Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi COVID-19

"Where no effective preventive and curative medicine is available, a healthy immune system is one of the most important weapons." (Jayawerdana R., Et.Al, 2020 Article on NCBI)

Sepertinya semua orang akan setuju dengan quote yang saya baca dari slide yang ditampilkan Pak Nanda D Syahpradana, dari Health Campaign Specialist Great Giant Foods (GGF), di acara Webinar GGF, 11 Agustus 2020 yang lalu. Sebab demikianlah adanya keadaan kita sekarang. Hidup di masa pandemi yang sudah berjalan sejak Maret 2020. Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin yang efektif di dalam mencegah, serta belum pula ditemukan obatnya. Jadinya, yang bisa kita andalkan tiada lain adalah sistem imun tubuh kita sendiri.

Benar, sistem imun tubuh yang bagus akan sangat bisa menangkal berbagai macam penyakit. Bakteri, virus, jamur, protozoa, parasit, atau berbagai macam jenis kuman lain, jika menyerang tubuh yang sistem imunnya bagus, pasti tak akan sempat membuat tubuh sakit. Sistem imun kita, yang salah satunya disebut sebagai antibodi, akan ‘memerangi’ kuman-kuman tersebut. Pun demikian juga terhadap Virus Corona (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Sekali pun orang yang bersistem imun bagus masih berpotensi terserang, setidaknya sistem imunnya yang bagus itu akan meminimalkan dia mengalami sakit yang berat dan fatal.

Sistem Imun Tubuh yang Bagus Vs Masa Pandemi

Imunitas tubuh yang baik tidak didapat begitu saja. Ada banyak penunjang yang pada akhirnya menciptakan sistem imun yang bagus di dalam tubuh. Bu Reihana, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dalam acara Webinar GGF, yang bertajuk GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi COVID-19, 11 Agustus 2020 lalu, mengatakan bahwa imunitas tubuh yang baik itu merupakan hasil dari sinergi berbagai aktivitas hidup yang sehat. Dari mulai rutin melakukan aktivitas fisik (olahraga); mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah seimbang, termasuk sayur dan buah, serta minum air putih yang cukup; istirahat yang cukup; hingga membiasakan perilaku hidup yang bersih.

Jika dilihat sepintas, apa yang diucapkan Bu Reihana tidaklah susah untuk dilakukan. Tak satu pun dari aktivitas hidup sehat tersebut, yang mampu membentuk imunitas tubuh yang bagus terlihat mustahil untuk dilakukan. Akan tetapi pada kenyataannya tidak begitu. Di sekeliling kita ada banyak sekali masyarakat yang tak mampu melakukannya. Betul, mengonsumsi makanan bergizi. Sebagian dari masyarakat kita masih ada yang belum mampu mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang bagus dalam jumlah seimbang. Efeknya, sistem imun tubuh yang bagus pun susah terbentuk.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Pola hidup dan kebiasaan konsumsi masyarakat mengalami banyak perubahan. Dan satu sama lain saling berpengaruh, layaknya efek domino. Dimulai dari pandemi yang membuat penghasilan menurun; kemudian penghasilan menurun menyebabkan daya beli menurun; akibatnya kebiasaan konsumsi pun ikut menurun. Masyarakat jadinya lebih memilih makanan yang disukai, dan bukan makanan sehat. ‘Yang penting kenyang’ menjadi pilihan dari makanan yang dikonsumsi. Sumber lemak, protein, vitamin, dan mineral pun terabaikan. 

Tak hanya dari sisi konsumsi makanan. Vitalitas serta imun tubuh yang menurun juga diberi andil oleh kurangnya aktivitas fisik dan kurangnya asupan air putih selama di rumah terus.

Masalah Nutrisi Klasik 

Jangan lupa, negara kita juga punya masalah klasik terkait nutrisi. Seperti yang disebut Pak Nanda D Syahpradana dalam webinar GGF beberapa waktu yang lalu. Masalah tersebut adalah stunting, wasting, dan obesitas. Bukan negara Indonesia saja memang, seluruh dunia juga mengalaminya. 

“Stunting sendiri bisa didefisikan sebagai gagal tumbuh dengan optimal akibat kekurangan gizi kronis di 1000 hari pertama kehidupan. Dari sejak janin di dalam kandungan ibunya, hingga si anak berusia 2 tahun.”

Dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2019, disebutkan bahwa angka stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen. Sementara target WHO, angka stunting ini tidak boleh lebih dari 20 persen. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus stunting tertinggi di Asia. 

“Wasting bisa diartikan sebagai keadaan kekurangan gizi akut. Keadaan yang banyak terjadi di daerah dengan sosial ekonomi rendah. Penyebabnya bisa asupan nutrisi yang inadekuat (tidak memadai) atau adanya penyakit. Adapun obesitas itu adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh.”

Di masa pandemi, walaupun belum ada data yang akurat, 3 masalah nutrisi ini sepertinya akan bertambah parah. Iyalah, konsumsi masyarakat akan makanan bergizi seimbang yang menurun jelas bisa memperburuk stunting dan wasting. Sedangkan parahnya angka obesitas, selain karena hal tersebut, juga dipengaruhi aktivitas fisik yang kurang serta pola hidup yang sedenter. 

A Journey of A Thousand Miles Begins with A Single Step

Pelik sekali permasalahan yang terjadi di masa pandemi ini. Tapi kita harus selalu ingat bahwa hal yang besar bisa diselesaikan dengan aksi-aksi kecil namun konsisten. Pemerintah dan siapa pun sudah seharusnya saling bersinergi di dalam mengatasi hal ini. Seperti yang dilakukan GGF melalui program-program Health Campaign-nya. Tak hanya di saat pandemi saja, bahkan jauh sebelum pandemi pun, aksi-aksi seperti ini sudah dilakukan. 

Dari uraian Pak Nanda D Syahpradana dalam Webinar GGF beberapa waktu yang lalu, saya jadi tahu bahwa terkait pandemi Covid-19, sejak Maret 2020 hingga Juni 2020, GGF sudah mendistribusikan banyak sekali bantuan. Dari buah-buahan, yang totalnya lebih dari 8,4 ton pisang dan jambu kristal Sunpride; 3800 botol susu Home Town, 3000 paket sembako; 220.000 pak APD; 120 unit fasilitas cuci tangan; 97500 liter desinfektan; dan yang lainnya. Tujuannya jelas, memberikan perlindungan kesehatan masyarakat dengan cara pemberian makanan bergizi. Sebagaimana yang sudah diuraikan sebelumnya, gizi yang baik dan seimbang bisa meningkatkan imunitas tubuh. Tak hanya itu, pemberian APD dan alat-alat penunjang kesehatan juga menjadi bukti dukungan GGF kepada para tenaga kesehatan.

Bantuan terkait pandemi ini diberikan kepada masyarakat Lampung di sekitar GGF berada. Misalnya saja susu yang didistribusikan ke 6 puskesmas dan 5 rumah sakit rujukan di sekitar GGF. Pemberiannya sendiri dilakukan seminggu 2 kali, di selama rentang waktu tersebut. 

Kegiatan serupa juga dilakukan di beberapa daerah yang dekat dengan warehouse anak perusahaan GGF, misalnya Sunpride. Dukungan sembako dan juga aneka buah Sunpride diberikan dalam upaya pemenuhan gizi seimbang masyarakat agar sistem imunitas tubuh meningkat.

Ah ya, sebelum pandemi datang, GGF sudah punya yang namanya Great Indonesia. Sebuah program pemberdayaan masyarakat di sekitar area operasional GGF. Program ini melakukan intervensi nutrisi guna mencegah stunting dan obesitas. Programnya sendiri terbagi dalam 3 anak program. 

Anak program yang pertama adalah Pola Makan. Kegiatan yang melibatkan 700 anak PAUD dan balita ini bentuknya berupa pembagian susu dan juga buah secara rutin (mingguan). Anak program yang kedua adalah Pola Asuh. Kegiatan yang melibatkan 2100 ibu rumah tangga ini bertujuan memberikan pengetahuan dalam hal nutrisi. Sehingga para ibu diharapkan akan memberikan gizi yang baik bagi keluarganya. Dan anak program yang terakhir berupa Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kegiatan ini bertujuan memberdayakan para ibu agar punya aktivitas dalam memberdayakan lahan di rumah mereka. Jadinya nutrisi yang baik bahkan bisa didapat dar pekarangan rumah mereka. KRPL melibatkan 200 ibu rumah tangga. Secara total, Great Indonesia melibatkan 5 desa, 12 PAUD, dan 3000 penerima. 

Ini Hasilnya!

Apa yang dilakukan GGF patut diacungi jempol. Komitmen GGF di dalam menutrisi masyarakat dengan produk berkualitas yang dihasilkan dari proses yang berkesinambungan dan dengan cara yang inovatif tidak bisa diragukan lagi. Produk-produk berkualitasnya kini hadir dan bisa dengan mudah kita dapatkan. 

Kepedulian sosial GGF juga tak kalah keren. Apa yang dilakukan sebelum pandemi dan di masa pandemi juga sangat menggugah. Tak heran jika GGF mendapat banyak apresiasi dan penghargaan. KG Award, PR Award, dan kehormatan menjadi satu-satunya panelis penilai Kinerja Stunting Kabupaten dan Kota dari Kemedagri sangatlah pantas didapatkan GGF.

Menanam benih, menuai hasil. Itu pula yang terjadi atas upaya GGF. Khususnya dari program-program Great Indonesia. Pengukuran setiap 3 bulan atas program yang dilakukan, membuahkan hasil. Anak-anak yang rutin diberi buah dan susu mengalami rata-rata peningkatan tinggi badan hingga 3 cm dan juga penaikan berat badan hingga 0,7 kg. Ada pun melalui pemberdayaan ibu rumah tangga, KRPL yang diprogramkan membuat rumah-rumah mendapatkan akses nutrisi menjadi lebih mudah. Mereka kini bisa mengandalkan pekarangan rumahnya sebagai sumber makanan bernutrisi.

Mari Menutrisi Diri!

Program-program yang dilakukan GGF, baik sebelum maupun di saat pandemi, mungkin baru sebatas provinsi Lampung dan daerah-daerah lain yang dekat dengan warehouse anak perusahaannya. Tapi saya yakin, program-program seperti ini akan menstimulasi banyak pihak untuk melakukan hal yang serupa. 

Jangan lupa juga, secara tidak langsung GGF juga sudah menutrisi kita dengan produk berkualitas yang dihasilkan dari proses yang berkesinambungan dan dengan cara yang inovatifnya. Ada buah-buahan segar kaya vitamin C dari Sunpride; ada susu segar kaya manfaat dari Home Town; ada olahan buah segar dari Dutafoods; ada daging olahan dari Bonanza; dan ada jus plus smoothies enak dari Rejuve. Mengonsumsi produk-produk dari GGF ini, bahkan di saat pandemi akan membuat imun tubuh kita meningkat.

Oh ya, bicara tentang vitamin C, saya jadi teringat dengan apa yang dikatakan Bu Luthfiany Azwawie, yang merupakan Marketing and Communication Manager PT Sewu Segar Nusantara, di Webinar GGF 11 Agustus 2020 yang lalu itu. Beliau mengatakan bahwa perilaku konsumsi buah masyarakat Indonesia katanya masih jauh di bawah anjuran WHO. (World Health Organization). Padahal, kebutuhan vitamin C tubuh adalah 90 mg per hari. Dan ini sudah bisa didapatkan dengan hanya mengonsumsi 1 buah pisang saja, 1 buah jambu saja, atau bahkan sepotong pepaya saja. Akan tetapi di masa pandemi, kesadaran masyarakat akan pentingnya vitamin C menjadi meningkat.

Saya pun demikian. Dulu sebelum pandemi, buah-buahan tidak selalu saya sediakan di rumah. Biasanya sih karena lupa. Tapi begitu pandemi, saya selalu mengusahakan agar selalu ada. Dan pastinya, manfaat vitamin C-nya yang berfungsi sebagai antioksidannya, yang mampu menangkal berbagai macam radikal bebas, termasuk kuman, selalu saya ingat. 

Dulu saya beli buah sembarangan. Yang terlihat bagus, di mana pun itu, pasti saya beli. Namun di masa pandemi yang memungkinkan virus corona hinggap di makanan, termasuk buah, membuat saya menjadi lebih teliti. Jadinya saya membeli buah di kios buah yang bersih atau di supermarket. Dan jatuhnya pasti saja Sunpride.

Kenapa Sunpride? Awalnya saya beli Sunpride karena tampilan buahnya yang cantik dan bersih. Tapi setelah ikut webinar dan mendengar serta melihat video tentang berbagai hal mengenai Sunpride, saya jadi lega sudah memilihnya. Buah-buah Sunpride memiliki sertifikasi Good Agricultural Practices (GAP). Apa itu sertifikasi GAP? Jawabannya bisa dilihat dalam video di bawah ini.

Betul, buah yang punya sertifikasi GAP itu lebih higienis, bisa ditelusuri prosesnya (traceable), bebas residu pestisida, berkualitas ekspor, ramah lingkungan, serta worker safety & welfare.

Yang jadi alasan kenapa milih Sunpride juga adalah karena jenis buahnya yang banyak. Ada pisang Cavendish, Guava Crystal, Nanas Honi, Pepaya California, Lime dan Lemon, serta buah Sunpride lain hasil partnership dengan petani lokal. Misalnya saja Pisang Raja Bulu, Pisang Barangan, Pisang Mas, Jeruk Baby, Melon, Pepaya, Salak, hingga Golden Melon  Kotak.

Jadi?

Pandemi belum berakhir. Dan tak ada satu orang pun yang tahu kapan pandemi akan berakhir. Seperti quote yang tertulis di awal tulisan ini. Selama belum ada obat yang efektif menyembuhkan, dan selama belum ada vaksin yang efektif mencegahnya, yang bisa kita andalkan hanyalah sistem imun tubuh kita sendiri.

Yuk lindungi diri dan keluarga dengan baik. Taati selalu protokol kesehatan dengan disiplin. Di mana pun kita berada. Apalagi saat di luar rumah. Pastikan imunitas tubuh selalu dalam keadaan yang baik. Caranya seperti yang diuraikan Bu Reihana, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dalam acara Webinar GGF yang saya singgung di atas: rutin melakukan aktivitas fisik (olahraga); mengonsumsi makanan bergizi dalam jumlah seimbang, termasuk sayur dan buah, serta minum air putih yang cukup; istirahat yang cukup; hingga membiasakan perilaku hidup yang bersih.

Sehat-sehat selalu!

Referensi

• Konten video Youtube JGGF 2020 Webinar 1: GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi COVID-19
• https://www.sunpride.co.id/ 
• https://www.beritasatu.com/whisnu-bagus-prasetyo/ekonomi/581125/kasus-stunting-di-indonesia-masih-tinggi