Laman

22.7.18

Perayaan Hari Anak Nasional The Habibie center: Tumbuh Sehat dan Cerdas Melalui Pola Makan Sehat Sejak Kecil


Teman-teman, pernah denger cerita orang tua kita, tentang bedanya anak-anak zaman dulu sama anak-anak zaman sekarang, gak? Itu tuh, yang katanya anak zaman dulu mah badannya kecil-kecil, sementara anak zaman sekarang badannya gede-gede. Saya sering. Orang tua saya sering cerita tentang ini. Kalo dilihat-lihat, iya juga ya. Anak-anak sekarang relatif lebih tinggi-gede dibandingkan dengan anak-anak zaman kita kecil dulu. Contoh nyatanya sih kita sama anak-anak kita. Saya dan si sulung serta anak kedua saya, misalnya. Mereka tinggi badannya udah lebih dari saya. Padahal usianya baru 16 dan 13 tahun.

Orang tua saya juga sering cerita. Katanya, semua itu terjadi karena di zaman dulu, kalo makan lauknya seadanya. Paliiing bagus itu lauknya telor. Itu pun 1 telor dimakan rame-rame. Paling gede, 1 telor itu buat berdua. Yang penting kenyang. Iya, nasinya aja dibanyakin. Gitu katanya.

Nutrisi Memang Berpengaruh Pada Pertumbuhan Fisik
Bener banget! Fenomena yang terjadi, salah satu faktornya, kayaknya memang itu. Makanan, lebih tepatnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Di zaman dulu, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak-anak, sepertinya lebih banyak karbohidratnya. Nasinya itu. Ada pun nutrisi yang lainnya, terutama protein, sepertinya kurang. Sedangkan kita tahu bersama, protein itu kan merupakan nutrisi esensial untuk pertumbuhan.

Nah kalo dilihat anak-anak zaman now yang badannya tinggi-tinggi, itu mungkin karena hal yang sebaliknya. Nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya, terutama protein, sangat bagus. Jadinya, proses pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya bisa optimal. Eh tapi, kok sekarang rasanya booming banget sama yang namanya Stunting? Apa sih sebenernya Stunting itu?

Makanan Bergizi: Hak Anak-anak yang Wajib Dipenuhi
Stunting bisa diartikan sebagai masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Hal ini terjadi akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi sejak janin di dalam kandungan, dan efeknya baru nampak ketika anak menginjak usia 2 tahun.

Saya sebenernya cukup sering denger kata Stunting. Tapi jujur, saya tidak tahu kalo masalah ini cukup serius. Sebab saya kira, semua orang tahu kalo makanan bergizi itu mutlak diperlukan semua manusia. Apalagi bayi dan anak-anak. Saya kira, anak yang tubuhnya kecil, ya memang karena gen di tubuhnya begitu.

Saya kaget, jumlah kasus stunting pada anak Indonesia ternyata cukup banyak. Dan ini sangat memprihatinkan. Bayangkan saja, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar lebih dari 37,2% atau setara dengan 8,4 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting. Padahal, WHO menginginkan angka tersebut berada di bawah 20%. Selain itu, berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami masalah gizi pada 2017 mencapai 17,8%. Sama dengan tahun sebelumnya. Ya, salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi dan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya.

Jika memang demikian, pantas saja Perayaan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan The Habibie Center, Selasa, 17 Juli 2018 lalu di Pendopo Wisma Ainun Habibie Jakarta yang lalu, mengangkat tema yang berhubungan dengan ini. Habibie dan Anak Indonesia: Tumbuh Sehat dan Cerdas Melalui Pola Makan Sehat Sejak Kecil. Apalagi mengingat hal ini diatur Undang-undang. Yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B dan Undang-undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Jelas, kebutuhan anak akan makanan yang bergizi ini sangatlah urgent.


Eyang Habibie, Sosok Inspiratif dengan Tubuh Yang Sehat dan Otak Cerdas
Dipilihnya Presiden RI Ketiga, Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, menjadi pembicara di Perayaan HAN The Habibie Center 2018 ini, saya rasa tentu bukan semata-mata karena beliau merupakan pendiri organisasi ini. Tetapi juga karena memang beliau adalah sosok yang inspiratif di mata semua orang. Termasuk anak-anak. Beliau sangat mewakili sosok dengan tubuh yang sehat serta memiliki otak yang cerdas. Tak salah jika di kesempatan kali itu, Pak Habibie yang lebih suka disapa Eyang Habibie, diminta bercerita mengenai pola makannya sejak kecil beserta aktivitas hariannya di depan anak-anak yang ikut merayakan HAN The Habibie Center.

Pak Habibie cerita, “Dari kecil, isi piring saya terdiri berbagai jenis makanan. Ada nasi, lauk pauk seperti protein hewani, yaitu ikan, ayam, daging; sayur, dan buah. Eyang juga suka minum susu. Di sinilah peranan orang tua, khususnya ibu sangat penting dalam mendukung pola makan sehat, agar anak terhindar dari ancaman stunting dan bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.”

Selain pola makan sehat, Bapak B. J. Habibie juga menghimbau, "Anak-anak Indonesia sebaiknya rutin mengkonsumsi air yang cukup dan rajin melakukan aktivitas fisik, seperti saat kecil saya suka berenang."

Eyang Habibie bercerita tentang masa kecilnya

Dari cerita Pak Habibie di atas bisa dilihat, bahwa untuk bisa tumbuh sehat, yang ditandai dengan segar bugarnya Pak Habibie hingga usia sekarang, yaitu 82 tahun, serta cerdas otaknya yang diakui semua orang bahkan hingga tokoh-tokoh dunia; Pak Habibie itu selalu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Dari mulai karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Sejak kecil hingga sekarang. Dan tak lupa, berbagai aktivitas fisik pun, yaitu olahaga, selalu dilakukannya. Jadi, berkaca dari Pak Habibie ini, agar seorang anak bisa tumbuh sehat dan cerdas secara optimal, maka dia harus selalu mendapat asupan makanan bergizi seimbang sejak kecil. Serta berolah raga.

Dalam kesempatan kali itu, Pak Habibie juga tak lupa mengatakan bahwa kesehatan dan pendidikan anak menjadi pilar penting dalam kualitas hidup anak, kemajuan sumber daya manusia, dan bangsa Indonesia. Karenanya beliau sangat senang bisa bertemu dengan perwakilan anak-anak Indonesia menjelang HAN 2018, untuk mengajak mereka mengonsumsi makanan sehat sejak kecil.

Ulasan Bu Dokter Damayanti
Senada dengan apa yang ceritakan Pak Habibie, Dokter Anak SubSpesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik Pada Anak, DR. Dr. Damayanti R. Sjarif, SpA(K) yang hadir dalam Perayaan HAN saat itu juga mengatakan hal yang sama. Beliau bilang, “dalam pemenuhan nutrisi, masa anak-anak merupakan masa krusial yang berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi. Pola makan sehat dan seimbang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yang optimal. Seorang anak yang kurang gizi akan mengalami hambatan perkembangan fisik dan kognitif sehingga berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas di masa dewasa.”

Jadi tambah jelas kan ya kenapa sosok Pak Habibie yang dipilih jadi pembicara di Perayaan HAN The Habibie Center? Meski Pak Habibie tidak bertubuh tinggi, namun panjangnya usia beliau, selalu bugarnya fisik beliau, ditambah cerdasnya otak beliau sudah tentu merupakan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif yang optimal, yang salah satu penyebabnya adalah pemenuhan gizi yang seimbang.

Bu Dokter Damayanti menerangkan tentang stunting

Ada satu hal yang menarik perhatian saya dari apa yang diceritakan Bu Dokter Damayanti di momen Perayaan HAN kali itu. Beliau bilang, di Amerika Serikat sana, susu sudah tak lagi berdiri sendiri sebagai sumber nutrisi yang wajib masuk ke dalam tubuh manusia, terutama anak-anak. Susu sudah bergabung dengan protein, tepatnya protein hewani. Jadi jelas, perlunya susu menjadi nutrisi yang masuk ke dalam tubuh sudah sama pentingnya dengan zat nutrisi yang lain. Dan tak berlakunya lagi slogan 4 Sehat 5 Sempurna di kita sudah sangat tepat.

Soal susu, kembali lagi ke Pak Habibie, beliau sampai sekarang masih minum susu. Semua anggota keluarga beliau meminum susu. Dari mulai beliau, almarhumah Bu Ainun, anak-anaknya, hingga ke cucu-cucu serta cicit-cicitnya. Nutrisi yang ada di dalam susu penting bagi tubuh. Begitu katanya. Bahkan di Eropa sana, menurut Pak Habibie, kebiasaan minum susu itu seperti minum air putih bagi orang Indonesia. Kapan pun merasa haus, mereka minumnya susu. Tapi kita yang di Indonesia tak perlu seperti itu. Satu hingga dua gelas saja setiap hari sudah cukup. Selebihnya, tetap perbanyak air putih.

Protein untuk Cegah Stunting
Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas protein yang dikonsumsi anak, sejak dari dalam perut ibunya hingga balita. Ketika berada di dalam perut ibunya, ini tentu sudah jadi kewajiban ibunya untuk mengonsumsi banyak protein. Baik itu berupa susu, ikan, telur, atau pun sumber protein yang lainnya. Ketika masuk masa balita, kewajiban ibunya juga untuk memberikan banyak makanan berprotein. Balita dianjurkan mengonsumsi 1,1 gram protein per kilogram berat badannya.

"Protein harus mengandung asam amino esensial yang didapat dari sumber hewani seperti ayam, sapi, ikan, telur, dan susu," ucap Bu Dokter Damayanti Rusli Sjarif dari Divisi Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.

Bu Dokter Damayanti juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1992, anak yang mendapatkan asupan protein 15% dari total asupan kalori, mempunyai berat badan lebih daripada anak yang mendapatkan protein 7,5% dari total asupan kalori. Karena hal itulah, para ibu harus benar-benar memerhatikan makanan pendamping ASI (MPASI) bagi anaknya. MPASI yang dibutuhkan anak tak hanya berupa puree dari buah dan sayuran. Tetapi juga mengandung banyak protein, karbohidrat, dan lemak.

Bu Dokter Damayanti menggarisbawahi tentang kebutuhan anak untuk tumbuh itu yang paling penting adalah asam amino esensial yang didapat dari protein hewani. Jangan melulu mengandalkan MPASI pabrikan. Harus teliti juga dengan protein hewani, lemak, dan sebagainya. "Tidak harus makanan mahal. Indonesia kaya akan ikan yang mengandung banyak asam amino esensial yang dibutuhkan anak," begitu ucapnya.

Bu Dokter Damayanti pun kembali menerangkan bahwa hampir semua daerah di Indonesia prevalensi stunting-nya tinggi. Dan ini termasuk DKI Jakarta yang hampir mencapai 30%. Sungguh memprihatinkan.

Yuk Dukung Pemenuhan Hak Anak Dalam Mendapat Makanan Bergizi Untuk Tumbuh dan Berkembang Optimal
Ternyata memang benar, anak-anak memang harus mendapat asupan makanan bergizi agar tubuhnya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Sejak dari dalam perut ibunya, hingga masa emas pertumbuhannya berakhir. Yaitu di 1000 hari pertama kehidupannya. Bukan hanya demi kebaikan si anak itu sendiri. Tetapi juga untuk kualitas kehidupan negara kita. Apalah jadinya negara kita jika generasi penerusnya memiliki kualitas sumber daya manusia yang kurang baik dari segi fisik dan kognitif.

Untuk itulah, demi terciptanya kualitas SDM yang bagus di negara tercinta ini, kita semua mempunyai peran. Kita harus ikut aktif dan mendukung program pemenuhan hak anak di dalam mendapatkan makanan yang bergizi.

Caranya gimana? Menurut saya, ini bisa dilakukan dengan 3 jenis cara. Cara yang pertama adalah dengan menerapkan semuanya pada anak-anak kita. Cara yang kedua, mungkin bisa dengan memberi bantuan secara langsung, berupa makanan bergizi kepada anak-anak yang kurang mampu jika kita memang memiliki kelebihan rezeki. Ada pun cara yang ketiga adalah dengan memberikan dan menyebarkan info pentingnya asupan gizi seimbang sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Bisa dengan cara lisan secara langsung, atau pun tidak langsung melalui tulisan-tulisan. Di zaman canggih seperti sekarang kan gak susah. Menulisnya di status Facebook, cuitan di Twitter, tulisan di blog, hingga apdetan foto di Instagram bisa kita manfaatkan. Ya, kita sisipkan saja pesan dari pentingnya makanan bergizi bagi anak-anak ini di sana. Sekecil apa pun usaha pasti akan memberikan manfaat.

Oke,
Nah teman-teman, sepertinya itu yang bisa saya ceritakan dari apa yang saya dapat saat ikut Perayaan HAN di The Habibie Center. Intinya sih mengajak kita semua untuk ikut andil di dalam memuwujudkan generas berkualitas yang dimulai dari pemenuhan makanan bergizi. Iya, anak-anak zaman sekarang memang banyak yang sudah mendapatkan itu, yang dicirikan dari tinggi-tingginya tubuh mereka daripada kita. Tapi itu ternyata tidak merata. Masih banyak anak-anak di luar sana yang mengalami kekurangan gizi. Angka kasus stunting yang masih tinggi merupakan bukti nyatanya.

Saya kutip ucapan Pak Habibie di akhir acara, “bangsa yang maju adalah yang bisa melahirkan anak bangsa yang sehat dan cerdas. Untuk itu, mari bersama-sama kita peduli akan nasib bangsa kita ke depan. Ini bisa dimulai dengan memperbaiki gizi dan kesehatan anak bangsa, karena setiap anak Indonesia harus memiliki akses terhadap kemajuan untuk dapat mewujudkan impian mereka dan ikut memajukan bangsa Indonesia.”

Baiklah teman-teman, sampai di sini tulisan saya. Semoga bisa bermanfaat, ya. Maafkan jika ada salah-salah kata. Sampai jumpa!

Foto-foto Rangkaian Acara Perayaan Hari Anak Nasional The Habibie Center 

Pembacaan Surat Al Quran oleh siswa SD Al Azhar

Pembacaan ucapan terima kasih kepada Eyang Habibie oleh siswa SD Al Azhar

Penyerahan lukisan untuk Eyang Habibie dari 2 siswa SD Al Azhar

Pembacaan puisi oleh adik kelas 1 SD dari Bandung

Adik yang hadir bertanya kepada Eyang Habibie

Sesi minum susu bersama Eyang Habibie

37 komentar:

  1. Di tempat saya susu masih jadi sesuatu yg mewah. Banyak anak yg masih kesusahan untuk mendapatkan makanan bergizi. Selain orangtua yg memang mungkin tidak mampu, pola hidup di kampung masih bisa dibilang kolot. Anak2 dibiarkan gitu saja, "asal hirup". Banyak yg terlantar. Tinggal sama nenek, sementara ibunya pada kerja ke Arab.

    Ini masalah besar padahal ya. Melihat komitmen Habibi jelas sangat jauh sekali dengan kondisi di kampung saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Teh, di tempatku juga gitu. Masih banyak yang belom memprioritaskan susu. Kalo pun minum, SKM. :(

      Hapus
  2. Ih mupeng aku liat kamu bisa ketemu pak Habibie kak. Setuju nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang anak pondasinya ya dari mulai kecil.

    BalasHapus
  3. Cegah stunting dengan konsumsi protein baik kualitas maupun kuantitas, penting sekali ya kak, karena seorang anak kebutuhan tersebut tidak bisa dihindarkan lagi, menjadi sebuah kebutuhan yang penting, karena nya usia balita tidak bisa diulang kembali, jadi, baik bunda maupun ayah harus tau betul tentang fungsi makanan sehari-hari yang kita konsumsi, karena efeknya tidak bisa langsung.

    BalasHapus
  4. protein memang penting banget untuk pertumbuhan yaa, Mba Nia. Tentu nutrisi lain juga harus tetap diperhatikan agar pertumbuhan anak semakin optimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, gizi seimbang. Tapi untuk cegah stinting, protein harus diutamakan.

      Hapus
  5. Aku dong poto sama Pak Habibie #sombong hahahaha
    Asli gegara diskusi ini tambah melek, emang ngga boleh main2 sama nutrisi anak, dan bener pola makan anak itu harus diatur sedini mungkin, biar tong kawas emak na generasi micin hahah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, enya. Aku ge jadi lebih aware.

      Hapus
  6. Keren teh Nia ketemu sama idola aku, pak Habibie. Semoga anak - anak Indonesia menjadi anak yang hebat dan cerdas serta berakal budi mulia, aamiin

    BalasHapus
  7. Wah asyik ya bisa menyaksikan langsung acara ini .. Keren ya Pak Habibie amal jariyahnya banyak banget peduli banget pada kemajuan bangsa ini dengan memperhatikan calon penerus bangsa :)

    BalasHapus
  8. Wah... seneng pasti bisa berbincang langsung dengan pak B J Habibie, setuju sih kalo pola makan penting banget untuk anak zaman sekarang. selain makanan cepat saji, makanan instant juga jadi masalah nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener, fast food ini nih yang memprihatinkan.

      Hapus
  9. Jadi ingat masa kecil pernah makan indomie di bagi 2 1 bungkus hehehe.
    Tapi emang iya ya, zaman dulu kalau lapar dikasih nasi yang banyak.
    Zaman skg minimal ada lauk tempe atau tahu :)

    BalasHapus
  10. seneng banget nih ya mbak bisa berkesempatan ke rumah Pak Habibie..duh ngiler lihat perpustakaannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, perpustakaannya kereeeen banget. Aku mupeng lihatnya. :D

      Hapus
  11. Waahh, eyang idolaku bnget mbak. Semoga eyang Habibie sehat terus ya mbak.

    BalasHapus
  12. Eyang Habibie itu "aset Indonesia" yang tak tergantikan dan patut diidolakan hehe :D
    Senangnya ketemu Eyang Habibir. Acara yang bagus supaya anak2 termotivasi utk gak picky eater dan belajar rajin kyk Eyang Habibie yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget. Semoga akan banyak generasi muda seperti beliau ya

      Hapus
  13. Seribu hari pertama kehidupan anak adalah masa emas tumbuh kembangnya dan menentukan masa depannya juga. Kalimat itu tertanam terus di pikiran saya. Semoga tema acara ini diperhatikan juga oleh pemerintah dan stakeholder terkait. Salah satunya menstabilkan harga telur demi terpenuhinya kebutuhan protein anak-anak Indonesia.

    BalasHapus
  14. pola makan sehat diterapkan sejak kecil ya, saya banyak lihat banyak anak yang gak suka sayur, nah mungkin lagi kecil agk idperkenalkan dg sayuran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya. Aku pun kayaknya gitu. Anak-anak ada yang gak suka sayur. :(

      Hapus
  15. Ibu memang memiliki peran besar terhadap tumbuh kembang anak ya mbak...
    aku pingin ketemu Pak Habibi juga, tapi kapaan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga segera terwujud. :)

      Hapus
  16. Mendapat gizi yang seimbang bagi anak-anak merupakan suatu hal karena dengan gizi yang baik anak bisa tumbuh optimal sehingga bisa mencapai cita-cita yang diharapkan

    BalasHapus
  17. Makasih banyak Teh sharingnya sangat bermanfaat utk new Mom seperti saya✨

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Sehat-sehat selalu dedek bayinya ya. :)

      Hapus
  18. Anakku prnh berobat dgn dr damayanti ini, krn disaranin oleh dokter anakku. Secara si kaka bisa dibilang berat bdnnya susaaah bgt naik mba. Kalo soal makanan mah, udh segala kita coba. Sesuai dgn nutrisi dan kecukupannya. Ttp aja anaknya ga nambah2 beratnya -_- . Puyeng aku.

    Kalo utk susu aku jujurnya ga bgitu suka. Tp aku rutin banget minum yoghurt sebagai pengganti susu. Krn kalsiumnya sama2 tinggi. Kalo yoghurt aku bisa deh minun banyak per harinya. Tapi kalo susu minum dikit aja udh eneg :D. Pas kecil dulu, cuma aku yg tiap pagi susunya diem2 dibuang ke pot bunga mama :p. Saking ga sukanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, sama. Saya juga gak banyak minum susu. Tapi per harinya selalu ada. Takut osteoporosis kalo saya. Nah kalo anak-anak sih kebetulan pada doyan. Sehari bisa 3 gelas. :D

      Hapus
  19. Bener banget mbak jika dalam hal makan sehat itu peran penting orangtua dibutuhkan, sebab yang namanya anak2 ya mereka kan hanya memakan apa yang orangtua mereka berikan. Baik dan buruknya aapun makanan itu ya pasti ada efeknya jg ke anak2

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)