Jika ditanya, makanan western apa yang paling disuka orang-orang di rumah saya, dengan kompak, mereka pasti akan menjawab PIZZA. Iya, sebab dari mulai bapaknya hingga bocah paling bontot, dari dulu sampai sekarang, kesukaan akan makanan asal Italia ini sama besarnya. Saking sukanya, jika melihat frozen food atau aneka daging olahan di kulkas, mereka pasti minta dibuatkan pizza. Dan karena frozen food yang paling sering mengisi freezer kulkas itu adalah sosis, jadilah pizza sosis sebagai makanan western popular di rumah kami yang selalu laris.
Tak terkecuali di Bulan Ramadan. Kegemaran anak-anak akan pizza tak pernah berkurang. Malah sebaliknya. Saat berbuka, saat makan malam, atau bahkan saat sahur, kalo saja saya turutin, mereka maunya makan pizza. Untungnya saja tidak saya turutin, jadilah pizza hanya sebagai makanan di kala berbuka atau pun makanan di saat makan malam saja. Bukan apa-apa, yang jadi penyebab adalah rasa malas saya saja. Sahur makan pizza? Duh, kebayang atuh gimana repotnya.
Di awal-awal bulan puasa, saya pernah kepikiran untuk ngajak anak-anak berbuka di suatu resto pizza yang terkenal. Tapi, niat itu saya urungkan. Cerita gak mengenakkan beberapa tahun silam, masih teringat di benak saya. Saat itu juga bulan puasa. So, saya gak mau cerita itu berulang, terlebih ketika berbuka bersama anak-anak saya. Sehingga akhirnya, saya pun rela berribet-ribet ria membuat pizza di rumah saja.
Cerita Tak Mengenakkan Itu...
Hari itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Sebentar lagi akan tiba saatnya berbuka puasa. Begitu pikir saya. Sehingga akhirnya, saya mengajak suami untuk mampir ke resto pizza favorit saya. Yang kebetulan memang dekat dari sana.
Sampai di sana, kursi-kursi masih kosong. Saya pun lalu duduk di tempat yang hanya ada satu meja dan dua kursi. Sebab saya hanya berdua dengan suami. Tapi, sedetik saya duduk, tiba-tiba seorang waitress datang. Dia bilang meja tersebut sudah dipesan. Saya lalu pindah ke meja lain yang sejenis. Tapi baru juga hendak duduk, si waitress berkata hal yang sama. Saya lalu mencari tempat yang lain. Akhirnya duduk di kursi sofa yang biasanya dipakai untuk sekeluarga. Lagi-lagi si waitress mengucapkan kata-kata itu lagi. Setelah hampir 6 kali pindah meja, saya pun kesal. Saya lalu bertanya tentang meja yang belum dipesan.
Dengan wajah datar, si waitress bilang kalo semua kursi sudah penuh. Saya baru bisa duduk jika si pemesan selesai makan. Ya, saya masuk waiting list.
Saya heran bercampur marah. Waktu itu masih jam setengah 6 sore. Semua meja katanya penuh. Tapi kok gak ada tanda kalo meja itu reserved, ya? Kalo ada, saya tentu bisa ngerti. Dan lagian, biasanya kan di resto itu gak semua meja bisa dipesan. Ada jatah beberapa persen untuk pelanggan yang datang langsung ke sana untuk makan saat itu juga.
Khawatir saya marah dan ngomel-ngomel yang akhirnya bikin puasa jadi sia-sia, suami saya pun segera menarik tangan saya untuk ke luar. Dia bilang, mengalah akan lebih baik. Daripada ngotot gak jelas malah diliatin waiter-waiter lain.
Sejak saat itu, saya kapok untuk berbuka puasa di resto tersebut. Di cabang mana pun. Saya takut kejadian serupa akan terulang. Dan gak cuma sampe di situ, sejak saat itu, saya pun gak pernah mau makan pizza di resto cabang yang itu. Sekali pun bukan di bulan puasa.
Cerita Tak Mengenakkan Itu...
Hari itu waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Sebentar lagi akan tiba saatnya berbuka puasa. Begitu pikir saya. Sehingga akhirnya, saya mengajak suami untuk mampir ke resto pizza favorit saya. Yang kebetulan memang dekat dari sana.
Sampai di sana, kursi-kursi masih kosong. Saya pun lalu duduk di tempat yang hanya ada satu meja dan dua kursi. Sebab saya hanya berdua dengan suami. Tapi, sedetik saya duduk, tiba-tiba seorang waitress datang. Dia bilang meja tersebut sudah dipesan. Saya lalu pindah ke meja lain yang sejenis. Tapi baru juga hendak duduk, si waitress berkata hal yang sama. Saya lalu mencari tempat yang lain. Akhirnya duduk di kursi sofa yang biasanya dipakai untuk sekeluarga. Lagi-lagi si waitress mengucapkan kata-kata itu lagi. Setelah hampir 6 kali pindah meja, saya pun kesal. Saya lalu bertanya tentang meja yang belum dipesan.
Dengan wajah datar, si waitress bilang kalo semua kursi sudah penuh. Saya baru bisa duduk jika si pemesan selesai makan. Ya, saya masuk waiting list.
Saya heran bercampur marah. Waktu itu masih jam setengah 6 sore. Semua meja katanya penuh. Tapi kok gak ada tanda kalo meja itu reserved, ya? Kalo ada, saya tentu bisa ngerti. Dan lagian, biasanya kan di resto itu gak semua meja bisa dipesan. Ada jatah beberapa persen untuk pelanggan yang datang langsung ke sana untuk makan saat itu juga.
Khawatir saya marah dan ngomel-ngomel yang akhirnya bikin puasa jadi sia-sia, suami saya pun segera menarik tangan saya untuk ke luar. Dia bilang, mengalah akan lebih baik. Daripada ngotot gak jelas malah diliatin waiter-waiter lain.
Sejak saat itu, saya kapok untuk berbuka puasa di resto tersebut. Di cabang mana pun. Saya takut kejadian serupa akan terulang. Dan gak cuma sampe di situ, sejak saat itu, saya pun gak pernah mau makan pizza di resto cabang yang itu. Sekali pun bukan di bulan puasa.
Kalo inget cerita itu, saya suka sebel sendiri. Antara kesal sama si waitres sama kebodohan diri sendiri yang sampe 6 kali pindah duduk. Tapi, ah sudahlah, itu cuma masa lalu. Yang penting ada hikmah yang bisa saya ambil.
Mengurangi Ribet dengan Nyetok Dough Pizza
Mengingat anak-anak yang minta dibikinin pizza sering-sering, saya jadinya memilih untuk mengurangi keribetan dengan membuat dough pizza banyak-banyak. Iya, saya baking roti pizzanya dalam jumlah banyak, tapi setengah matang. Setelah dingin, roti untuk pizza itu saya bungkus dengan plastic wrap. Dan lalu disimpan di dalam freezer. Jika ingin membuat pizza, roti ini dikeluarkan dari freezer dan didiamkan selama 30 menit sebelum dibuat pizza.
Cara bikin pizza dough-nya sudah tahu, kan? Gampang banget. Saya juga dapetnya dari Google dan Youtube. Cuma dengan bahan-bahan terigu protein tinggi, air hangat, ragi roti, sedikit garam, minyak goreng, dan sedikit gula pasir.
Caranya, masukkan ragi ke dalam air hangat sampai berbusa di wadah besar. Tambahkan terigu, gula pasir, garam, dan lalu aduk sampai rata. Tambahkan minyak goreng. Aduk lagi sampai kalis. Kemudian, bulatkan adonan. Tutup dengan kain basah. Diamkan sekitar 45 menit.
Setelah mengembang, adonan siap dibentuk menjadi dough pizza. Saya sih, ambil sekepal kecil, dan lalu dipipihkan di loyang. Setelah mengembang lagi, bake adonan setengah matang. Barulah, ketika dingin, dibungkus plastic wrap dan dimasukkan ke dalam freezer. Setiap kali pengen pizza, kita bisa menggunakannya kapan saja. Praktis banget, kan?
Mengurangi Ribet dengan Nyetok Dough Pizza
Mengingat anak-anak yang minta dibikinin pizza sering-sering, saya jadinya memilih untuk mengurangi keribetan dengan membuat dough pizza banyak-banyak. Iya, saya baking roti pizzanya dalam jumlah banyak, tapi setengah matang. Setelah dingin, roti untuk pizza itu saya bungkus dengan plastic wrap. Dan lalu disimpan di dalam freezer. Jika ingin membuat pizza, roti ini dikeluarkan dari freezer dan didiamkan selama 30 menit sebelum dibuat pizza.
Cara bikin pizza dough-nya sudah tahu, kan? Gampang banget. Saya juga dapetnya dari Google dan Youtube. Cuma dengan bahan-bahan terigu protein tinggi, air hangat, ragi roti, sedikit garam, minyak goreng, dan sedikit gula pasir.
Caranya, masukkan ragi ke dalam air hangat sampai berbusa di wadah besar. Tambahkan terigu, gula pasir, garam, dan lalu aduk sampai rata. Tambahkan minyak goreng. Aduk lagi sampai kalis. Kemudian, bulatkan adonan. Tutup dengan kain basah. Diamkan sekitar 45 menit.
Setelah mengembang, adonan siap dibentuk menjadi dough pizza. Saya sih, ambil sekepal kecil, dan lalu dipipihkan di loyang. Setelah mengembang lagi, bake adonan setengah matang. Barulah, ketika dingin, dibungkus plastic wrap dan dimasukkan ke dalam freezer. Setiap kali pengen pizza, kita bisa menggunakannya kapan saja. Praktis banget, kan?
Menambahkan Sosis SO GOOD Sebagai Topping
Di kulkas saya, selain telur dan tahu, makanan siap masak yang selalu tersedia itu adalah sosis. Jadinya, saking selalu adanya sosis ini, pizza yang sering saya bikin pasti selalu pizza sosis. Pizza dengan topping sosis. Begitu pula di Ramadan kali ini. Setiap minggu, bahkan seminggu hampir 2 atau 3 kali, saya membuat pizza sosis. Dan anak-anak pun gak pernah bosan.
Tapi bukan cuma karena mereka suka saja, hal ini tentu karena pengaruh sosisnya. Di saat Ramadan, di mana momen makan, terutama saat makan sahur itu sangat bikin malas, saya jelas harus menyediakan bahan-bahan makanan yang enak dan berkualitas. Termasuk sosis. Itu sebabnya, saya pilih Sosis SO GOOD. Sosis enak dan berkualitas. Baik itu yang varian ayam atau pun sapi.
Ya, Sosis SO GOOD saya jadikan topping pizza. Dengan tambahan saos tomat botolan, keju mozarella, serta sejumput oregano, dan lalu taburan irisan sosis SO GOOD, jadilah Pizza Sosis SO GOOD enak yang pasti disukai keluarga.
Di kulkas saya, selain telur dan tahu, makanan siap masak yang selalu tersedia itu adalah sosis. Jadinya, saking selalu adanya sosis ini, pizza yang sering saya bikin pasti selalu pizza sosis. Pizza dengan topping sosis. Begitu pula di Ramadan kali ini. Setiap minggu, bahkan seminggu hampir 2 atau 3 kali, saya membuat pizza sosis. Dan anak-anak pun gak pernah bosan.
Tapi bukan cuma karena mereka suka saja, hal ini tentu karena pengaruh sosisnya. Di saat Ramadan, di mana momen makan, terutama saat makan sahur itu sangat bikin malas, saya jelas harus menyediakan bahan-bahan makanan yang enak dan berkualitas. Termasuk sosis. Itu sebabnya, saya pilih Sosis SO GOOD. Sosis enak dan berkualitas. Baik itu yang varian ayam atau pun sapi.
Bahan-bahan membuat Pizza Sosis SO GOOD |
Ya, Sosis SO GOOD saya jadikan topping pizza. Dengan tambahan saos tomat botolan, keju mozarella, serta sejumput oregano, dan lalu taburan irisan sosis SO GOOD, jadilah Pizza Sosis SO GOOD enak yang pasti disukai keluarga.
Pizza Sosis SO GOOD siap dipanggang |
Pizza Sosis SO GOOD sesudah dipanggang |
Apa Resep Makanan Andalan Teman-teman?
Itu dia makanan rumahan yang jadi favorit anak-anak di rumah, setiap tahunnya. Meski bukan makanan asli Indonesia, pizza sosis bisa dibilang makanan paling popular di rumah saya. Pizza 'Homemade' Sosis. Makanan popular di rumah saya yang selalu laris. Apalagi jika sosisnya sosis SO GOOD. Makin enak deh pizza sosisnya.
Temen-temen pada punya resep makanan favorit keluarga? Yang sering disajikan saat puasa? Ceritain dong. Biar saya bisa ikut nyontek resepnya. Barangkali saja, menu favorit keluarga saya jadi nambah. Gak pizza lagi, pizza lagi. :D
Oke deh temen-temen, sampe di sini curhatan saya. Sampai jumpa di postingan saya berikutnya. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Bye!
Itu dia makanan rumahan yang jadi favorit anak-anak di rumah, setiap tahunnya. Meski bukan makanan asli Indonesia, pizza sosis bisa dibilang makanan paling popular di rumah saya. Pizza 'Homemade' Sosis. Makanan popular di rumah saya yang selalu laris. Apalagi jika sosisnya sosis SO GOOD. Makin enak deh pizza sosisnya.
Temen-temen pada punya resep makanan favorit keluarga? Yang sering disajikan saat puasa? Ceritain dong. Biar saya bisa ikut nyontek resepnya. Barangkali saja, menu favorit keluarga saya jadi nambah. Gak pizza lagi, pizza lagi. :D
Oke deh temen-temen, sampe di sini curhatan saya. Sampai jumpa di postingan saya berikutnya. Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Bye!
Aku juga suka banget pizzaa mbak Niaaa .. tp gabisa bikinnya, ahahaha
BalasHapusLiat post blog mbak Nia ini jd ada semangat bikin serba simple juga dgn so good juga ,
Aku sangat suka pizza teh Nia.. dan Alhamdulillah belum ada pengalaman yang kurang enak dengan resto pizza selama
BalasHapusini.. fix deh abis lebaran makan pizza lagi.. sebulan ini puasa makan pizaa.. karena diet ups! kalo deket aku mampir deh kerumah teteh Nia mau cobain itu pizza sosis so good nya
Kece nih resepnya... Daripada ribet kudu pesen tempat dulu di resto pizzaj emangk lebih bagus kalo bisa bikin sendiri dirumah... Makasih info dan resepnya ya..
BalasHapusKreatif bgt mba, anakku doyan bgt sama pizza tp aku blm berani utk coba bkin sendiri, ini jd referensi bgt nih
BalasHapusAduh menggiurkan banget pizzanya aku tak tahan hahaha. Emang enak bikin sendiri ya, lbh puas, apalagi kalau pakai sosis seenak so good. Trus dimakannya pakai saus sambel :D
BalasHapusAku blum pernah coba ini buat pizza, mau coba kbtulan anak lk suka bngt pizza,,, nuhun teh jd tambh menu cemilan
BalasHapusLiat dari tampilannya aja udah enak, apalagi kl nyobain sendiri. Bikinnya jg praktis ya mbak. Saya dan keluarga pun suka mam pizza
BalasHapusWuuuiiii Teh Nia, saya juga pengemar pizza, resepnya ini bolehlah saya contek supaya nanti saya bikin pizza sendiri juga hehehe
BalasHapusWah mantap teh..dari penampakannya sudah terlihat begitu enak, pantesan aja anak2 pada suku ya pasti rasanya enak banget.. jadi pengen coba pizza buatan teh Nia ..xixixi
BalasHapusKeluargaku penggemar pizza, baru kemarin pesan online. Jadi tertarik mau bikin sendiri nih
BalasHapusaku juga suka banget pizza, mbak. Dulu, pas SMA sering buat sama teman-teman cewek satu kelas. Kumpul bareng di rumah siapa, terus ya bareng-bareng bikinnya, juga makan pizza bareng. Duh, dah lama... Jadi pingin bikin pizza pakai resep di artikel ini, ah..
BalasHapusaduh, ini ngiler banget sih. so good punya banyak produk buanget
BalasHapusMauu donk icip-icip hahahaa..
BalasHapusResep paporit puasa kemaren tuh olahan telor, udah di dadar, direbus, balado, orak arik, wkwkwk si kaka abisnya sukaaa..