Laman

26.9.21

D3-1000, Suplemen Vitamin D Dosis Tinggi untuk yang Membutuhkan


Di awal Juli 2021 yang lalu, saya dan keluarga terkena Covid-19. Setahun lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan, akhirnya imun kami jebol juga. Ya gimana lagi, saat kita begitu hati-hati, akan tetapi orang lain tidak melakukan hal yang sama, kita bisa kena juga. Tapi untunglah, imun kuat keluarga kami masih bekerja dengan baik. Gejala yang kami rasakan lumayan ringan. Jadinya sebelum masa isolasi mandiri berakhir, kami sudah sembuh dan negatif dari Covid-19.

Covid-19 dan Denial

Semua bermula dari mamah yang keukeuh pengen ke Bandung. Mama yang tinggal di Sukabumi, katanya sangat kangen dengan anak-anak dan juga cucu-cucunya yang ada di Bandung. Karena tak enak dengan mama, akhirnya adik saya pun mengabulkan permintaan mama. Jadilah di akhir bulan Juni 2021, adik saya mengantar mama ke rumah saya.

Seminggu dua minggu kami baik-baik saja. Masuk bulan Juli, mama mulai merasa tak enak badan. Karena mama memng sering masuk angin, saya jadinya beranggapan demikian. Sakitnya mama pasti disebabkan hal itu pula. Meskipun gejalanya banyak. Dari mulai demam, sakit kepala, batuk pilek, diare, bahkan hingga sakit badan.

Jujur, saat itu sama sekali tak kepikiran, kalo mama sebenernya kena Covid-19. Sebab memang tak ada gejala anosmia. Jadinya di rumah, mama tak diisolasi. Saya malah tidur di kasur yang sama dengan mama. Anak-anak juga bebas-bebas saja ngobrol dan bercengkerama dengan neneknya itu.

Kecurigaan baru muncul saat anak ketiga nanya ke bapaknya. ‘Bi, kok minyak kayu putih ini gak ada baunya? Udah expired?”

Dek! Saya dan bapaknya kaget. Botol minyak kayu putih yang dipegang anak saya itu kan baru dibeli. Dan baunya, menguar di seluruh ruangan. Jangan-jangan... dia kena Covid-19?! Begitu di dalam pikiran kami masing-masing. Tapi tak terucap, karena kami sangat takut. Kami hanya saling pandang saja.

Jika diinget-diinget beberapa hari ke belakangnya, rasanya memang semuanya mengonfirmasi hal itu. Anak ketiga saya sempat demam. Meski hanya demam sedang. Terusnya, dia juga batuk pilek. Dan sempat muntah-muntah juga. Tapi saat dia bilang tentang bau minyak kayu putih, semua gejala tersebut sudah hilang. Ada kayaknya itu terjadi di hari ke-5.

Kecurigaan menguat saat suami batuk-batuk. Awalnya sih, kami denial. Dan menganggap itu terjadi karena hujan. Ya, suami kebetulan sempat kehujanan saat beli makanan di malam sebelumnya. Tapi setelah dia juga tak bisa mencium bau sabun mandi, kecurigaan semakin menjadi. Apalagi saat anak kedua juga merasakan hal yang sama.

Suami pun akhirnya pergi ke klinik yayasan tempat dia bekerja. Dia pun di-swab PCR. Benar saja, besoknya hasilnya muncul. Suami positif terkena Covid-19. Begitu pula dengan mama, anak ketiga, anak kedua, dan kemudian saya, lalu anak pertama, dan terakhir anak bungsu.

Kami lalu isoman. Karena hari pertama dari masing-masing orang di rumah berbeda, jadinya isoman dilakukan lebih lama. Mungkin ada sekitar 1,5 bulan. Kami ingin semuanya tuntas. Mama yang paling awal kena, takutnya kena lagi. So, walopun semua sudah tidak bergejala, di 2 minggu terakhir, kami tetap melanjutkan isoman. Tak sekali pun kami ke luar rumah. Semua kebutuhan sehari-hari dipenuhi dengan belanja online. Dan Alhamdulillah, di minggu kedua bulan Agustus, kami semua dinyatakan sembuh. Kami negatif dari Covid-19.

Yang Dilakukan Saat Isoman

Selama isoman kami melakukan apa yang dianjurkan. Dari tidak ke luar rumah, berjemur, minum obat, banyak istirahat, olahraga ringan, makan-makanan bergizi, hingga selalu mengecek perkembangan yang terjadi. Semua terjadi tanpa hambatan.

Karena gejala yang kami rasakan relatif ringan, yaitu hanya demam, sakit badan, dan anosmia, kami jadinya tak mengonsumsi obat-obatan dan vitamin khusus. Kami hanya minum parasetamol, obat yang sesuai gejala, madu, vitamin C, dan vitamin D. Tak ada tuh kami mengonsumsi obat streroid yang konon banyak dikonsumsi para penderita covid-19. Selain karena gejalanya yang ringan, paramedis yang kami rujuk juga tak merekomendasikan itu. Lagi-lagi, Alhamdulillah kami bisa sembuh dari semua gejala yang kami rasakan.

Suplemen yang Dikonsumsi

Sembuhnya kami dari penyakit covid-19 tentu merupakan andil dari semua hal. Baik itu gaya hidup yang kami lakukan selama isoman, dan juga suplemen yang kami konsumsi. Seperti yang saya bilang tadi, saya dan keluarga hanya mengonsumsi madu, vitamin C, dan juga vitamin D

Untuk madu, kami minum madu apa pun. Dari mulai madu kemasan yang bisa dibeli di minimarket, sampai ke madu mahal yang dikirim oleh sahabat. Efeknya lumayan berasa. Kami jadi tidak mudah lemas, walaupun saat itu kami pernah mengalami masa susah makan. 

Nah vitamin C, kami juga tak beli vitamin C khusus. Kami malah beli vitamin C yang ada di apotek. Yang bahkan harganya sangat murah. Vitamin C ini kami percayai sebagai antioksidan. Dia ‘memerangi’ virus corona yang ada di tubuh, sekaligus menjadikan imun tubuh kami lebih kuat.

Vitamin D nih yang lumayan ekstra. Sebab sebelumnya, kami jujur jarang mengonsumsinya secara khusus. Jadi saat dianjurkan untuk minum vitamin D, kami pun membelinya secara khusus dengan cara belanja online.

Manfaat Vitamin D

Manfaat vitamin D tak banyak diketahui orang, termasuk saya sebelum kena covid-19. Karenanya, orang-orang juga tak banyak yang mengonsumsinya secara khusus. Paling-paling dapat vitamin D ini ya dari makanan saja. Itu pun juga jarang, sebab memang vitamin D secara banyak hanya terkandung pada makanan yang jarang dikonsumsi, seperti jamun, tuna, dan salmon.

Teman-teman tahu apa saja manfaat vitamin D? Saya ingetin lagi ya manfaat-manfaatnya. Ini dia!

  • Membantu menjaga kesehatan tulang dan otot
  • Membantu menjaga kesehatan ibu dan janin
  • Bantu mencegah penyakit autoimun
  • Bantu mencegah penyakit kronis lainnya
  • Bantu mencegah gangguan suasana hati

D3-1000, Suplemen Vitamin D untuk yang Membutuhkan

Untuk yang perlu rekomendasi suplemen vitamin D, nih ada D3 1000. Suplemen vitamin ini akan sangat bermanfaat di dalam memenuhi kebutuhan vitamin D teman-teman secara cepat pada kondisi tertentu. Misalnya untuk lansia, ibu hamil dan menyusui, orang yang berisiko tinggi atau penderita penyakit infeksi, serta autoimun.


Harus diingat ya, suplemen D3-1000 ini bukan untuk dikonsumsi orang-orang biasa. Tetapi untuk orang dalam kondisi tertentu yang sudah disebutkan di atas. Di mana memang golongan tertentu tersebut memerlukan tambahan vitamin D yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang dalam keadaan normal. Suplemen D3-1000 ini diproduksi oleh Pyfa Health.

Suplemen D3-1000 bisa dibeli secara online. Baik di toko online kesehatan, atau di marketplace Shopee dan Tokopedia.

Oke!

Oke deh teman-teman, jaga selalu kesehatan ya. Walaupun sekarang kondisi Covid-19 di negara kita sudah menurun, kita harus selalu waspada. Bukan mustahil jika kita lengah, ke depannya akan memuncak lagi. Taat selalu protokol kesehatan. Dan jangan lupa untuk divaksin covid-19 secara lengkap. Salam sehat!


13 komentar:

  1. Wah, soal kebutuhan suplemen, sudah banyak orang mengonsumsinya ya teh, kerena praktis dan manfaatnya baik sekali untuk kesehatan tubuh. D3-1000 ini bikin aku penasaran. Apalagi aku ada sedikit masalah pada tulang punggung bawah nih. Butuh vitamin D yang cukup tentunya. Jam 10 pagi harus berjemur sekitar 10 menit aja agar tulang tetap kuat.

    BalasHapus
  2. Terwajib banget jaga kesehatan ya Mba
    Konsumsi suplemen bila dibutuhkan juga penting
    D3-1000, Suplemen Vitamin D untuk yang Membutuhkan dan recommended banget ini mah.

    BalasHapus
  3. Waah Shopee sama Toped andelan banget buat nyari suplemen ato vitamin. Tq

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah. Bersyukur sekali Mbak dan keluarga sdh sembuh dan tak perlu ke RS. Bagaimanapaun covid 19 ini menyadarkan kita utk hidup dengan baik. Hikmahnya.

    BalasHapus
  5. Lha yo, Juli kemarin itu emang puncak banget ya Teh. Selain Kang Imran Laha dan Mbak Wawa, saya juga baru tahu kalau Teh Nia juga kena. Pas Juli itu juga saya sama anak-anak kena. Dan memang, anosmianya keluar pas hari ke lima, setelah demam, pusing, muntah lewat semuanya. Baru tahu juga ada vitamin ini. Bagus nih buat yang butuh ekstra vitamin D. Selama ini banyak orang fokusnya ke Vitamin C saja. Padahal kalau kayak pas kena Corona, Vitamin D juga penting ya.

    BalasHapus
  6. Iya bener banget, kita tetep harus waspada walaupun kasus di indonesia sudah menurun. Harus tetap jaga kesehatan juga. Stau safe and healthy ya kak!

    BalasHapus
  7. Kayanya ini cocok deh buat mama papa ku, selama ini vitamin D cuma ngandelin dari makanan aja, ternyata ada vitaminnya juga

    BalasHapus
  8. D3-1000 tinggi banget itu, memang cocok bagi orang yang membutuhkan dosis yang tinggi, kalau saya mungkin cukup 200 sih..

    BalasHapus
  9. Vitamin ini juga yang jadi jalan ninjaku pas lagi positif C19, Mbak.. Selain itu rutin berjemur pagi juga. Ternyata buka saya saja yang melalui fase denial ini. Sehat dan bahagia selalu ya, Mbak dan sekeluarga..

    BalasHapus
  10. Aku juga pakai vitamin D3 ini, Ni. Tapi yang 400 IU aja karena alhamdulillah sedang sehat. Kalo untuk kakakku, waktu mereka sekelurga isoman,pake yang 1000 IU kayak Nia.

    BalasHapus
  11. Teh Nia, semoga sekarang keluarga sudah sehat semua ya..Alhamdulillah gejalanya ringan dan sembuh total.
    Senangnya untuk yang perlu rekomendasi suplemen vitamin D, sudah ada D3 1000 yang sangat bermanfaat di dalam memenuhi kebutuhan vitamin D secara cepat pada kondisi tertentu.

    BalasHapus
  12. Wah kadang virus ini datang nggak pakai permisi ya mbak, pun gejalanya mirip Kaya masuk angin saja. Jadinya Kita anggap enteng. Untung segera diatasi ya mbak...

    BalasHapus
  13. Vitamin D ini ternyata bermanfaat juga ya untuk penyembuhan penyakit covid. Tapi alhamdulillah sudah sehat semua ya mbak

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)