Laman

29.8.18

Menang Diapresiasi, Kalah Jangan Di-Bully


Teman-teman, di minggu kedua sejak dibukanya perhelatan Asian Games 2018 ini, saya rasanya semakin terharu saja. Gimana enggak, setiap harinya, atlet-atet kita yang bertanding, terus memberi kita kebanggaan. Jangankan medali emas yang memang membuat merinding saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan, medali perak dan perunggunya saja, bahkan saat mereka kalah, melihat perjuangan mereka yang mati-matian dengan segala daya upayanya, sungguh membuat saya menitikkan air mata. Benar-benar ya perjuangan mereka dalam membela negara. Keharuan kita saat melihat upacara 17 Agustus 2018 kemaren di istana, kalah melihat bentuk nyata cinta mereka kepada negara. Teman-teman merasakan hal yang sama, kan? Pasti!

Menang Diapresiasi, Kalah Jangan Di-Bully
Teman-teman pada nonton enggak saat atlet bulu tangkis kita Anthony Sinisuka Ginting bertanding melawan pemain China, Shi Yuqi dalam babak final tim bulu tangkis beregu putra? Duh, meski sedih karena akhirnya kalah, saya angkat topi buat Ginting. Usahanya untuk bisa melanjutkan permainan saja patut diapresiasi setinggi-tingginya. Iyalah, udah cedera gitu, dia tetap bersikeras untuk menyelesaikan pertandingan. Sungguh, saya sangat menyayangkan dengan banyaknya netizen yang malah nge-bully Ginting. Andai netizen jadi Ginting, belom tentu juga mereka bisa melanjutkan permainan. Yang ada mungkin udah nyerah dan minta ditandu ke luar lapangan.

Hasil yang dicapai Butet dan Owi juga sebenernya membuat sedih. Mereka yang sangat saya jagokan untuk meraih medali emas, ternyata tak berdaya melawan pasangan ganda campuran dari negeri Tiongkok, Zheng Siwei dan Huang Taqiong. Tapi kesedihan saya tak berlarut-larut. Dewi fortuna mungkin belum memihak mereka. Untuk urusan usaha saya yakin, mereka pasti sudah berbuat maksimal.

Jangan hanya saat kita melihat atlet-atlet yang sukses meraih medali emas saja kita mengapresiasi. Seperti kepada Eko Yuli Irawan si atlet angkat besi, kepada Aries Susanti Rahayu si atlet panjat tebing, atau kepada Lindswell Kwok si atlet wushu. Kita semua patut berlaku adil. Semua harus diapresiasi. Dan yang kalah jangan sampai di-bully. Sebab itu bisa mematahkan semangat atlet-atlet kita untuk bertanding dan berprestasi ke depannya.

Para Pejabat Negara Pun Turut Mengapresiasi
Ini yang menggembirakan. Perhelatan Asian Games 2018 yang diselenggarakan di negara kita tak hanya ‘bergemuruh’ di kalangan dunia olahraga saja. Masyarakat luas dan bahkan para pejabat turut mendukung acara olahraga paling bergengsi se-Asia ini. Nah makanya, akan sangat disayangkan banget jika dukungan dan apresiasi diwarnai bully dari beberapa pihak.

Salah satu dari sekian banyak lembaga dan pejabat negara yang mengapresiasi serta mendukung jalannya dan suksesnya acara Asian Games 2018 sekarang ini, tersebutlah Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI). Ya, Lembaga yang berisikan para perwakilan dari tiap daerah di seluruh wilayah Indonesia ini sangat mendukung acara olahraga 4 tahuan se-Asia tersebut. Buktinya bisa dilihat dari pelibatan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta (OSO) yang menerima obor Asian Games di Pendopo Kabupaten Cianjur, dalam rangkaian acara Torch Relay yang sebelumnya berlangsung di banyak kota di Indonesia.

Sudah pada lihat belom bagaimana DPD RI medukung acara Asian Games 2081? Kalo belom, lihat saja di video di bawah ini. Ketua DPD RI secara langsung memberikan dukungan yang penuh kepada atlet-atlet kita.


Suatu kebanggaan, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Saatnya kita berjuang bersama, dengan tekad dan semangat yang tinggi. Kita tunjukkan bahwa kita mampu meraih hasil terbaik sebagai kado di hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Mari, kita dukung para atlet Indonesia meraih prestasi tertinggi di Asian Games 2018. Dirgahayu Republik Indonesia!” begitu ucap ketua DPD RI, Oesman Sapta.

Duh, kalau lihat dukungan-dukungan para pejabat negara seperti yang dilakukan DPD RI ini, jujur saya malu. Saya dan netizen malah senangnya nge-bully. Bukannya mendukung, eh malah menjatuhkan semangat dan rasa percaya diri para atlet. Astagfirullah!

Pada Tahu Kan DPD RI?
Ngomong-ngomong soal DPD RI, adakah dari teman-teman yang belom tahu apa itu DPD RI? Duh, kebangetan deh kalau gak tahu. Hehehe, iya, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Setiap anggota DPD RI ini merupakan perwakilan dari tiap daerah atau provinsi yang ada di Indonesia. Mereka dipilih melalui pemilihan umum layaknya aggota DPR. Bedanya, DPD lebih independent sebab tidak tergabung ke dalam partai.

Mau tahu lebih banyak soal DPD? Gampang, buka saja website-nya di www.dpd.go.id, ikuti akun Twitter-nya di https://twitter.com/dpdri, kemudian juga ikuti perkembangannya di akun Instagram-nya di https://www.instagram.com/dpdri/?hl=id, serta ikuti di Facebook Page-nya di https://www.facebook.com/dpdri%20/.

Yuk Ah Dukung Atlet Kita untuk Lebih Berprestasi!
Melihat-lihat bagaimana para pejabat negara memberi dukungan kepada para atlet, dan melihat juga bagaimana para atlet berjuang di arena pertandingan, rasanya cukup membuka mata kita. Terutama saya. Jangan melulu mencari kesalahan atas kegagalan. Mengapresiasi prestasi-prestasi, dan juga kerja keras yang seolah tak peduli mati, jauh lebih penting. Masa depan para atlet masihlah panjang. Dan bukan mustahil, segala apresiasi menjadi cambuk bagi para atlet untuk lebih berprestasi di kemudian hari. Yuk ah teman-teman, kita dukung atlet kita di kala menang dan kalah, supaya lebih berprestasi!

24 komentar:

  1. Setuju sama Mba Nia, mari kita dukung atlet-atlet kita baik menang atau kalah, mereka sudah berusaha sangat keras. Jangan sampai kita nyinyir mereka dah, apalagi kita gak mengalami perjuangan berat mereka..
    Mungkin di ASIAN Games 2018, masih ada yang belum berprestasi, semoga di event selanjutnya mereka semakin baik dan berprestasi. Tetap semangat.

    BalasHapus
  2. Kalau netijen komen aku males scroll ke bawah mba, pasti ada aja yg nyinyir. Yuks ah terus dukung atlet kita biar mereka makin semangat mengharumkan nama Indonesia!

    BalasHapus
  3. Netijen zaman now ya gitulah, omongannya sangar - sangar, kadang ku takut hehhe

    BalasHapus
  4. Ah bangga dong sama prestasi para atlet, dan bener banget jangan suka membully orang lain walaupun kalah karena kita tidak pernah tahu perjuangan mereka saat berltih, dna kita belum tentu mampu seperti mereka

    BalasHapus
  5. Setuju banget, jiwa sportif harus selalu dipelihara. Nggak perlulah pakai bully-bullyan segala.. :(

    BalasHapus
  6. Jadi ingat pas baca beritanya Jojo. Sekarang aja dia dielu-elu. Kemarin-kemarin ia bahkan sampai nggak nyaman karena nggak pernah juara. Pun siapa tahu ya yang sekarang di Asian Games nggak menang, tapi di olimpiade ntar dia malah jadi pemenangnya.

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah selalu dukung para atlet Indonesia, karena memang hanya mereka yang bisa berlaga di sana karena keahliannya. Jadi nggak perlu ada bully.

    BalasHapus
  8. Kalau lihat para atlet sedang bertanding, aku kok suka deg-degan. Apapun hasilnya, mendingan tetap kita dukunh . Tetap mendoakan Indonesia meraih kemenangan.

    BalasHapus
  9. Menang kalah sudah biasa dalam suatu pertandingan, kita cukup memberikan dukungan. Karena kita tahu perjuangan para atlet ini untuk bisa berjuang dan berlaga di Asian Games

    BalasHapus
  10. Semoga para netizen julid itu bisa punya hobi berkualitas biar bisa membanggakan Indonesia😗

    BalasHapus
  11. Setuju banget. Para atlet udh berjuang keras semampu mereka..dan itu harus diapresiasi. Kalo soal bully mem-bully saya mah no comment aja.suka miris kalo ngeliat kelakuan netizen jaman sekarang. Proud of you para atlet asian games.hidup Indonesia!

    BalasHapus
  12. Aku mau nangis pas pertandingan Ginting melawan Yuqi. Sampai segitunya loh membela negara, kenapa masih aja di-bully? Heran betul. Tapi pertandingan tersebut menurut saya adalah kekalahan yang justru mengharumkan namanya :)

    BalasHapus
  13. Momen paling mengharukan perjuangan Ginting. Luar biasa. Mata sampe berkaca2 liatnya

    BalasHapus
  14. Orang teh gampang banget yah main bully, padahal para atlit berjuang nggak hanya pas pertandingan aja tapi juga waktu yang kesita krn terus latihan sampe jarang kumpul bareng keluarga :(

    BalasHapus
  15. betul ya kebanyakan orang itu nyinyirnya kelebihan sih , kadang maju kena mundur kena kalau lihat org yg nyinyir, padahal dia sendiri belum tentu bisa

    BalasHapus
  16. yuk, harus sportif ya Teh.

    BalasHapus
  17. Penonton memang suka sok lebih jago, coba dia sendiri yang main gak akan bisa deh hehe... Begitulah kebiasaan senang menilai orang bukannya evaluasi diri jadi terbawa bawa deh ke acara nonton olah raga...

    BalasHapus
  18. Biasanya yg nge-bully enggak tahu bagaimana kerja keras atlet kita y, teh

    BalasHapus
  19. Iya yang kalah juga perjuangannya hrs bgt diapresiasi

    BalasHapus
  20. Bagaimana pun mereka perlu dukungan. Dengan melihat mereka yang kalah, itu sudah sedih rasanya. Jika di-bully tentu semakin sedih.
    Cuma kadang ga tega saja rasanya melihat mereka kalah, hehe...

    BalasHapus
  21. Itu nitizen yg ngebully ginting mgkn hidupnya keseringan di bully kali ya. Jadi begitu atlet ada yg kalah, malah ngebully.. hh.

    BalasHapus
  22. bener banget teh.
    netijen kalau udah julid kayak gak punya perasaan.
    komentarnya itu lho...
    mana langsung "nyerang" di akun medsos para atlet.
    gilaaa... -___-"

    BalasHapus
  23. Aku yah salut dan apresiasi semua kepada atlit asian games indonesia. Meteka udah berjuang. Soal menang kalah pun udah ada hadiah atau bonusnya. Jadi ga usah nambah bonus lainnya buat yg kalah, hihihi

    BalasHapus
  24. Yang bully belom tau gimana capeknya latihan fisik para atlit ya teh. Btw, apa cuma aq yg kalo lagu usum olah raga (pon, sea games, asian games) lgsg punya cita2 jadi atlit? Kemudian pengen jadi penyanyi pas usum indonesian idol :'D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)