Pagi itu mama menangis. Karena heran, saya dekati dia perlahan. Awalnya beliau gak mau cerita, tapi lama-lama akhirnya ngomong juga.
“Mama malu, tiap hari nyusahin anak. Buat makan, buat ini, buat itu, semua dari anak. Mama mau dagang lagi aja, ya!”
Ya, Kami Adalah Generasi Sandwich!
Mungkin begitu. Saya, kakak-kakak saya, dan juga adik saya, termasuk generasi sandwich. Generasi yang menanggung orang tua. Alhamdulillah sih tak ada hutang. Jadinya tidak terasa terbebani. Dan malah, saking ringannya, saya rasanya gak mau dan sedikit gak ikhlas jika dimasukkan ke dalam generasi sandwich.
Sedikit atau banyak, menanggung hidup orang tua tetaplah bisa dibilang generasi sandwich. Kehidupan orang tua yang tanpa tunjangan hari tua, tanpa tabungan masa pensiun, sudah pasti akan jadi tanggungan anak-anaknya.
Nah orang tua saya: mama dan almarhum bapak, itu terjadi karena mereka juga begitu. Semasa muda, mereka bekerja membanting tulang untuk kehidupan saat itu. Menghidupi dan menyekolahkan kami anak-anaknya. Tanpa menyisihkan penghasilan untuk hari tua.
Bisa dimaklumi, sebab orang tua saya hanyalah pedagang kecil. Modalnya kecil dan keuntungannya juga kecil. Tak jarang, malah modal pun habis saat ada anaknya yang harus bayar sekolah. Jadinya untuk nabung guna keperluan hari tua, itu bahkan tidak terpikirkan.
Mispersepsi Masa Pensiun
Sudah pasti, saya dan semua orang yang senasib dengan saya, jelas tidak mau seperti itu. Membebani anak saat hari tua nanti. Sebaliknya, saya ingin di masa pensiun nanti, segala kebutuhan saya dan suami, itu memang menggunakan dana yang sudah kami persiapkan di saat muda. Rasanya gak tega jika anak-anak saya harus menanggung kehidupan kami. Biarlah tugas mereka hanyalah membesarkan anak-anaknya.
Sebenarnya, ada persepsi yang salah dengan istilah ‘pensiun’ di pandangan kebanyakan orang. Khususnya mungkin orang Sunda. Kenapa saya bilang orang Sunda, sebab yang memercayai hal itu tidak hanya keluarga saya saja. Keluarga besar saya, keluarga besar suami, dan banyak keluarga-keluarga lain yang begitu. Yakni menyebut masa pensiun itu hanya pada golongan Pegawai Negeri. Di luar itu, ya tidak ada masa pensiun. Tetapi mungkin masa tua saja.
Padahal kan, yang namanya masa pensiun itu ya luas. Gak hanya diterapkan kepada para pegawai negeri saja. Bahkan wiraswasta atau bahkan freelancer kayak saya pun, itu ada masa pensiun. Ya ketika sudah tidak aktif bekerja lagi.
Tertohok di Event Blogger Gathering bersama DPLK Manulife Indonesia
Berkaca dari kehidupan banyak orang tua di sekitar saya, yang menjadi beban anak-anaknya saat masa tua, membuat saya dan suami punya impian besar akan masa pensiun. Sebuah hidup yang aman, nyaman, dan tenang. Yang bisa bebas ke sana ke mari, sambil melihat kehidupan anak-anak dan cucu-cucu kami nanti.
Tentu kami sadar, hal tersebut bisa terwujud jika semua persiapannya dilakukan sejak jauh-jauh hari. Baik itu kesiapan fisik, yang berarti tubuh kami sehat dan fit; kesiapan mental, yang berarti kami tidak stres; kesiapan spiritual, yang berarti kami semakin rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan YME; serta kesiapan finansial, yang berarti tabungan kami cukup.
Tapi rencana hanya sekedar rencana. Impian cuma sebatas impian. Dari sisi finansial, kami ternyata belum punya persiapan sama sekali. Dan baru saya sadari saat ikut Event Blogger Gathering bersama DPLK Manulife Indonesia, yang menghadirkan Bapak Karjadi Pranoto, yang merupakan Director & Chief EB and Sharia Distribution Manulife Indonesia dan juga Ibu Citra Anjelina, Head of Strategy and Transformation Pension Business Manulife Indonesia. Ya, di event ini saya merasa ‘tertohok’.
Bagaimana tidak, saya dan suami, saat ini merasa masih muda. Masih menganggap masa pensiun itu jauh. Dan ngomongin masa pensiun itu rasanya ‘ngawang-ngawang’. Padahal saat disodorkan pertanyaan, sudah berapa lama bekerja? Suami saya sudah bekerja selama 22 tahun. Nah saya sendiri, mungkin sekitar 17 tahun. Bukan angka yang kecil. Walopun rasanya baru kemarin deh nerima gaji pertama.
Fakta yang Terungkap
Dalam event gathering tersebut, Ibu Citra Anjelina, mengemukakan banyak fakta yang baru saya tahu. Yang pertama adalah hasil survei yang dilakukan Manulife Investor Sentiment Index (MISI) XI. Di sana diungkapkan bahwa 81% responden setuju bahwa semakin kita tua, kondisi kesehatan kita akan menurun. Sehingga biaya kesehatan terus meningkat.
Nah yang kedua, itu mengenai gaya hidup saat pensiun. Dari total responden, 4%-nya menginginkan hidup lebih sederhana. Lalu 39%-nya ingin sama seperti kondisi sekarang. Sementara 57%-nya menginginkan kehidupan yang lebih baik dari saat ini.
Fakta berikutnya rada-rada bikin sedih. Sebab di sana terungkap bahwa hanya 14% responden saja ternyata yang sudah menyiapkan dana pensiun. Lalu ada 12% responden yang masih harus bekerja di masa tua. Nah 15% yang lain itu membuat keturunannya menjadi generasi sandwich. Ya, menggantungkan hidup kepada mereka. Sementara cuma 49% responden saja yang punya kekayaan rumah tangga untuk masa tua.
Saatnya Merencanakan Masa Pensiun
Huhu, bikin sedih ya fakta yang diungkap. Gak hanya saya ternyata yang selama ini abai dengan masa pensiun. Padahal sudah selama itu saya dan suami bekerja. Dan selama itu pula kami terlena. Punya impian masa pensiun yang nyaman, tapi tak ada satu pun rencana yang dilaksanakan. Padahal jika mulai menyisihkan sejak bulan pertama bekerja, walopun misalnya cuma sekian juta rupiah per waktu tertentu atau per tahun, mungkin saat ini sudah punya tabungannya.
Tapi, better late than never. Gapapa terlambat, daripada tidak sama sekali. Pokoknya mulai dari sekarang, saya dan suami harus sudah bisa merencakanan. Harus bisa menyisihkan sekian dari penghasil. Tidak bisa tidak. Tabungan untuk masa pensiun, sama pentingnya dengan dana pendidikan anak. Sama pentingnya juga dengan asuransi kesehatan. Atau pun asuransi perlindungan. Dan yang pasti, harus bisa konsisten dilakukan setiap bulan.
Kenalan dengan DPLK Manulife Indonesia, Yuk!
Ini yang baru saya kenal terkait perencanaan masa pensiun. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia. Sebuah badan hukum yang didirikan oleh PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Badan ini bertugas mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Badan ini bukanlah lembaga abal-abal. Dia punya legalitas sendiri, yakni berdasar pada Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. DPLK Manulife Indonesia sendiri sudah mengantongi izin dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor KEP-231/KM.17/1994 pada 5 Agustus 1994.
Tak perlu khawatir, sampai akhir tahun 2020, program DPLK Manulife Indonesia ini sudah diikuti oleh lebih dari 570.000 peserta dan juga 2.300 perusahaan. Ada pun total asetnya itu sebesar Rp21 miliar, dengan pertumbuhan yang meningkat sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Performanya berada di posisi tertinggi di Indonesia.
Seperti pada event blogger gathering hari itu, komitmen Manulife Indonesia memang memberikan edukasi mengenai pentingnya perencanaan dana pensiun. Baik itu untuk perorangan atau pun bagi perusahaan. Tujuannya tentu, yakni untuk memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat hidup semakin hari semakin baik di masa tuanya.
Merencanakan Masa Pensiun yang Nyaman dari Sekarang
Menyimak para pembicara di event blogger gathering bareng DPLK Manulife membuat saya tersadar. Waktu sangat cepat berlalu. Untung deh saya masih ada waktu untuk mempersiapkan masa pensiun nanti. Meski sudah terlambat. Mungkin bisa dikejar dengan cara menyisihkan dana pensiun lebih banyak. Supaya masa pensiun yang nyaman dan tenang, yang mungkin bisa senyaman kehidupan sekarang, bisa tercapai.
Teman-teman gimana, sudah pada punya perencanaan juga gak terkait masa pensiun nanti? Siapa pun kita, pekerjaan apa pun kita, bisa lho menyiapkan dana pensiun. Apalagi dengan adanya masa pandemi kayak sekarang. Perencanaan masa pensiun ini sangat penting banget.
Untuk teman-teman yang masih bingung dengan perencanaannya. Bisa deh buka-buka website www.manulife.co.id, dan ikut program DPLK Manulife. Di sana, teman-teman bisa mendaftarkan diri. Mau itu karyawan, pekerja mandiri, atau bahkan freelancer kayak saya. Syaratnya tidak berat. Yang utamanya tentu adalah punya penghasilan untuk bisa disisihkan sebagai iuran.
Program dana pensiun yang bisa dipilih tentu yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan kita. Hitung-hitungannya nanti akan mempertimbangkan angka harapan hidup orang Indonesia, pendapatan serta pengeluaran kita, kondisi kesehatan kita, kondisi keluarga kita, serta gaya hidup kita. Barulah nanti ditentukan nominal iurannya. Pokoknya, baca semua di websitenya deh. Semuanya diuraikan secara lengkap dan jelas. Proses pendaftarannya juga gak ribet. Bisa secara online.
Oke!
Ngomongin masa pensiun ini memang ngeri-ngeri sedap. Pengen rasanya menghindar. Tapi tidak bisa. Mau tidak mau ya harus dihadapi dan direncanakan. Supaya kehidupan yang kita jalani bisa selalu tenang dan nyaman. Jangan sampai deh kita membuat anak-anak kita jadi generasi sandwich.
Oke deh teman-teman, sampai di sini tulisan saya mengenai perencanaan masa pensiun dan DPLK Manulife. Yuk rencanakan masa pensiun kita dari sekarang. Semakin dini akan semakin baik. Semoga bermanfaat!
#Semakinharisemakinbaik #DPLKManulife
Mempersiapkan tabungan untuk masa pensiun adalah tepat, tinggal kita cari info sebanyak banyaknya mana yg worth it 👌
BalasHapusSelama ini kita sering menomorduakan dana pensiun ya mak. Mikirnya masih lama ah pensiunnya. Hahaha. Padahal yang namanya tua itu pasti
BalasHapusiya bener teh, maunya menghindar ya, tapi mau ga mau pasti terjadi. Suamiku PNS, tapi ya kalo dihitung mah ga cukup juga buat dana pensiun nanti, harus ada usaha lain nih
BalasHapusYah, saya sendiri juga termasuk ke dalam generasi sandwich. Ada orang2 di sekitar saya yang sedikit banyak harus sy bantu biayanya di masa tuanya.
BalasHapusMerencanakan masa pensiun dengan nyaman bukan hanya impian, bisa kita wujudkan bersama DPLK Manulife Indonesia . Menarik sekali programnya, pas benar agar di masa depan kita tak jadi beban anak-anak kita
BalasHapusSaya kira, tak ada orang tua mengharapkan akan jadi beban bagi anak-anaknya di masa depan. Tapi terkadang nasib berkata lain. Agar itu tak terjadi, dari sekarang, dari kondisi masih sehat, masih berpenghasilan, kita pikirin lah masa pensiun nanti. Selayaknya masa pensiun diisi oleh hal-hal yang bermanfaat untuk dibawa ke akhirat saja ya Mbak, bukan mikirin kebutuhan pokok. Semoga kita semua bisa melakukannya. Amin
BalasHapusIya, teh...rasanya dana pensiun ini masih mikir panjaaang untuk mewujdkannya dalam bentuk apa.
BalasHapusTeteh deep thinking banget. Bikin pembaca juga ikutan mikir mengenai masa tua yang diinginkan seperti apa nantinya?
Dulu tuh kayaknya pensiun hanya milik pegawai negeri ya ternyata sekarang pun freelance kayak kita bisa punya tabungan pensiun juga. Alhamdulillah bisa difasilitasi oleh DPLK Manulife
BalasHapusSetuju sih rasanya ngawang-ngawang sekali ya hari begini koq bicarain pensiun. Tapi kalau nggak disiapkan sedari sekarang, ya nanti bisa menyesal kemudian hari. Semoga kita diberikan kelancaran rezeki ya Mba ketika menghadapi masa pensiun nanti
BalasHapusah iya ya, sangat penting untuk mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin
BalasHapusbiar kita bisa hidup bahagia di masa tua
DPLK Manulife ini membantu kita menyiapkan dana pensiun ya mbak
MasyaAllah.. begitu ya mbak kalau orang tua, suka segan sama anak sendiri padahal begitu banyak pengorbanan beliau untuk anak-anaknya. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan mbak.. makin berkah rezeki anak-anaknya yag akhirnya ngalir juga ke orang tua.
BalasHapusYes, kayanya memang salah satu harapan kita sebagai orangtua saat ini, nggak ingin masa tuanya malah merepotkan anak. Inginnya sudah menikmati hidup saja dengan hasil sendiri ya. Bismillah, buat para freelancer :))
BalasHapusBerarti harus stok di kita ya teh, untuk gak lagi jadi geenrasi sandwaich bagi anak-anak kita nantinya. Menyiapkan dana pensiun sedini mungkin untuk masa nanti kalau sudah ga produktif lagi
BalasHapusKepikiran punya dana untuk masa tua begitu punya anak dan nikah, ga mau kelak membebani anak-anak. Cukuplah sy dan suami jd generasi sandwich anak2 jangan hehe semoga dimudahkan ya jalan rejeki kita
BalasHapusAkhirnya ya nemu juga asuransi yang nggak minta syarat ini itu untuk freelancer yang pengen punya dana pensiun
BalasHapusaku pakai dplk mba sasma suami pass aktif kerja. jadi kerasa berguna banget buat ngejalani hidup skrg yang lebih santai jadinya. seneng aja jadinya pas buat sehari2 asal diolah bener
BalasHapusMerencanakan masa pensiun memang penting sedini mungkin ya teh. Supaya bisa terkumpul uangnya buat masa tua.
BalasHapusSaya rasa setiap orangtua memang gak ingin merepotkan anak-anaknya. Tetapi, karena satu lain hal, ya mungkin salah satunya karena kurang persiapan. Jadinya anak-anak pun menjadi generasi sandwich. Makanya memang orangtua juga perlu belajar dari hal ini. Jangan sampai terjadi lagi
BalasHapusDana pensiun itu penting sekali loh. Akh ya g ngerassin orang tuaku punya dana pensiun walaupun sedikit tapi jadi tenang
BalasHapusBener teh, kalau bisa hari tua ga ngerepotin siapapun ya. Dan memang untuk tujuan itu harus ada persiapan yg dilakukan, sekarang selagi muda
BalasHapusaku pun generasi sandwich juga mba, makanya sekarang sudah persiapan dana pensiun agar nantinya anakku tidak mengalami hal serupa seperti dirikku, mumpung aku juga masih diusia produktif gak mao juga hanya untuk bersenang2 untuk saat ini, tapi juga untuk masa tua.
BalasHapusBUat kita yg freelance, nyiapin dana pensiun bikin deg2an ya teh...belajar dari kemarin mau disiplin lagi nabung ah...
BalasHapusBner banget nih mba buat persiapan dana pensiun supaya pas kita tua nanti hidup kita terjamin gk akan ngerepotin anak2 nantinya masa depan jadi cemerlang
BalasHapusNah ini yang dr dulu sering aku abaikan juga mba, tentang asuransi dana pensiun, padahal ini jelas sangat berarti banget nantinya yah. Mengingat suami juga bukan pegawai negeri, harusnya sih udah sadar soal ini dr dulu.
BalasHapusAku pikir Generasi Sandwich ini sebagai bentuk bakti anak kepada orangtua, teh.. Tapi banyak hal yang bisa kita pelajari dengan melihat lingkungan sekitar dan sembari merencanakan masa depan bersama pasangan, dana pensiun ini bisa menjadi topik diskusi yang mendalam untuk dibahas.
BalasHapusIngin seperti apa ketika memasuki usia pensiun nanti?
iya orang tua ku juga beban nya dulu berat, membantu ortu dan adik2nya jadi memang ga mempersiapkan untuk masa tua. aku harapannya sih nanti pengen hidup tua yg nyaman dan ga membebani keluarga kalo bisa
BalasHapusWah iya teh, belum mempersiapkan dana pensiun nih, masih fokus untuk dana pendidikan anak-anak, padahal sebaiknya dipersiapkan dari sekarang ya mumpung usia masih produktif
BalasHapusIni yang suka terlewatkan dipikirkan yaitu dana pensiun. Harus sedini mungkin menyiapkannya, biar gak boros juga ketika ada dana saat usia muda
BalasHapusSalah satu keinginan aku tuh merencanakan pensiun dini mba. Kerja keras sekarang, dana cukup bismillah pensiun. Dan aku pun juga mau pensiun dalam keadaan sehat serta nggak tergantung ama orang lain termasuk anak anak
BalasHapusTdnya kukira sudah ditentukan mbak iurannya, ternyata masih akan dihitung ya?
BalasHapusMemiliki dna pensiun emang penting banget apalagi buat freelancer ya kudu pinter mengelola uang dan merencanakan kebutuhan pensiunnya mulai skrng.
Salfok sama generasi sandwich teh, ada enak ga enaknya ya teh buat generasi sandwich ini makanya belajar dari pengalaman siappun pentingnya ya siapin buat pensiun nanti
BalasHapusDari acara ini saya semakin paham betapa pentingnya menyiapkan segala sesuatu untuk hari tua nanti. Meski di hari tua kita harus tetap bisa mandiri tanpa tergantung anak-anak karena mereka juga punya kehidupan sendiri nantinya.
BalasHapusMerencanakan diri dalam menghadapi usia senja itu sangat perlu kak, saya juga termasuk menyisihkan sebagian keuangan saya utk di masa tua nantinya.
BalasHapusDipikir2 dana pensiun itu harus dipikirin ya apalagi kalo aq kerja freelance gini. Penghasilan ga nentu.
BalasHapusJika direncanakan dgn baik, kita bisa ya mendapatkan masa pensiun dgn bahagia
BalasHapusAnak anak kita pun akan terhindar dari generasi sandwich
dulu juga aku mikirnya uang pensiun itu cuma buat pns, mbak. ternyata kita bisa merencanakan uang pensiun kita ya lewat dplk ini biar pas masa tua nanti ada pemasukan pasif untuk kebutuhan di masa tua
BalasHapusbenar banget nih Mbak, kalau gak dari sekarang dana pensiun itu disiapkan mau kapan gitu memulainya? gak mungkin baru mulai di saat H-1 pensiun ya.
BalasHapussaya juga mau mulai persiapkan dana pensiun ah biar nantinya anak-anak tidak menjadi generasi sandwich karena harus menanggung kebutuhan saya kelak.
anyway sehat-sehat ya Mbak untuk Mamanya :)
Mata saya jadi terbuka setelah melihat artikel ini. Sudah saatnya dari sekarang menyisihkan pendapatan buat hari tua. Semoga ada aja deh rejekinya..aamiin
BalasHapusPensiun memang harus direncanakan dengan matang ya mbak. Masa di mana kita tidak bisa lagi produktif menghasilkan uang. Sepertinya program DPLK dari manulife ini oke juga
BalasHapus