna di www.bayimilna.com. Gak sampai di situ, Like juga Facebook Fan Page-nya di www.facebook.com/MilnaID dan Follow Akun Twitter-nya di www.twitter.com/BundaMilna; serta Follow Akun Instagramnya juga di www.instagram.com/milnaid. Dijamin, di sana banyak informasi berguna yang bisa jadi jawaban dari semua kegalauan teman-teman semua.
Oke teman-teman, jangan galau-galau lagi soal MPASI, ya. Seperti yang saya bilang di atas, jika yang praktis, lagi enak dan juga bergizi tersedia, kenapa harus memilih yang repot, belum tentu disukai, dan gizinya tidak terukur? Dengarkan saja kata hati kita. Galau tentang MPASI? Pilih yang organik, enak, dan bergizi.
Anak saya, Rayyan, yang menyukai Milna Toddler Biskuit |
Tfs ya Teh, infonya sangat bermanfaat soalnya saya juga baru tahu iklan Milna tentang Bubur organik ini^^
BalasHapusRayyan enak banget ya ngemil biskuit Milna, neng Marwah juga masih seneng ngemilin biskuit toddler loh padahal udah bukan toddler hihih
BalasHapusanak saya klo makanan teksturnya kaya bubur malah dilepeh mbak, maunya yang kasar kaya nasi gitu, makanya dari awal mpasi sampai sekarang masak, meski kadang hayati lelah karena GTM
BalasHapusAku juga sering beli Milna pas anak2ku msh kecil. Mereka suka rasa pisang. Biskuitnya juga enak, gampang dibawa ke mana2 kl pergi ngemall, ke dokter dll jd ga khawatir deh.
BalasHapusSampe usia berapa mba konsumsi ini? Anak saya kadang makan nasi malah gak doyan jd biar anak mau makan dikasihnya bubur instan. Huhu dr 6-12 bln masi dominan bubur instan. Saya bingung.
BalasHapus