Beruntung saya berkesempatan ikut webinar yang dibuat Prudential Indonesia dan Kumpulan Emak Blogger (KEB) minggu lalu. Webinar yang bertajuk Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi tersebut memberi saya banyak insight mengenai Asuransi Syariah. Jadinya kini saya tahu lebih banyak mengenai perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah.
Women are Better Investor, Maksudnya?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah, ada sebuah premis menarik yang dilontarkan di saat webinar. Women are better investor. Benarkah? Apa maksudnya?
Begini, saat membuat keputusan yang berhubungan dengan hal-hal yang berbau finansial, perempuan konon lebih bagus dibandingkan dengan pria. Dia banyak mempertimbangkan ini itu. Dia melakukan riset, mencari sumber terpercaya, memiliki ketelitian, lebih waspada, dan berhati-hati. Dan memang, faktanya 75% perempuan usia < 45 tahun itu mampu membuat keputusan finansial yang baik. Entah itu untuk dirinya sendiri, atau pun untuk keluarganya.
Sebagai contoh, dalam hal membeli barang. Baik online atau pun offline. Sebelum mengeluarkan uang, perempuan pasti memperhatikan diskon, membandingkan harga di berbagai toko, free ongkir atau tidak, hingga ke bisa ditawar atau tidak. Nah pria, hanya sedikit saja yang melakukan hal tersebut.
Begitu juga dengan masalah asuransi. Perempuan juga punya peran yang besar di dalam memilih jenis asuransi apa yang terbaik untuk keluarga. Dan mungkin itu juga yang menjadi dasar Prudential Indonesia mengadakan webinar bagi para emak blogger. Supaya emak-emak blogger tahu dengan jelas berbagai hal mengenai asuransi. Termasuk perbedaan dari asuransi konvensional dan asuransi syariah. Dan jelas, karena edukasinya ke emak blogger, diharapkan ilmunya bisa di-share ke para pembacanya.
Wanita Adalah Menteri Keuangan
Webinar siang itu dibuka oleh Ketua Kumpulan Emak Blogger, Mak Elly Nurul. Setelah sambutan sepatah dua patah kata, acara pun dilanjutkan dengan pemberian materi dari Pak Luskito Hambali yang merupakan Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Pak Luskito yang biasa dipanggil Pak Kiki menjelaskan tema webinar kali itu. Menurutnya hal tersebut dilandaskan pada masih kurangnya literasi keuangan dan pemahaman hal-hal yang berkaitan dengan finansial di kalangan perempuan. Padahal kan perempuan itu memiliki peran yang penting. Terutama saat sudah berkeluarga. Dia laksana Menteri Keuangan. Dia berperan besar dalam mengambil keputusan keuangan. Tanpa pengetahuan dan literasi yang luas jelas akan memengaruhi ketangguhan finansial keluarga. Mulai dari yang kecil misalnya pengeluaran sehari-hari, hingga yang besar semacam investasi, dan juga asuransi. Jangan sampai salah langkah atau salah pilih. Lagi-lagi, hal itu bisa mengganggu ketangguhan finansial keluarga.
Mitos-mitos Keuangan
Ini yang membuat saya malu. Jujur, sampai detik ini saya masih payah dalam hal pengaturan keuangan keluarga. Entahlah, sepertinya saya denial, banyak alasan, dan ‘bersembunyi’. Bersembunyi dari apa? Dari mitos-mitos keuangan yang persis seperti yang diungkapkan Mbak Aliyah Natasya dalam webinar minggu lalu itu. Ini dia mitos-mitos keuangan tersebut.
- Penghasilan besar jaminan ketahanan finansial.
- Berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai ‘hal-hal’ tertentu.
- Mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit.
Nah itu dia alasan-alasan yang jadi alasan saya. Ketika keuangan sedang goyah, dan melihat rumah tangga orang lain yang sepertinya tangguh, dalam hati saya berkata, “ah, mereka kan penghasilannya besar.” Lalu saat diingatkan untuk berinvestasi, mikirnya, “uang saya kan masih belum banyak.” Dan saat kondisi morat-marit, saya pasti beralasan, “ngelola keuangan pribadi kan sulit!” Duduh, payah banget!
Ya, semua hanyalah mitos. Semua bisa dibalikkan. Sekecil apa pun penghasilan, asal bisa mengaturnya, pasti bisa nabung, pasti bisa investasi. Sehingga nantinya keuangan keluarga pun bisa menjadi tangguh. Semoga saya kapok deh!
Financial Planning Journey
Dalam webinar yang diselenggarakan Prudential Indonesia di minggu lalu tersebut, Mbak Aliyah Natasya yang merupakan Financial Advisor juga sharing mengenai Financial Planning Journey. Yakni strategi di dalam merencanakan keuangan. Nah perempuan harus bisa membuat ini, supaya perempuan bisa cerdas secara finansial dan bisa lebih mandiri. Dan tentunya, dalam keluarga, strategi ini akan membuat ketangguhan finansial keluarga.
Hal pertama yang menjadi strategi di dalam mengatur keuangan atau financial planning adalah budgeting. Ya, menganggarkan semua yang berhubungan dengan keuangan sejak awal. Tanda dibuat anggaran atau budgeting, sebanyak apa pun uang yang masuk pasti tak akan bersisa.
Budgeting bisa dilakukan per kurun waktu tertentu. Entah itu bulanan atau tahunan. Tapi jika penghasilan dalam tiap bulanan tetap, budgeting akan lebih baik jika dibuat per tahun saja. Baru jika ada perubahan budget atau penghasilan, atau pengeluaran, dilakukan budgeting yang baru.
Kenapa harus repot-repot budgeting? Tentu saja supaya keuangan keluarga bisa tangguh dan kita bisa mencapai titik Wealth Protection dan Wealth Creation. Wealth Protection itu perlindungan untuk kesehatan dan finansial. Jelas dong ya, ini kita harus punya jaminan. Gimana kita bisa kerja dan cari uang jika kita sakit. Nah Wealth Creation itu keadaan di mana bagianfinancial planning journey kita, yakni saving atau tabungan bisa menjadi tambahan income, kemudian juga jadi sumber dana pensiun saat kita sudah tidak lagi produktif.
Insurance Step By Step
Hal berikutnya yang disampaikan Mbak Aliyah Natasya adalah tahapan-tahapan dalam memilih asuransi. Hal-hal ini tidak boleh terlupakan, supaya asuransi yang dipilih bisa memberikan manfaat yang maksimal. Apa saja tahapan-tahapannya?
Know your budget
Nah ini merupakan langkah pertama yang harus diperhatikan. Kenali budget yang kita punyai. Tentu ini didasarkan pada penghasilan kita. Nah setelah tahu berapa budget atau anggaran yang kita punya, barulah menentukan apakah kita membeli asuransi yang pembayarannya bulanan atau tahunan. Jangan melihat orang lain, sebab penghasilannya mungkin berbeda. Jangan sampai deh, pada akhirnya kita tak bisa membayar asuransi karena tidak menyesuaikan dengan budget.
Know your needs
Setelah tahu budget, yang berikutnya diperhatikan adalah prioritas kebutuhan. Nah untuk asuransi, prioritas ini biasanya adalah asuransi jiwa, karena hal ini berkaitan dengan keselamatan pencari nafkah. Jika ada apa-apa dengannya, kita bisa mendapat dana sebagai sumber kehidupan ke depannya.
Prioritas kedua adalah asuransi kesehatan. Ini juga mengingat pentingnya kesehatan. Tak akan berarti apa-apa bukan harta atau apa pun itu jika kita sakit? Dan yang terakhir adalah asuransi-asuransi tambahan lainnya.
Know your insurance company
Yang ini jangan sampai terlupakan. Sebelum membeli, pastikan kita teliti dengan perusahaan asuransi yang akan kita beli. Perhatikan Reputation, Accessability, Claim History, dan juga Risk Based Capital (RBC).
Why sharia
Tahapan memilih asuransi yang terakhir adalah cari tahu kenapa memilih asuransi syariah. Tentu saja hal ini karena manfaat dari asuransi syariah yang tidak dimiliki oleh asuransi konvensional. Manfaat itu meliputi prinsip gotong royong dan juga surplus underwriting.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Ini yang menjadi tema utama di dalam webinar. Literasi mengenai perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah. Pemaparannya disampaikan oleh Pak Bondan Margono yang merupakan Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia.
Pertama-tama beliau mengungkapkan bahwa kita semua butuh asuransi. Sebab asuransi itu bisa memberi peran yang banyak untuk kita. Dari mulai perlindungan pendapatan, dana darurat, perlindungan kesehatan, warisan, dana pensiun, hingga perlindungan dana pendidikan.
Secara umum, asuransi dibagi menjadi dua jenis. Yakni asuransi tradisional yang meliputi asuransi dwiguna, berjangka, dan whole life; serta unit link. Adapun pembagian berdasarkan fungsi, asuransi meliputi asuransi jiwa, kesehatan, penyakit kritis, serta kecelakaan diri. Sedangkan pembagian berdasarkan fungsi serta jenisnya, itu ada asuransi konvensional dan asuransi syariah.
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI NO. 21/DSN-MUI/X/2001 asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau Tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan Syariah.
Perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah ada pada solusi atas risiko. Jika pada asuransi konvensional, saat terjadi risiko, maka risiko itu akan ditransfer berdasarkan akad jual beli. Risiko ditransferkan dari individu yang kena risiko ke pihak perusahaan asuransi (penanggung) dalam bentuk pembayaran klaim. Jadi, ini sifatnya Risk Transfer.
Nah pada asuransi syariah, karena prinsip syariah atas akad jual beli itu syaratnya semuanya harus jelas, yakni harga, apa yang didapatkan, dan waktunya harus jelas, maka prinsip risk transfer tidak bisa digunakan. Jadinya akad yang digunakan dalam asuransi syariah menggunakan prinsip Tabarru' atau tolong menolong. Dan ini sifatnya Risk Sharing.
Dana yang diberikan itu merupakan dana yang dikumpulkan dari sekumpulan orang yang punya kesamaan kebutuhan, yakitu ingin diproteksi bila terjadi sesuatu terhadap diri atau keluarganya. Dana ini disebut dengan dana Tabarru'. Bila salah satu dari mereka mengalami risiko, dana tabarru’ inilah yang dibayarkan klaim ke orang tersebut. Yang membayarkannya pun bukan perusahaan asuransi melainkan peserta asuransi.
Di dalam asuransi syariah, perusahaan asuransi bertindak sebagai operator, yaitu pihak yang mengelola dana Tabarru'. Perusaan asuransi juga menjadi pihak menyebarluaskan ajakan. Tujuannya tentu supaya semakin banyak yang ikut dana Tabarru'.
Dalam hal kontrak, pada asuransi konvensional cuma ada kontrak Jual Beli saja. Sedangkan pada asuransi syariah itu ada 2 kontrak, yakni kontrak akad peserta mengenai hibah iuran Tabarru', serta akad antara peserta dengan perusahaan asuransi (wakalah bil ujrah) yang mengelola dana Tabarru. Dan di sini, perusahaan asuransi mendapat ujrah/upah atas jasa-jasanya
Yang Dihindari pada Asuransi Syariah
Di dalam asuransi syariah, ada beberapa prinsip yang harus dihindari. Prinsip itu antara lain sebagai berikut.
So, apa beda asuransi syariah dan asuransi konvensional?
Berikut ini perbedaannya.
Well…
Itu dia pemaparan mengenai financial planning dan juga penjelasan mengenai perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah. Banyak juga ya prinsip, dasar, dan segala sesuatu di dalam asuransi syariah. Tak hanya soal riba saja seperti yang saya tahu sebelum ikut webinar ini.
Gimana, tertarik gak dengan asuransi syariah? Menurut Pak Bondan, yang memilih asuransi syariah gak hanya muslim aja. lho. Bahkan nonmuslin juga banyak yang ikutan. Sebabnya jelas, ya itu tadi, kelebihan-kelebihannya yang tidak dimiliki asuransi konvensional. Jika dirangkum, kelebihan-kelebihan ini bisa dilihat pada di bawah ini.
Hihi...perempuan memang lbh jeli kl udah nyangkut soal keuangan. Gak gampang lho jd Menteri Keuangan RT (Rumah Tangga) semua jd pertimbangan sblm memutuskan. Betul banget tuh sekecil apa pun penghasilan seseorang kl memiliki niat yg kuat utk berinvestadi dlm bentuk apa saja pasti bisa direalisasikan. Insya Allah.
BalasHapussama banget dengan saya teh. Saya juga beberapa waktu lalu beneran enggak tahu beda asuransi syariah dan asuransi konvesional. Saya kira sama aja cara kerjanya. Ternyata beda banget yaa. Alhamdulillah dengan adanya edukasi seputar finasial dan pengenalan asuransi ini, jadi terbuka deh mata. Melek akhirnya hihihi semoga setelah ini saya sudah bisa merencanakan keuangan masa depan dengan lebih baik lagi
BalasHapusNah iya nih, dengan edukasi macam ini, kita jadi lebih ngeh, salah satunya tentang perbedaan asuransi syariah dan konvensional, karena kadang dipikir sama aja, ternyata beda jauh :)
HapusPrudential sebagai salah satu unit asuransi syariah memberikan proteksi diri dan keluarga.
BalasHapusTopiknya bagus ya. Anak2 dan cucu bunda punya asuransi PRU tp bunda umurnya wis akeh jd gak bisa masuk Pru hehehe...Pelayanan Asuransi ini memuaskan setau bunda karena anak bunda kl sakit aplg sampe hospitalized pelayanannya dan tanggapannya cepat.
BalasHapusWah, ternyata banyak manfaat yang lebih dimiliki asuransi syariah dibandingkan yang konvensional. Sepertinya saya mesti mulai berpindah juga ini ke asuransi syariah, biar bisa terhindar dari prinsip gharar, maysir, mudharat, dan riba. Makasih kakak, untuk ulasan tentang asuransi syariah-nya. Acara ini menarik sekali.
BalasHapushebat pisan prudential ya?
BalasHapussetia mendampingi keluarga Indonesia dan selalu punya produk yang dibutuhkan
karena kebutuhan dan kemampuan setiap keluarga berbeda
Ternyata berinvestasi setelah uangnya banyak itu mitos ya, saya juga kadang menganggap hal itu nyata.
BalasHapusTapi memang butuh semangat dan niat kuat untuk berinvestasi, bahkan nabung aja selalu sulit :D
Setidaknya punya asuransi syariah bikin kita jadi lebih tenang :)
Nah bener nih..hari gini harus punya asuransi ya apapun peruntukannya karena kita ga tau kedepannya gimana untukng ada asuransi syariah dari Pru ini
BalasHapusBagus nih kalo asuransi syariah seperti prudential indonesia ini menerapkan sistem non-riba karena ini sangat menarik minat masyarakat muslim untuk bergabung. Terlihat adanya transparansi keuangan pastinya lebih bagus tuh, dan terlihat profesional pastinya.
BalasHapusBanyak sekali insight yang saya dapatkan juga dari mengikuti webinar ini terutama tentang asuransi syariah itu sendiri. Yang sebelumnya buta sekarang jadi melek dan merasa penting memiliki asuransi jiwa syariah :)
BalasHapusKadang saya suka takut maju duluan apabila ingat mitor keuangan. Namun berkat webinar prudential kmrin, makin tercerahkan saya mba kalau perempuan harus melek finansial
BalasHapusbener banget nih, wanita adalah menteri keuandang dalam rumah tangga. ada banyak yang aku lihat RT yg keuangannya di kelola istri dan RTnya sukses. dan ada yg suami ga serihin keuangannya malah keuangan RT malah berantakkan. Prudential pinter banget menilik kondisi seperti ini.
BalasHapusSuamiku itu udah join asuransi pru syariah. Entah sekrang tahun ke berapa, nggak berani tanya juga. Jadi tahu perbedaan antara yang syahriah dan konvensional.
BalasHapusLah, saya juga sampai sekarang tahunya asuransi konvensional itu mengandung riba. Kalau syariah nggak pakai riba. Gitu aja mbak.
BalasHapusSetelah membaca tulisan ini jadi tahu, kalau ternyata nggak cuma itu perbedaannya
Aku juga sering bingung membedakan yg asuransi konven dgn syariah.
BalasHapusnah, kalo ada event seperti ini, kan asik ya Teh.
Kita jadi makin pahaamm secara mendetail.
Supaya bisa menjadi menteri keuangan yang baik, perempuan memang harus melek finansial, ya, Mbak. Aku juga baru tahu nih sistem asuransi syariah. Sekilas kalau untuk kesehatan mirip BPJS nggak, sih?
BalasHapusPunya asuransi memang jadi sebuah kebutuhan menurutku. Karena kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya.
Setuju banget, dalam rumah tangga wanita adalah menteri keuangan,makanya wanita perlu memiliki kemampuan management finansial yang baik dalam mengatur keuangan keluarga.
BalasHapusBtw, Prudential keren banget sekarang ada asuransi Syariah nya. Jadi lebih tenang dan no worry lagi.
Aku sempet ngikutin acara ini dari timeline temen temen nih kak. Dan jadi dapet banyak insight seputar asuransi syariah Prudential. Terus baca postingan ini lho kok lengkap banget 😍
BalasHapusWah, seru banget acaranya! Jadi tahu banyak tentang asuransi ya teh ... dan jadi bisa bedain Asuransi Syariah dan Asuransi yang konvensional. Makasih infonya teh
BalasHapuswah, harusnya bangga nih kalau emak2 atau perempuan dapat dedikasi menteri keuangan dalam rumah tangga. Literasi penting sekali di miliki oleh perempuan. karena sudah menjadi ujung tombak rumah tangga dlm kelola keuangan RT. Asuransi syariah bisa jadi solusi utk masa depan kita semua.
BalasHapusAsik banget ngejelasinnya teh..
BalasHapusKnow your budget and know your needs.
Iya, seringkali kita masih denial dengan asuransi. Namun ketika uang banyak menjadi gak berharga ketika sakit, huhu...sedih juga yaa..
wah asik banget ini bisa blogger gathering sekaligus menambah wawasan financial di webinar prudential. makasih ya mba udah share resume nya, jadi ikut dapet wawasannya walau ga ikutan webinarnya, hehe.
BalasHapusGimana caranya wanita ini bisa jadi Menteri Keuangan yang strategis ya, Teh. Wah, aku lagi pelajari nih asuransi syariah. Makasih tulisannya ya, Teh.
BalasHapusTulisannya lengkap banget dan jadi paham nih sudah mengenai perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional. Lalu juga ada bahasan tentang budgeting dan financial planning. Penting banget ini ya merencanakan keuangan sebaik mungkin
BalasHapusPrudential ini juga ada asuransi pendidikan anak yang syariah. Untuk perusahaan asuransi swasta, Prudential ini termasuk yang paling lengkap produknya, mulai dari konvensional sampai syariah.
BalasHapusIntinya nih buat yang belum paham asuransi lebih baik sedia payung sebelum hujan, kalau ga hujan ya gpp, tp kalau hujan kamu ada perlindungan :*
BalasHapusHempaskan mengenai mitos mitos keuangan ya mbak, hehehe. Saya termasuk yang termakan mitos nih. Ketakutan ga menentu tapi juga ga terbukti. INvestasi di asuransi bisa jadi alternatif nih
BalasHapus