Lika-Liku Berbelanja Online

Manteman, sekarang ini, belanja online semakin berkembang ya? Gak cuma baju, sepatu, tas, sembako, atau barang-barang primer dan sekunder saja. Bahkan barang kebutuhan tersier kayak perhiasan emas dan berlian, hingga asuransi, kini bisa dibeli secara online. Saya sih, sejauh ini belom pernah coba beli barang-barang kebutuhan tersier ini. Selain belom ngerasa perlu, juga karena masih takut-takut. Paling banter, ya beli barang elektronik semacam handphone.

Kapok Belanja Online!

Ngomong-ngomong soal belanja online, saya masih inget pertama kali melakukannya. Kayaknya sekitar tahun 2010 deh. Waktu itu saya belanja di toko online yang ada di Facebook. Iya, sepertinya saat itu belom banyak toko online yang punya website sendiri. Dan Facebook menjadi tempat strategis bagi para pedagang untuk membuka lapak.

Hanya 5-6 kali saja saya berbelanja online via Facebook. Sebab yang terakhir kalinya saya kapok. Barang yang saya terima gak sesuai dengan gambar. Barangnya berupa dompet. Salah saya sih, reseller kan memang pada begitu. Jual barang dengan gambar yang didapat dari katalog. Harusnya saya beli barang yang memang memakai foto aslinya.

Sejak itu saya berhenti belanja online. Kalau pun belanja dari lapak online, biasanya dari temen. Saya pilih barangnya secara online, dan bayar setelah melihat barangnya secara offline. Lebih aman dan memuaskan.

Marketplace Membuat Suka Belanja Online

Kemunculan marketplace membuat saya kembali menyukai belanja online. Sekali, dua kali, hingga puluhan kali sampai sekarang, tak pernah saya merasakan kekecewaan seperti yang saya rasakan saat belanja online di Facebook. Harga yang bersaing, barang yang sesuai harapan, dan amannya bertransaksi membuat saya lebih banyak belanja online daripada belanja secara langsung untuk barang-barang selain sembako dan makanan. Baju, sepatu, sandal, hijab, aksesoris, make up, toiletries, tas, dompet, hingga handphone kebanyakan saya beli secara online.

Tokopedia adalah marketplace pertama yang saya kenal. Kesan pertama yang memuaskan membuat saya enggan beralih ke marketplace lain. Harga barangnya murah-murah, para pedagangnya yang responsif, prosesnya yang cepat, transaksinya yang mudah, serta cepatnya barang sampai di rumah, adalah alasan-alasannya. Pernah sih saya sedikit kecewa. Saat itu karena barang yang sudah saya bayar ternyata tidak tersedia. Dan si pedagang tidak menginfokan itu di lapaknya. Tapi karena si pedagang menyadari kekhilafannya, dan kemudian segera menghubungi saya, saya pun akhirnya bisa mendapat barang lain sebagai gantinya, selain opsi refund uangnya. Terus kemudian, hal ini juga tidak menghambat sampainya barang tersebut di rumah saya. Jadinya, saya tak harus menunggu lebih lama.

Karena penasaran, saya juga sempat mencoba belanja online di marketplace yang lain. Hampir semua marketplace terkenal saya coba. Sebenernya tak ada masalah juga dengan marketplace lain. Tetapi karena saya sudah dibuat terkesan dengan puluhan kali belanja di Tokopedia yang selalu memuaskan, jadinya sekarang saya memilih menjadi pelanggan setia Tokopedia saja. Kalo butuh sesuatu, saya pasti langsung nyari di Tokopedia.

Eh Tapi,

Ya, saya memang pelanggan setia Tokopedia. Tapi, ada momen-momen tertentu di mana saya juga belanja di marketplace lain. Momen-momen itu misalnya saja saat di marketplace lain ada tawaran menarik. Seperti saat Harbolnas yang ngasih diskon besar, promo istimewa, atau flash sale. Tapi gak sembarang marketplace juga. Saya biasanya membanding-bandingkan harganya terlebih dahulu dengan Tokopedia. Kalau untuk belanja reguler sih, tidak demikian. Langsung aja ke Tokopedia. Saya udah gak mau lagi ribet dengan hal-hal yang lainnya.

Well…

Kehadiran marketplace membuat belanja online jadi menyenangkan. Barang-barangnya yang murah, kepraktisan, kemudahan, kenyamanan, dan keamanannya dalam bertransaksi membuat pelanggannya seperti saya ketagihan berbelanja. Tapi tetap, sepercaya apa pun dengan marketplace, kehati-hatian di dalam berbelanja mutlak dilakukan pembeli. Memprioritaskan berbelanja di toko yang sudah banyak melakukan transaksi dan mendapat rate bagus; membaca review pelanggan Indonesia terhadap Tokopedia; menggunakan fasilitas chat dengan pedagang terlebih dahulu untuk tahu ketersediaan barang; membaca detail produk yang akan kita beli; hingga selalu memantau status barang yang sudah dibeli adalah beberapa tips saya. Dengan selalu melakukan tips tersebut setiap kali berbelanja, saya saya pun mendapatkan kepuasan di dalam berbelanja online.

Beberapa daftar transaksi saya di Tokopedia

Nah teman-teman, sampai di sini curhat saya soal belanja online. Gimana dengan teman-teman, punya lika-liku berbelanja online juga kayak saya? Yuk sharing pengalamannya di komentar. Siapa tahu kan, pengalaman teman-teman dalam berbelanja online akan menginspirasi atau jadi reminder buat teman-teman yang lainnya. Sampai jumpa di curhatan saya selanjutnya!