Manteman, tahu Asian Games kan? Pasti dong, ya. Masa sih gak tahu Asian Games. Itu tuh, pesta olahraga negara-negara di Asia yang terdaftar dalam Dewan Olimpiade Asia (OCA). Pelaksanaannya sendiri diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Nah tahun ini, kebetulan banget, Asian Games yang ke-18, negara kita Indonesia tercinta, kebagian menjadi tuan rumahnya. Sebanyak 41 cabang olahraga, yang terdiri atas 33 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga non-olimpiade, akan dipertandingkan di ajang bergengsi ini. Mulai dari tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018.
Info di atas pasti sudah pada teman-teman ketahui. Pesta olahraga se-Asia ini kan sangat terkenal. Beda halnya dengan Pesta Olahraga Asian Para Games (APG). Teman-teman pada tahu? Saya yakin, banyak dari teman-teman yang belum tahu. Soalnya, sebelum hari minggu 24 Desember 2017 lalu, saya juga tidak mengetahuinya. Tak apa, tak usah sedih. Baca terus aja tulisan saya ini. Saya bakal cerita banyak soal Asian Para Games. Dijamin, sesudahnya, teman-teman semua bakalan tahu banyak hal mengenai Asian Para Games.
Asian Para Games, Pesta Olahraganya Para Atlet Penyandang Disabilitas
Ya benar, Asian Para Games adalah pesta olahraga para atlet penyandang disabilitas se-Asia. Seperti halnya Asian Games, Asian Para Games juga diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Dan persis, untuk Asian Games 2018 nanti, Asian Para Games juga dilaksanakan di Indonesia. Berbagai persiapan untuk ajang yang satu ini sudah dilakukan oleh Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC). Event-nya sendiri akan dilaksanakan sebulan setelah Asian Games, tepatnya 6-13 Oktober 2018.
Jadi ya, di bulan Oktober nanti, setelah para atlet Asian Games pulang ke negara masing-masing, negara kita akan kedatangan sekitar 3000 atlet penyandang disabilitas dan official timnya, dari 43 negara di Asia yang terdaftar dalam Asian Paralympic Committee. Olahraga yang dipertandingkannya ada 18 cabang. Dengan 582 nomor pertandingan.
Sosialisasi Asian Para Games
Beberapa dari teman-teman mungkin baru tahu soal Asian Para Games ini. Begitu phla dengan saya. Berkat hadir di booth INAPGOC di TSM beberapa waktu yang lalu, saya jadi mengetahuinya.
Benar, Tim Indonesia 2018 Asian Para Games kini memang sedang getol melakukan sosialisasi ini. Dengan format booth di beberapa pertokoan besar di tiap daerah yang disinggahi, yaitu di 20 titik di 16 kota di Indonesia, National Paralympic Committee (NPC), dengan melibatkan perwakilan INAPGOC, atlet penyandang disabilitas, komunitas difabel, komunitas hobi, dan tentu saja pengunjung pertokoan. Kota-kota yang disinggahi tersebut di antaranya adalah Medan, Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda, dan Ambon.
Sosialisasi yang dilakukan di booth-booth di 16 kota ini bukanlah akhir dari kegiatan yang dilakukan. Sebaliknya, aktivitas ini justru merupakan langkah awal. Kegiatan-kegiatan serupa, namun tentu berbeda formatnya akan terus dilakukan secara berkesinambungan. Tujuannya tentu saja adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai Asian Para Games 2018 (APG 2018) ini. Sehingga semakin banyak tahu, semakin peduli, dan akhirnya terdorong untuk ikut berpartisipasi. Baik dalam bentuk menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung. Yang jelas, bentuk sosialisasinya akan ada melalui media massa, kegiatan offline, dan juga kegiatan online.
The Inspiring Spirit and Energy of Asia
Seperti itulah slogan dari APG 2018. Hadir dengan 4 misi, yaitu determination, courage, equality, dan inspiration, APG 2018 diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental. Dan tentu saja, APG ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah pasti, para atlet ini bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Baik untuk para penyandang disabilitas lainnya atau pun masyarakat secara umum.
Momo (Motivation and Mobility) dijadikan sebagai maskot Indonesia APG 2018. Maskot ini mengambil inspirasi dari bentuk hewan Elang Bondol. Tahu sendiri kan ya, seperti apa hewan yang satu ini. Kuat, perkasa, dan tangguh. Sudah pasti, maskot ini diharapkan bisa mewakili semangat para atlet penyandang disabilitas yang ikut dalam APG 2018 ini.
Indonesia Ramah Disabilitas
Teman-teman, saya baru tahu lho kalo Komplek Gelora Bung Karno itu merupakan warisan dari Asian Games 1962. Dan wajar ya, jika APG 2018 nanti diharapkan kita meninggalkan warisan yang lain. Baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Fasilitas olahraga yang mumpuni, yang bisa diakses kaum penyandang disabilitas tentu merupakan bentuk warisan fisik ini. Ada pun dari segi nonfisik, warisan yang ditinggalkan misalnya adalah kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga khusus penyandang disabilitas, pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.
Adalah sebuah kesempatan emas bagi negara kita saat ditunjuk menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan ajang APG. Di momen ini, kita berkesempatan membuktikan dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kita mampu mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahter, mandiri, dan tanpa diskriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat. Dan tentu saja menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang ramah disabilitas.
Yuk Ikut Peduli dan Berpartisipasi!
Sebagai sesama warga negara Indonesia, dan sebagai sesama manusia, wajib bagi kita untuk mendukung saudara-saudara kita. Termasuk para penyandang disabilitas yang akan bertanding di ajang APG 2018 nanti. Caranya bisa beraneka ragam. Misalnya saja ikut kegiatan offline seperti sosialisasi di mall-mall yang dilakukan di berbagai kota itu; ikut kegiatan online yang dilakukan tim INAPGOC seperti meng-upload pesan-pesan memotivasi para atlet penyandang disabilitas di media sosial dengan hashtag yang sudah ditentukan seperti #DukungParaJuara# BanggaParaGames2018i #ina2018APG dan mention akun medsos @ina2018apg; ikut berpartisipasi menjadi relawan saat nanti APG digelar, menjadi penonton saat ajang berlangsung, dan lain-lain. Sekecil apa pun wujud kepedulian dan partisipasi kita akan sangat berarti dalam kesuksesan APG 2018 ini. Dan tentu saja, itu akan berpengaruh pada nilai kita di mata dunia.
Saya sendiri belum banyak ikut berpartisipasi. Namun, saya janji, di kesempatan ke depan, saya akan lebih aktif lagi. Baik dalam sosialisasi mau pun di saat nanti ajang APG digelar. Semoga saja, meskipun tak seberapa, apa yang saya lakukan bisa memotivasi para atlet penyandang disabilitas.
Teman-teman, yuk ikut berpartisipasi juga. Yuk kita dukung saudara-saudara kita, para atlet penyandang disabilitas yang akan bertanding di ajang APG 2018 nanti. Untuk saat ini, partisipasi dalam bentuk online, yaitu dengan memberikan pesan-pesan memotivasi di media sosial, dengan memberi hashtag yang saya sebutkan di atas, bisa kita lakukan. Jangan berkecil hati, sekecil apa pun usaha kita pasti memberi arti. Bukankah setiap hasil yang besar itu berawal dari hal-hal yang kecil? Yang penting, kita lakukan dari sekarang dan terus menerus. Go atlet APG 2018, kami mendukungmu!
Booth Indonesia 2018 Asian Para Games di TSM, Bandung |
Asian Para Games, Pesta Olahraganya Para Atlet Penyandang Disabilitas
Ya benar, Asian Para Games adalah pesta olahraga para atlet penyandang disabilitas se-Asia. Seperti halnya Asian Games, Asian Para Games juga diselenggarakan setiap 4 tahun sekali. Dan persis, untuk Asian Games 2018 nanti, Asian Para Games juga dilaksanakan di Indonesia. Berbagai persiapan untuk ajang yang satu ini sudah dilakukan oleh Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC). Event-nya sendiri akan dilaksanakan sebulan setelah Asian Games, tepatnya 6-13 Oktober 2018.
Jadi ya, di bulan Oktober nanti, setelah para atlet Asian Games pulang ke negara masing-masing, negara kita akan kedatangan sekitar 3000 atlet penyandang disabilitas dan official timnya, dari 43 negara di Asia yang terdaftar dalam Asian Paralympic Committee. Olahraga yang dipertandingkannya ada 18 cabang. Dengan 582 nomor pertandingan.
Sosialisasi Asian Para Games
Beberapa dari teman-teman mungkin baru tahu soal Asian Para Games ini. Begitu phla dengan saya. Berkat hadir di booth INAPGOC di TSM beberapa waktu yang lalu, saya jadi mengetahuinya.
Benar, Tim Indonesia 2018 Asian Para Games kini memang sedang getol melakukan sosialisasi ini. Dengan format booth di beberapa pertokoan besar di tiap daerah yang disinggahi, yaitu di 20 titik di 16 kota di Indonesia, National Paralympic Committee (NPC), dengan melibatkan perwakilan INAPGOC, atlet penyandang disabilitas, komunitas difabel, komunitas hobi, dan tentu saja pengunjung pertokoan. Kota-kota yang disinggahi tersebut di antaranya adalah Medan, Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda, dan Ambon.
Sosialisasi yang dilakukan di booth-booth di 16 kota ini bukanlah akhir dari kegiatan yang dilakukan. Sebaliknya, aktivitas ini justru merupakan langkah awal. Kegiatan-kegiatan serupa, namun tentu berbeda formatnya akan terus dilakukan secara berkesinambungan. Tujuannya tentu saja adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai Asian Para Games 2018 (APG 2018) ini. Sehingga semakin banyak tahu, semakin peduli, dan akhirnya terdorong untuk ikut berpartisipasi. Baik dalam bentuk menyaksikan secara langsung maupun tidak langsung. Yang jelas, bentuk sosialisasinya akan ada melalui media massa, kegiatan offline, dan juga kegiatan online.
The Inspiring Spirit and Energy of Asia
Seperti itulah slogan dari APG 2018. Hadir dengan 4 misi, yaitu determination, courage, equality, dan inspiration, APG 2018 diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental. Dan tentu saja, APG ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Sudah pasti, para atlet ini bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Baik untuk para penyandang disabilitas lainnya atau pun masyarakat secara umum.
Momo (Motivation and Mobility) dijadikan sebagai maskot Indonesia APG 2018. Maskot ini mengambil inspirasi dari bentuk hewan Elang Bondol. Tahu sendiri kan ya, seperti apa hewan yang satu ini. Kuat, perkasa, dan tangguh. Sudah pasti, maskot ini diharapkan bisa mewakili semangat para atlet penyandang disabilitas yang ikut dalam APG 2018 ini.
Indonesia Ramah Disabilitas
Teman-teman, saya baru tahu lho kalo Komplek Gelora Bung Karno itu merupakan warisan dari Asian Games 1962. Dan wajar ya, jika APG 2018 nanti diharapkan kita meninggalkan warisan yang lain. Baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik. Fasilitas olahraga yang mumpuni, yang bisa diakses kaum penyandang disabilitas tentu merupakan bentuk warisan fisik ini. Ada pun dari segi nonfisik, warisan yang ditinggalkan misalnya adalah kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga khusus penyandang disabilitas, pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi semua kalangan masyarakat.
Blogger Bandung ikut berpartisipasi dalam sosialisasi Indonesia 2018 Asian Para Games |
Adalah sebuah kesempatan emas bagi negara kita saat ditunjuk menjadi negara di Asia Tenggara pertama yang menyelenggarakan ajang APG. Di momen ini, kita berkesempatan membuktikan dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kita mampu mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahter, mandiri, dan tanpa diskriminasi untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat. Dan tentu saja menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang ramah disabilitas.
Yuk Ikut Peduli dan Berpartisipasi!
Sebagai sesama warga negara Indonesia, dan sebagai sesama manusia, wajib bagi kita untuk mendukung saudara-saudara kita. Termasuk para penyandang disabilitas yang akan bertanding di ajang APG 2018 nanti. Caranya bisa beraneka ragam. Misalnya saja ikut kegiatan offline seperti sosialisasi di mall-mall yang dilakukan di berbagai kota itu; ikut kegiatan online yang dilakukan tim INAPGOC seperti meng-upload pesan-pesan memotivasi para atlet penyandang disabilitas di media sosial dengan hashtag yang sudah ditentukan seperti #DukungParaJuara# BanggaParaGames2018i #ina2018APG dan mention akun medsos @ina2018apg; ikut berpartisipasi menjadi relawan saat nanti APG digelar, menjadi penonton saat ajang berlangsung, dan lain-lain. Sekecil apa pun wujud kepedulian dan partisipasi kita akan sangat berarti dalam kesuksesan APG 2018 ini. Dan tentu saja, itu akan berpengaruh pada nilai kita di mata dunia.
Saya sendiri belum banyak ikut berpartisipasi. Namun, saya janji, di kesempatan ke depan, saya akan lebih aktif lagi. Baik dalam sosialisasi mau pun di saat nanti ajang APG digelar. Semoga saja, meskipun tak seberapa, apa yang saya lakukan bisa memotivasi para atlet penyandang disabilitas.
Teman-teman, yuk ikut berpartisipasi juga. Yuk kita dukung saudara-saudara kita, para atlet penyandang disabilitas yang akan bertanding di ajang APG 2018 nanti. Untuk saat ini, partisipasi dalam bentuk online, yaitu dengan memberikan pesan-pesan memotivasi di media sosial, dengan memberi hashtag yang saya sebutkan di atas, bisa kita lakukan. Jangan berkecil hati, sekecil apa pun usaha kita pasti memberi arti. Bukankah setiap hasil yang besar itu berawal dari hal-hal yang kecil? Yang penting, kita lakukan dari sekarang dan terus menerus. Go atlet APG 2018, kami mendukungmu!
Selfie di depan gambar Momo, maskot Indonesia 2018 Asian Para Games |
wahh aku baru tahu detil infonya disini teh
BalasHapusLuar biasa para atlet penyandang disabilitas itu ya, Mbak. Pasti ikut dukung. :)
BalasHapusmaaksih sharingnya, ah suka bangga melihat mereka bertanding dg segala kekurangannya
BalasHapusdi Makassar udah juga nih sosialisasinya
BalasHapusdi Mall juga
kaget jg awalnya ternyata ini paragames khusus mendukung warga difabel untuk ikut asian games 2018
wah, Indonesia bakalan jad negara sibuk ya tahun ini. moga diberikan kemudahan ya Mba
BalasHapusSellau salut dengan atlit dengan keterbatasan, mereka mmapu berprestasi, jadi makin bersyukur dengan kondisi ga kayak mereka
BalasHapus