Manteman, pernah denger ungkapan “Happy Mom, Happy Family?” Pasti pernah, ya. Gimana pendapatnya, setuju? Saya sih setuju banget. Sebab begitulah adanya, setelah perjalanan 21 tahun berkeluarga, saya kini berada di fase percaya akan hal tersebut.
Ya betul, sebelumnya saya tidak percaya. Bukan tidak percaya, maksudnya, saya baru menyadarinya. Jika dihitung berdasarkan waktu, fase percaya akan hal tersebut mungkin baru-baru ini. Bahkan kayaknya justru terjadi di saat pandemi. Sebelum-sebelumnya, saya punya tahapan-tahapan fase. Dan tahapan fase ini berubah seiring dengan bertambahnya usia pernikahan.
Fase Mengutamakan Kepentingan Suami
Ini fase pertama yang saya rasakan ketika baru menjadi istri. ‘Doktrin’ keluarga yang begitu kuat ketika saya hendak menikah, begitu terpatri di pikiran dan hati saya. Kamu harus mengutamakan kepentingan suami. Kamu harus nurut suami. Kamu jangan punya keinginan macam-macam. Ingat, tugas seorang istri adalah membahagiakan suami.
Seperti itu kiranya. Dari awal pernikahan hingga saya punya anak. Tidak salah memang, seorang istri pada dasarnya memang harus membahagiakan suami. Entahlah, mungkin saya saja yang salah di dalam menafsirkannya. Sehingga di fase ini, saya benar-benar tidak ingin apa-apa. Saya tidak pernah meminta ini atau itu. Saya manut dengan apa yang suami inginkan. Padahal sih, jika saya mengungkapkan keinginan, suami saya juga pasti bisa menerimanya. Toh suami saya bukanlah seseorang yang keras dan otoriter.
Fase Mengutamakan Kepentingan Anak
Fase pertama tadi tidaklah berlangsung lama. Sebab tak lama berselang, saya pun dikaruniai seorang anak. Bulan Mei 2002, sementara saya menikah di bulan Maret 2001. Di fase pertama, tak banyak hal yang membuat saya ‘berubah’. Saat itu saya seperti anak kuliahan saja. Benar, saat itu saya memang belum lulus kuliah.
Di fase kedualah saya mengalami banyak perubahan. Perubahan fisik dan banyak perubahan pemikiran. Hadirnya manusia kecil hasil pernikahan kami benar-benar tak semudah yang saya bayangkan.
Tentu saja saya dan suami bahagia. Tapi rasa sayang dan cinta kepada anak yang begitu besar, sering kali membuat paranoid. Saya khawatir tidak bisa jadi ibu yang baik. Saya khawatir anak saya sakit. Dan berbagai pemikiran yang seperti itu. Sehingga pada akhirnya, ya itu tadi. Fisik saya berubah, kebiasaan hidup saya berubah, dan pemikiran-pemikiran saya pun berubah. Apalagi setelah hadir anak kedua di tahun ke-4 pernikahan; anak ke-3 di tahun ke-11 pernikahan; dan anak ke-4 di tahun ke-13 pernikahan. Ditambah dengan berbagai macam permasalahan ini dan itu, diri saya rasanya jadi ‘kacau’.
Fase Terlalu ‘Peduli’ Keluarga dan Lingkungan Sekitar
Fase yang ini, sebenarnya bukan fase yang terjadi setelah fase kedua. Melainkan berbarengan dengan fase kedua. Saat saya mendampingi anak, membesarkan anak, mengurus anak, saya banyak membandingkan dan dibandingkan dengan keadaan di sekeliling saya. Ya keluarga, ya tetangga, ya teman-teman saya atau teman-teman suami. Di fase ini, saya begitu terpengaruh dan terlalu ‘peduli’. Akibatnya, seperti saya sebut di fase kedua. Saya merasa kacau. Saya sering sedih, merasa menderita, merasa tidak berguna, dan sejenisnya.
Ya ya, keadaan di fase kedua dan di fase yang ini memang tidak selalu. Ada saatnya juga saya meras ‘waras’. Tapi jika dipersentasekan, sangat kecil sekali saya merasa ‘waras’. Banyaknya saya capek hati, stres, lelah bathin, dan berbagai keadaan yang sangat negatif.
Semua Berubah Saat Mencintai Diri Sendiri
Nah ini yang belakangan terjadi. Saya merasa benar-benar bahagia ketika saya mencintai diri saya sendiri. Dan keadaan ini justru terjadi ketika masa pandemi. Kok bisa?
Semua berawal dari puncak kejenuhan. Puncak kesakitan. Dan puncak dari rasa ‘kacau’ yang saya rasakan. Iyes, jika orang lain saat masuk masa pandemi itu mulai memasuki masa stres, nah saya justru masa puncaknya. Sebab sebelum pandemi, semua rasa negatif itu sudah menggunung. Nah begitu masuk pandemi, semuanya seakan meledak. Tak hanya yang sifatnya psikis seperti jenuh, stres, marah,sedih, dan kacau tadi. Tetapi juga sakit secara fisik. Tentu saja demikian, sebab saya yang biasa aktif ke sana ke mari, begitu pandemi mager total. Jadinya kolesterol naik, asam urat naik, dan badan pun kian melar. Otomatis deh, saya sakit kaki, sakit badan, gampang lemes, gampang pusing, dan berbagai keluhan fisik lain yang sangat annoying.
Beruntung suami saya mengerti. Dia membelikan saya treadmill. Saya ‘disuruh’ untuk berolahraga. Supaya saya bisa tidur nyenyak, dan segala keluhan fisik bisa berkurang. Awalnya saya malas, karena yakin saya bakalan kewalahan dalam berolahraga. Tapi lama kelamaan saya pun luluh. Saya pakai deh si treadmill itu. Untuk jalan santai, jalan cepat, lari pelan, hingga lari cepat. Dan akhirnya, dalam kurun waktu sekitar 2-3 bulanan, saya jadi suka dan ketagihan olahraga dengan treadmill tersebut.
Mensana in Corpore Sano. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Begitu yang saya rasakan sejak rajin olahraga. Saya merasa jiwa saya jadi jauh lebih stabil. Saya jadi jarang stres serta jarang marah dan kesal. Sebaliknya, saya merasa hati saya plong, gampang bahagia, mudah ketawa, dan nyenyak tidur.
Tak berhenti sampai di situ, hati yang semangat juga membuat saya lebih mencintai dan menghargai diri saya sendiri. Badan dan wajah pun tak luput dari perhatian saya. Saya jadi rajin merawat diri dan berdandan. Walopun gak ke mana-mana dan hanya di rumah saja.
Untuk badan, sengaja saya pakai berbagai produk body care. Dari body scrub, body shower, hingga body lotion yang saya suka. Ada pun untuk wajah, saya juga beli skin care. Dari serum, toner, day cream cream, dan night cream. Nah untuk dandan, saya melengkapinya dengan bedak, lipstick, dan produk kosmetik lainnya.
Ini Favorit Saya yang Baru!
Saya sebenernya gak jago dandan. Kalo dibandingkan dengan perempuan lain, saya malah kayaknya noob banget. Tapi gapapa, saya gak terlalu memperdulikan itu. Saya berdandan toh bukan untuk ke mana-mana. Hanya untuk diri saya sendiri dan orang-orang rumah. Dan secara tampilan, efek dandanan yang saya pakai itu mungkin hanya sebatas jadi membuat segar. Dari yang tadinya kusam dan pucat.
Apa saja produk yang saya pake dalam keseharian? Kalo skin care, sehari-hari saya cukup pake serum dan toner aja. Biar kulit wajah selalu terjaga kelembapannya. Nah kalo kosmetik, saya pake bedak dan pewarna bibir. Entah itu lipstick, lip tint, atau lip cream.
Ngomong-ngomong soal pewarna bibir atau gincu, sekarang saya punya favorit baru. Namanya Eryzhu Matte Lip Butter. Kebetulan saya punya 2 shade warna, yakni Nude Conviction dan Spirit Red.
Yang Nude Conviction, sesuai namanya, warnanya nude alias cokelat natural. Hampir sewarna kulit saya. Nah yang Spirit Red, itu warnanya merah terang. Untuk keseharian di rumah saja, saya pake yang Nude Conviction. Nah kalo ada keperluan ke luar, apalagi misalnya ada acara pesta atau acara di malam hari, yang Spirit Red lebih cocok. Membuat tampilan jadi lebih dinamis.
Kenapa Eryzhu Matte Lip Butter jadi gincu baru favorit saya, hal ini karena sifatnya yang pigmented banget. Dengan hanya menitikkan di beberapa bagian bibir aja, dia bisa dibaurkan menggunakan jari, dengan hasil warna yang merata. Bahkan setelah makan besar pun. Saat memakainya, bibir terasa ringan seperti gak pake apa-apa, namun bibir tetap terasa lembut dan lembap. Awalnya sih memang cair, tapi begitu menempel di bibir, terasa creamy.
Jelas aja Eryzhu Matte Lip Butter ini membuat bibir terasa lembap dan lembut sebab dia memiliki kandungan Grape Seed Oil yang menjaga dan memberbaiki jaringan kulit; Vitamin E yang melindungi bibir sepanjang hari; serta Essentials Omega Fatty Acid yang melindungi bibir dari bahaya sinar UV.
Selain dua warna yang saya punya, ada 3 shade warna lain dari Eryzhu Matte Lip Butter ini. Yakni Sugar Brown, Sweet Plum, dan Sweet Rose. Duh, bikin mupeng deh saya. Kepengen punya semua warnanya!
Shade warna-warna Eryzhu Matte Lip Butter |
Oh ya, kepengen tahu lebih banyak tentang Eryzhu? Kepoin aja akun Instagramnya https://www.instagram.com/eryzhu_official/. Selain bakal tahu tentang gincu-gincu cantik favorit saya ini, teman-teman juga bisa tahu mengenai produk lain dari Eryzhu. Bahkan hingga ke info-info lain yang bermanfaat termasuk promo dan diskon yang sedang berlangsung. Cus follow!
Bahagia Diri, Bahagia Orang Lain
Setuju ya dengan ini? Harus! Diri yang bahagia akan bisa membahagiakan orang-orang di sekitar kita. Minimal keluarga yang ada di rumah kita. Diri yang bahagia, keluarga yang bahagia, tentu akan membuat diri dan keluarga yang sehat pula. Lahir dan bathin. Fisik atau pun mental. Jadi, ayo bahagiakan diri kita sendiri, sebelum membahagiakan orang lain. Atau dengan kata lain, ingin keluarga yang bahagia? Mulailah dari membahagiakan diri kita!
Oke deh teman-teman, demikian curhat saya kali ini. Semoga bermanfaat. Sehat-sehat selalu, ya!
aku jadi mupeng liat warna2nyaaa... padahal abis pake gak tau juga mau kemana :)))) Be happy always yaaa maaak cantiiikkk
BalasHapusWarnanya gemesin ya makk...
BalasHapusBahagia kita yang ciptakan ya mak kalau emak bahagia keluarga ikut bahagia kan.
emak butuh me time juga ya maak biar tetep waras😍
Sama, Mbak .. saya pun melalui fase demi fase hingga akhirnya saya belajar bahwa penting kita mengupayakan kebahagiaan diri. Dan ternyata caranya macam2 ya.
BalasHapusSetuju teh, keluarga bahagia itu berawal dari seorang ibu yang bahagia. Jadi memang penting banget kalau kita memperhatikan kebahagian diri sendiri. Dan dengan melakukan perawatan bisa jadi awal untuk membahagiakan diri sendiri, ya ...
BalasHapusaduh gemesin banget itu shade lip creamnya.. cantik lho teh, aku yang gak terlalu sering pakai lipen sehari-hari aja merasa butuh nih lip cream seperti ini dengan tekstur yang bikin happy
BalasHapusBaguuss banget warna2nya mbaa
BalasHapuskece bangettt dan beneran ini bisa di-purchase utk persiapan acara Bukber atau Lebaran ye kan
Enjoy bulan Ramadan ya mba
iyap sepakat mbak, kalau diri sudah bahagia, pasti auranya possitif terus, dan membawa kebahagiaan pula untuk orang lain. Dan setiap orang itu pasti akan mengalami fase-fase dalam kehidupannya, jadi mari nggak saling menghakimi
BalasHapusKok langsung tertarik melihat warna lipstiknya yang keren-keren, bikin makin fresh mbak. Tapi memang bener kok berusaha mencintai diri sendiri, menerima apa adanya tanpa peduli omongan di luar sama terasa lebih membahagiakan daripada meladeni gunjingan orang hehehe..... karena saya pun pernah berada di fase itu.
BalasHapusIyaya, teh..
BalasHapusKalau setelah menikah, jadi banyak fase yang kudu banget disadari bahwa hidup ini gak sendiri dan kudu memperbaiki komunikasi dengan pasangan. Setelah ada anak, komunikasi dengan anak.
Intinya mah..jangan dipendam sendiri, karena semua ada solusinya.
Suka banget sama Eryzhu Matte Lip Butter yang sugar brown.
Rasanya segeerr, teh.
Iyaya, teh..
BalasHapusKalau setelah menikah, jadi banyak fase yang kudu banget disadari bahwa hidup ini gak sendiri dan kudu memperbaiki komunikasi dengan pasangan. Setelah ada anak, komunikasi dengan anak.
Intinya mah..jangan dipendam sendiri, karena semua ada solusinya.
Suka banget sama Eryzhu Matte Lip Butter yang sugar brown.
Rasanya segeerr, teh.
Mencintai diri sendiri itu memang penting ya mak. Terkadang kita emang terlalu keras dan jahat pada diri sendiri. Sama orang lain terlalu peduli, tetapi sama diri sendiri tidak. Kasihan sekali diri ini. Dan memang, mencintai diri adalah langkah awal untuk bisa bahagia dan berdamai dengan segala keadaan.
BalasHapusWarnanya lengkap ya Teh. Yg cerah ada, yang kalem lembut juga ada. Kita jadi bisa menyesuaikan dengan kondisi atau pakaian kita ya
BalasHapusSetuju pisan Teteeeh, self love atau mencintai diri sendiri tuh ternyata penting yah Teeeh. Ketika kita bahagia maka orang2 di sekeliling kita juga akan turut bahagia sih Insya Allah yah
BalasHapusDan merawat diri salah satu cara kita buat self love yah Teeeh, uwu banget itu lip matte-nya aku naksir yang Nude Conviction nih
Warna-warna lipnya cakep bangeeut teh. Kebahagiaan kita juga
BalasHapusWarna lipnya cakeeup banget teh. Suka lihat warna-warna. Akupun untuk membahagiakan diri, ya beli yang begini dan skincarean.
BalasHapusSaya nih mbak, termasuk yang baru tahu soal dunia skincare. Umur 31 tahun baru tahu kalau gak boleh tuh langsung pakai facial wash, melainkan pake miccelar water dulu. Mesti double cleansing. Eh setelah rutin jaga kebersihan wajah, Alhamdulillah terasa banget nih kulit jadi lebih terawat. Ngaruh ke jadi lebih percaya diri dan semangat melakukan pekerjaan lainnya.
BalasHapusAda yang warna cetar dan ada juga warna yang lembut ya Mba Nia. Jadi pengen punya semuanya buat gonta ganti biar suami makin ngelirik.
BalasHapussuka banget dengan warna lipstiknya yang sebelah kanan mbk, warna yang lain juga lembut dan makin cerah wajahnya
BalasHapusWarna lipstiknya aku suka nih, ngejreng. Dan aku setuju kalau diri ini bahagia, pasti nularnya ke mana-mana, terutama keluarga di rumah.
BalasHapusBagus-bagus ya warnanya... Pengen coba yang nude, tapi ini lipstik di rumah masih banyak enggak habis-habis karena pandemi, heuheu...
BalasHapusMencintai diri sendiri dengan pilihan produk berkualitas memang penting ya mbak. Apalagi produk-produk nya kita suka dan bisa meningkatkan percaya diri
BalasHapusHappy mom happy family ini bener banget lo. Ibu yang bahagia itu membawa kebahagiaan untuk seluruh anggota keluarga. Eh betewe aku suka warnanya lipnya cakep2 ya
BalasHapusWarna-warnanya keren, naksir juga nih. Jadi pengin ikutan beli juga meski jarang2 keluar rumah hehehe...
BalasHapusTeteh kita lipstick nya samaan 😍. Aku suka sama lip cream dari Eryzhu ini karena transferproof. Jadi cocok banget dipake saat keluar rumah dan harus pake masker 😍
BalasHapusBtw, memang penting banget ya menyayangi diri sendiri ❤️
Wah iya ternyata ada fase2 nya memberikan perhatian itu xixixi tapi iya sih semua orang juga pasti begitu ya teh..Tiap masa ada skala prioritasnya. Btw semua warna2 cocok di Teh Nia mah soalnya kulitnya putih hehe... :D
BalasHapusTerkadang sebagai ibu kita memang lupa untuk memberikan reward pada diri sendiri. Yang ada di kepala hanya gimana caranya semua kebutuhan keluarga terpenuhi. Dengan sengaja kita meletakkan beban berat itu di pundak kita sendiri, padahal sebenarnya bisa berbagi dengan anggota keluarga yang lain.
BalasHapusReward kecil untuk diri kita sendiri padahal sangat berarti. Mulai dari beli es krim, jajanan, baju olahraga, skincare atau kosmetik seperti yang diceritakan Mba Nia ini. Btw itu yang warna nude kok suka banget aku yaaa... waah jadi ratjoen nih, lirik-lirik buat beli lipstik lagi deehhh :))
Mbaa, aku suka yang warna nude. Warna aku banget itu mba. Dan bener loh aku kalau pakai lip cream gitu juga bikin happy banget. Bikin kita semakin bahagia
BalasHapusaku suka warna yang nude nih mba.. emang dari dulu kalau beli lipcream selalu ambil yang nude hehehe cuma satu doang nih koleksi lipstikku yang warnanya agak bold
BalasHapusFase-fase yang kudu dilewati dengan tangguh dan kini saatnya pengalaman berbicara ya, teh..
BalasHapusDengan metode yang tepat, seorang Ibu tetap bisa bahagia dalam mendampingi keluarganya untuk sama-sama bertumbuh.
Dengan Nude Conviction dan Spirit Red dari Eryzhu Matte Lip Butter, perempuan tetap bahagia.
Mau beli juga ah...warnanya bagus-bagus banget tapi emang bener sih kita akan lebih bahagia jika kita lebih dahulu mencintai diri sendiri, agar bisa menebarkan kebahagiaan pada orang di sekitar kita, terutama suami dan anak-anak.
BalasHapusAku suka warna lipstik oranye dan pink cerah Teh biar lebih semangat..aku malah kebalikannya Teh terlalu cuek orangnya dan sedang berusaha mengubah diri lebih perhatian ke orang lain hehe..
BalasHapuslip butter basah gini memang pilihanku mak sekarang biar lebih tampak muda wkwkw secara usia memang ga boong kan. makany kalau model yang cream butter gini jadi rata enak dibanding yang lipen-lipen biasa
BalasHapus