Laman

25.3.19

Mengoptimalkan kecerdasan Anak dengan Tes Kognitif? Memangnya Bisa?! Gimana Caranya?


Teman-teman, udah pada nonton Drama Korea Sky Castle, gak? Kalo belom, saya saranin untuk segera nonton deh. Recommended banget! Tunggu, jangan males dulu. Drama ini bukan nyeritain tentang romantika pasangan yang lagi jatuh cinta, kayak drakor biasanya. Tetapi menceritakan kehidupan para orang tua yang kepengen anak-anaknya berprestasi dan sukses di masa depan. Banyak banget ilmu parenting yang bisa kita dapet dari drama ini. Dijamin deh, abis nonton drama ini, teman-teman bakal dapet insight baru tentang parenting, kesuksesan, dan juga prestasi anak-anak.

Cita-cita Anak Vs Ambisi Orang Tua
Saya banyak ‘ditampar’ dengan drama ini. Gimana enggak, walopun saya atau suami bukan dokter seperti para orang tua di drama itu, dalam hal yang sama, saya dan suami juga kepengen anak-anak saya bisa kuliah di perguruan tinggi (PT) yang sama, yaitu di ITB. Meski gak bisa dibilang sukses, menjadi lulusan dari PT ini rasanya membuat bangga keluarga. Dan kami pun menuntut hal yang sama ke anak-anak. Kami akan sangat bangga jika mereka diterima di PT ini.

Tapi apa yang terjadi di drama Sky Castle cukup mengenaskan. Berbagai macam cara orang tua di dalam meluluskan keinginannya kepada anak-anak mereka, sungguh di luar dugaan. Alih-alih bisa mencapai prestasi gemilang, si anak malah jadi stres. Les yang sangat menguras energi dan pikiran, persaingan yang tidak sehat, hingga intrik ini itu malah menjadi bom waktu, yang pada akhirnya manghancurkan kehidupan si anak. Jujur, mengamati apa yang ada di drama ini membuat saya merinding. Jadinya saya bertanya-tanya, iyakah anak-anak saya bercita-cita masuk PT itu? Atau ini hanya ambisi saya dan suami sebagai orang tua?

Bakat Anak Berbeda-beda
Sekitar 2 tahun yang lalu, tepatnya saat anak sulung saya masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), saya dilanda kekecewaan yang lumayan. Saat itu, saya yang berharap anak saya masuk ke Jurusan IPA di sekolahnya, ternyata malah masuk ke Kelas Bahasa. Bukan tanpa sebab saya berharap demikian. Tapi memang saya melihat sendiri bagaimana nilai-nilai IPA anak saya itu. Lumayan bagus di atas rata-rata.

Meski saat ini sudah ‘mulai ikhlas’, tetap saja ada di hati kecil saya yang masih ingin anak saya bisa masuk ke PT tempat saya dan suami dulu menimba ilmu. Dan masuk jurusan eksak. Tapi ucapan ibu guru BK di SMA anak saya, membuat saya ‘menerima’. Anak ibu memang nilai IPA-nya bagus. Tapi dilihat dari tes bakat, kemampuan, dan juga IQ, dia lebih cocok jika dikembangkan kecerdasan bahasanya. Jelas, jurusan bahasa adalah yang paling tepat. Seperti itulah ucapan guru BK anak saya yang hingga sekarang selalu terngiang-ngiang.

Saya dan si sulung

Ucapan ibu guru BK anak saya memang belum sepenuhnya terbukti. Tapi ada benarnya juga. Mengikuti perkembangan si sulung secara detil, bisa saya rasakan. Anak saya ini memang kecerdasan bahasanya lebih dominan. Dengan mudahnya kini dia belajar Bahasa Jepang dan Bahasa Korea. Ada pun untuk Bahasa Inggris, dia memang sudah lumayan aktif sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dan yang paling kentara terlihat, anak saya enjoy dengan pilihannya itu. Tak nampak ketegangan atau pun tekanan sekali pun dia sedang ujian.

Pengalaman saya bersama si sulung ini membuat saya banyak berpikir. Saya tak mau melakukan kesalahan yang sama pada anak kedua, ketiga, dan juga keempat. Saya tak mau harap-harap cemas alias H2C, dengan berharap semua atau salah satu dari mereka bisa memenuhi keinginan saya dan suami masuk PT favorit. Saya tak mau baper lagi seperti saat si sulung masuk Jurusan Bahasa. Dan sepertinya, saya dan suami harus menyiapkan diri untuk bisa memahami kondisi anak-anak saya.

AJT Cognitive Test Battery #AJTCogTest
Beberapa waktu yang lalu di time line Twitter, seorang teman me-retweet sebuah thread. Thread-nya kebetulan adalah tentang tes kemampuan anak. Saya kira itu tentang tes IQ, tapi ketika dibaca, ternyata bukan. Ini bahkan lebih canggih menurut saya. Canggihnya di mana? Sini, saya ceritain semuanya!

Adalah AJT Cognitive Test Battery #AJTCogTest dari PT Melintas Cakrawala Indonesia (PT MCI) yang menjadi pembicaraan di thread tersebut. AJT CogTest sendiri adalah alat ukur pertama di Indonesia, yang divalidasi, dan paling komprehensif untuk mengukur kemampuan serta kelemahan belajar siswa usia 5-18 tahun. Tes Kognitif ini sudah dinormakan sesuai standar internasional. Kenapa dinormakan sesuai standar internasional, sebab selama ini, tes yang dilakukan kepada anak-anak kita pada umumnya merupakan tes yang diadopsi dari luar negeri.

Masih inget dengan 8 aspek kecerdasan anak? Saya sih, ingetnya ke Multiple Intelegences alias Kecerdasan Majemuk. Nah menyerupai itu, anak-anak yang dites AJT CogTest akan diuraikan aspek-aspek kecerdasannya. Mungkin ada yang besar di sisi Bahasanya, Matematikanya, Visual Spasialnya, atau yang lainnya. Dan dengan begitu jadi kelihatan, anak kita paling kelebihan dan kelemahannya di mana.

8 aspek kecerdasan kognitif

Tak hanya menguraikan hasilnya, baik kelebihan atau kelemahannya saja, para psikolog yang ngetesnya juga memberikan rekomendasi yang akan membuat kelebihan anak kita bisa optimal dan rekomendasi meminimalkan kekurangan anak kita.

Samakah dengan Tes IQ?
Dari apa yang saya baca, tes IQ berbeda dengan AJT CogTest. Tes IQ kan menghasilkan nilai secara umum. Jadi nilai IQ memaparkan taraf kecerdasan umum dari orang yang dites. Kemudian nilai-nilai ini dikelompokkan dalam suatu range. Ada range yang sangat rendah, ada range batas bawah, ada range di bawah rata-rata, ada range rata-rata, ada range di atas rata, ada range unggul, dan ada range sangat unggul. Nilainya ini tergantung skala yang dipakainya. Jadinya, tes IQ tidak bisa dibandingkan dengan AJT CogTest.

Tingkatan range IQ itu menunjukkan seberapa besar kemampuan orang tersebut untuk menerima, memproses, dan memproduksi kembali informasi yang diterimanya. Semakin kecil, berarti semakin lambat. Semakin besar, berarti semakin kecil. Jika dites AJT CogTest, dua orang dengan nilai IQ yang sama, jika dibandingkan, kemungkinan besar akan memberikan hasil AJT CogTest yang berbeda-beda. Iya, setiap pribadi manusia, kan unik-unik, ya.

Kenapa Saya Lebih Memilih #TesKognitifAJT?
Bener, baca-baca tentang AJT CogTest ini bikin saya tertarik. Saya jadinya lebih memilih AJT CogTest daripada tes IQ yang biasa. Sebab hasilnya akan lebih detil (komprehensif) menggambarkan kemampuan anak saya. Tak hanya itu saja, AJT CogTest juga menawarkan hasil yang akan membantu saya dan anak saya untuk lebih memahami kemampuan unik belajarnya. Kemudian juga menawarkan hasil yang akan memudahkan pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang pas buat anak saya.

Well…
Mengingat kembali gimana bapernya saya saat anak sulung saya masuk kelas bahasa, padahal saya sudah sangat berharap dia masuk IPA, membuat saya kepengen tahu hasil AJT CogTest buat anak kedua, ketiga, dan keempat saya. Seperti saya bilang di awal, biar saya siap karena sudah tahu seperti apa kemampuan anak-anak saya. Jadinya kan saya bisa memberikan dukungan yang akan membuat kemampuan anak saya optimal.

Untuk masalah harga dari AJT CogTest, saya rasa ini relatif terjangkau. Mengingat manfaat yang akan diberikan sangatlah besar bagi kemajuan dan perkembangan prestasi anak saya.

Teman-teman ingin anaknya lebih berprestasi? #YukKenaliAnakKita sedini mungkin dengan tes semacam AJT CogTest ini. Supaya kita bisa mengoptimalkannya sedari sekarang. Ada yang belom dimengerti mengenai AJT CogTest ini? Atau kepengen tahu lebih lanjut soal AJT CogTest? Gampang banget, teman-teman bisa mengakses website-nya secara langsung di www.melintascakrawala.id. Atau bisa juga menghubungi WhatsApp CS PT MCI di nomor 087883258354. Pasti deh, teman-teman bakal dapet info apa pun yang dibutuhkan. Pantau juga akun Instagram @melintascakrawalaid untuk tahu info-info update seputar AJT CogTest.

Oke deh, sampai di sini cerita saya soal kemampuan, prestasi, dan juga AJT CogTest ini. Semoga teman-teman bisa mendapat manfaat. Sampai jumpa!

Ilustrasi mengenai AJT CogTest yang mudah dipahami

42 komentar:

  1. wah teteh baca masukan dari guru bk-nya bikinjleb yak tapi memang kita ga boleh maksain kemampuan anak kan beda-beda yah. Aku juga pengen ikutan AJT Cogtest ini insyaAlloh biar aku jadi ortu yang bisa mengarahkan anaknya dengan baik :)

    BalasHapus
  2. aku tertarik nih buat mengikut sertakan anakku yang bungsu dulu pas ada test IQ di sekolahnya anakku pas lagi sakit jadi nggak sempat ikut. penasaran aku

    BalasHapus
  3. Waahhh pengen ah, wajib banget nih kita kenali bakat anak sejak dini agar bisa dioptimalkan dan gak salah langkah dalam mengembangkan minat dan bakatnya.
    Banyak banget orang2 yang setelah dewasa baru sadar, apa yang dia pelajari dan dalami selama ini gak sesuai dengan minat bakatnya :)

    BalasHapus
  4. Saya dan suami juga menginginkan anak masuk ke ITB. Alasannya pertama, untuk meneruskan dan mengembangkan bisnis property suami, jadi kami arahkan jadi Arsitek. Aaamiin. Alasan ke dua, dulu suami mendaftar ke ITB tapi ndak masuk, hehehee. Langsung ku hafalin nama dramanya Mbak, nanti saya tonton, supaya ndak salah asuh dalam pengarahan ke cita-cita si anak.

    BalasHapus
  5. jadi inget makalah kuliah aku dulu tentang tes kecerdasan anak, menurutku perlu sih, supaya kita bisa mengarahkan minat anak dari awal.

    BalasHapus
  6. Sekarang ada banyak cara ya untuk mengetahui perkembangan potensi anak salah satunya melalui AJT Cogtest ini,jadi kita bisa mempersiapkan masa depan anak lebih baik lagi

    BalasHapus
  7. Nampaknya ini diperlukan untuk anak sulungku juga.. ini sudah bisa digunakan untuk anak usia berapa tahun teh? anakku sulung aku itu usia dan sikapnya berbeda, sikapnya menunjukan lebih muda dari usianya.. alias masih kekanak kanakan.. jadi seperti butuh AJT CogTest

    BalasHapus
  8. Saya dulu sempet seperti itu juga, Mba. Tapi abis tu jadi mikir-mikir,kalo sampe memakasakan kehendak atau terlalu forsir anak belajar, bisa bikin dia stres. Makanya sekarang aku gak terlalu ngoyo, pun berusaha mengajarkannya pelajaran dengan cara yg menyenangkan :)

    BalasHapus
  9. Untuk mengarahkan anak memang gak bisa cuma ngeliat nilai rapor dan hal2 yg diperlihatkan oleh anak ya. Bisa jadi ada bakat yg masih tersembunyi yg anak maupun orang tua gak sadar soal itu.

    AJT Contact bikin bisa jadi salah satu alat untuk mengecek bakat anak kita.

    BalasHapus
  10. Aku mau akses websitenya mbak. Btw cerita mbak mengingatkan aku beberapa belas tahun lalu. Mama pengen banget aku masih IPA tapi sebenarnya aku pengen banget masuk Bahasa/IPS karena aku lebih suka yang bersosialisasi dan ilmunya juga nyambung sama bakat aku.Tapi demi menghormati orang tua, aku belajar keras dan akhirnya masuk IPA1 dan kelas unggulan.
    Bener prestasi bagus, dan masuk di beberapa PTN waktu itu seperti UI dan IPB, tapi setelah kemari2 aku kerja itu malas banget di jurusan hitung menghitung dan lebih suka jadi PR, Humas dan Literasi, tapi enggak disesali cuma disyukurin aja.
    Hal ini nantinya jadi pelajaran berharga buat aku mendidik anak-anakku dan mengetahui bakat mereka itu di mana sebenarnya.

    BalasHapus
  11. Bener mba, kadang kita menginginkan anak seperti kita ya... Itu tanpa kita sadari ego keluar dg sendirinya. Padahal anak mempunyai kemampuan yang belum tentu sama dg ortunya. Dan penting banget mengetahui kemampuan anak sejak diri, agar kita tidak memaksakan keinginan kita padanya... Saya suka nyesek kalau lihat anak lain berprestasi sementara anak saya tidak. Tapi akhirnya saya kembalikan pada keyakinan bahwa Allah telah menciptakan anak2 kita dg kemampuannya masing2 jadi biarlah mereka berproses... Dan tugas kita hanyalah mengawasi dan mengarahkan. Jadi penasaran sama AJT CogTest nih mba

    BalasHapus
  12. Kayaknya saya juga sudah mulai perang batin antara mendukung keinginan anak vs ambisi orang tua. Anak saya gak mau masuk IPA. Dia pengennya IPS. Saya masih ada rasa sedikit gak terima aja gitu. Kenapa gak ada yang tertarik masuk IPA kayak ibunya hahaha. Duh! Memang saya harus belajar ikhlas, nih

    BalasHapus
  13. Sepakat banget bahwa setiap anak punya bakat yang berbeda beda. Dan ikut tes ini bisa jadi cara yang pas untuk kenali hak dan batas anak ya

    BalasHapus
  14. Bagus untuk tau sisi lain dari kecerdasan anak-anak kita ya mba..apalagi IQ bukan segalanya lhoo. Banyak kepandaian lain yang justru lebih bermanfaat bagi anak-anak dalam menjalani hidup mereka

    BalasHapus
  15. Palung pernah ikut tes IQ di sekolahnya.Membuat mamah tenang karena sebelumnya anak itu dilabeli negatif soal kecerdasan oleh guru TK-nya yang tak memahami ilmu pedagogik dengan baik.
    Pengen juga, sih, suatu saat nanti Palung ikut tes AJTC. Agar potensi dirinya bisa diketahui.
    Saya sudah menonton "Sky Castle", baru 3 episode karena ditonton kalau lagi BT netbook disable network-nya dari hotspot ponsel karena galat dan kerap makan waktu lama. Jadinya disambi nonton drakor agar tak kesal.
    Sky castle bagus dan menampar orang tua yang ambisius serta egois.

    BalasHapus
  16. Haha.. Jadi ingat dulu waktu udah mulai disuruh pilih jurusan. Saya mau masuk jurusan bahasa, simpel gak ribet. Tapi Mama bilangnya jurusan IPA saja karena blablabla.. Dan saya manut saja 😅

    BalasHapus
  17. Aku baru tau ini mba namanya tes AJT, semoga saat anakku gede nanti masih relevan ya biar bisa cobain hihi. Btw aku belum nonton drama hits sky castle itu nih. Masih berkutat denngan jam malam si bayiii huehe

    BalasHapus
  18. Tesnya dimulai untuk anak 5-18 tahun ya Mbak. Berarti anak pertamaku bisa mulai tes ini akhir tahun ini, saat usianya masuk 5thn.
    Duuhh. Beneran ya Mbak, kita sebagai ortu gak boleh memaksakan kehendak kita kepada anak, karena biar gimanapun mereka yg akan menjalaninya, dan lebih baik lagi jika itu semua sesuai dengan kemampuan dan bakat serta minat anak-anak kita yah. AJT CogTest ini bisa online berarti ya Mbak? Penasaran juga deh ingin tahu banyak :)

    BalasHapus
  19. Kebanyakan orang tua memang cenderung ingin anak menjadi seperti "mereka" tapi orang tua yang paham dan bijak pasti tidak akan memaksakan kehendaknya. Karena kemampuan anak2 memang berbeda ya mbak. Keren masukan dari guru BKnya. Btw selama ini saya tahunya test IQ saja. Ternyata ada juga ya tes lain seperti AJT Cogtest ini

    BalasHapus
  20. Aku nonton tuu dramanya he he.
    Trus jadi inget juga sama workshop yg aku ikuti, klo anak itu bukan penerus cita-cita ortu yang ga kesampaian he he.
    Kalau anak memang minat/ketertarikan and bakatnya nggak di bidang A, memang idealnya ga dipaksakan ya

    BalasHapus
  21. baru tahu nih kak ternyata ada juga ya tes kognitif itu, jadi kelihatan semua dan kita bisa mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki buah hati kita, kapan kapan bisa dicoba ini kak, makasih informasi nya ya ;)

    BalasHapus
  22. Aku udah nonton sky castle juga dong kak, bener sih ada banyak cara buat menyemangati anak berkompetisi ya, asli aku jadi makin penasaran ama AJA CogTest ini deh

    BalasHapus
  23. Mantul ini cara nya, bisa dicoba agar anak kita makin cerdas dan pintar :)

    BalasHapus
  24. Setiap anak itu unik dan perlu pemahaman dan pengerjaan soal dalam belajar yang berbeda beda.

    Kita bukan ahlinya karena kita tidak tahu seluk beluk metode pengajaran, ya paling banger , seperti yang di ajarkan kakek nenek dulu.

    Inilah yang akan membantu para emak emak, ajtlogtes memahami anak dan tahu solusinya

    BalasHapus
  25. Aku belum nonton drama korea Sky Castle, catet deh kalau gitu buat referensi ilmu parenting kan bermanfaat juga buat mendidik anak-anak ya.
    Aku dari sekarang sudah membebaskan anak mau ambil apa termasuk kuliah, malah Pascal yang googling sendiri sesuai minatnya katanya tempat kuliah yang sesuai dengan yang dia mau adanya di ITB. Aku sih seneng aja tapi kan masih jauh ya, cuma bisa berdoa dan kasih semangat aja seoga cita-citanya tercapai.
    AJT CogTest ini ini mirip gak ya sama DMI ? halah aku gak tau, tapi penasaran juga pingin tahu hasilnya kalau nant anak2 ikutan tes ini.

    BalasHapus
  26. Tes ini ga sekadar tes IQ, ya. Jadi kita bisa liat potensi anak secara lebih luas.

    BalasHapus
  27. Kaget ama si sulung cantik banget udah gede
    udah nonton mba Nia, takjub keren ya hahahaah
    Sky Castle juara untuk drama pendidikan dan keluarga
    jangan sampai deh ya anak-anak kita sampe kita paksakan seperti itu.

    BalasHapus
  28. Aahh ternyata ada parameter lain yang bisa digunakan untuk mengukur kecerdasan dan minat anak ya. Baca artikel ini jadi berasa flashback ke diriku sendiri di masa SMA ketika bapak kecewa berat karena aku enggak masuk IPA. Ya gimana lagi, terpaksa mengecewakan beliau karena kemampuan diri kan memang tidak ke arah situ.
    Saat ini setelah jadi orang tua ingin menerapkan kebebasan pada anak untuk memilih jurusan apa yang dia mau. Didukung dengan informasi2 valid yang terkait dengan prospek masa depannya juga dong tentunya.

    BalasHapus
  29. Mbak Nia itu yang sulung yang fotonya aku komenin: baru tau mbak Nia punya anak cewek ya? Waah udah gede yaaa :D
    Jd pengen ngikutin anak2 AJT Cogtest biar tahu anak itu bakatnya dmn thanks infonya :D

    BalasHapus
  30. Duh salfok sama teh Nia dan si Sulung kaya kakak adek huaaa,, semoga aku dan anakku nanti kaya kakak adek juga hehe.

    BalasHapus
  31. Kecerdasan anak ini emnag berbeda dan ortu perlu ya menenal potensi anak-anak agar mudah mengarahkannya, semoga kita menjadi ortu yang bijak.

    BalasHapus
  32. Menarik yaa, teh..
    Mengetahui kemampuan anak bukan dari IQ Test.
    Aku juga jadi pingin melihat kemampuan dasar dan cara belajar bagaimana anak-anaku ini.


    Btw,
    Aku baru tau teteh punya anak gadiis..
    Aku kira masih SD.

    Cantiknyaa...
    Seperti mama Nia.
    MashaAllah~

    BalasHapus
  33. Wahh jujur aku baru denger kak. Maaf kalo ketinggalan kereta hehe. Tapi baca ini aku makin penasaran dan pengen ikutin anakku nanti di tes ini. Kan mmafaat untuk kedepannya

    BalasHapus
  34. Jaman berkembang bisa buat mengerti potensi anak . Ada alat untuk mengukur potensi anak.

    BalasHapus
  35. baca perasaan Mba Nia terhadap anak sulungnya, jadi ingat saat saya kelas 3 SMA dulu. Saya pengennya masuk IPS sedangkan papa maunya saya masuk IPA, demi menyenangkan papa, jadilah saya masuk di jurusan IPA. Apa yang terjadi? saya tertekan mengikuti pelajaran dan akhirnya nilai-nilai saya jatuh. Dari situ papa gak pernah lagi memaksakan kehendaknya, beliau membebaskan apapun yang saya pilih (termasuk saat meemilih kampus dan jurusan yang saya mau)

    BalasHapus
  36. Karena saya pernah mengalami kesulitan karena pernah memilih jurusan yang gak sesuai hati nurani, saya putuskan untuk membebaskan anakku memilih apapun yang yang dia suka. Jadi penasaran pengen coba AJT CogTest ini juga :)

    BalasHapus
  37. Katanya sih, anak yang biasa menguasai sains, karakternya otak kiri, juga punya kecenderungan cerdas di bahasa yang juga aslinya areanya otak kiri. Btw, salfok sayanya. Itu Teh Nia sama anak bisa kayak kakak adik gitu ih...

    BalasHapus
  38. Aku sudah nonton Sky Castle. Jadinya anak kudu dites dulu ya ke mana bakat dan minatnya. Jangan dipaksa jadi dokter terus. Nanti stres.

    BalasHapus
  39. Wah keren nih beneran baru tahu..sampai rentang usia 18 ya msh bs diukur...jd pengen ngecek anak2ku nih..

    BalasHapus
  40. Saya jadi makin percaya bahwa setiap anak itu cerdas, kemampuan kognitifnya atau cognitive broad ability meliputi banyak aspek...yay, untuk tahu yang mana yang mendominasi sehingga bsa dioptimasi, ya itu mesti di test...AJT CogTest barangkali bsa kasih solusi ya mbak?

    BalasHapus
  41. aku baru tau mba ada tes kognitif AJT CogTest ini.. jadi pengen cobain xD makasih udah sharing infonya ya.. eh mba mirip ya dengan anak sulungnya, hehe..

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)