Sehat Kulit dan Tubuh di Saat Ramadan

Hola manteman, jumpa lagi kita di tulisan curhat saya. Udah lama rasanya saya gak nulis curhat tanpa embel-embel kerjaan, aduh! Nah sekarang, kebetulan KEB bikin tantangan menulis selama seminggu ini di bulan Ramadan, kebetulan saya punya banyak unek-unek. Ya sudah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Saya ikutan aja deh hajatan KEB kali ini. Semoga bisa lancar. Kebangetan sekali kalo saya lasut nulis tiap hari di tantangan menulis kali ini. Kan cuma seminggu aja, dan bukan setahun.

Tema tantangan menulis di bulan Ramadan yang dibuat KEB di hari ke-3 ini saya suka sekali. Sebab menjadi semacam reminder bagi saya untuk bisa menjaga kesehatan. Khususnya kesehatan kulit dan kesehatan tubuh.

Perubahan Rutinitas Tubuh yang Drastis 

Masuk ke bulan Ramadan, semua orang pasti mengalami perubahan aktivitas atau rutinitas tubuh yang drastis. Tubuh yang biasanya begitu aktif di hari dan di bulan-bulan biasa, tiba-tiba menjadi pasif. Jadwal olahraga, jadwal beraktivitas, dan semua hal yang berkaitan dengan kegiatan fisik, berkurang jauh. Sebabnya jelas, supaya kita gak kecapekan yang akhirnya membuat lemas dan haus, yang mungkin berisiko pada batalnya puasa kita.

Begitu juga dengan saya. Jika digambarkan di dalam sebuah grafik, perbandingan aktivitas tubuh di bulan biasa dan di bulan Ramadan, begitu kentara bedanya. Kurvanya menukik tajam! Saya yang biasanya menyengajakan diri untuk jalan kaki di pagi, siang, dan sore hari, di mana masing-masingnya minimal 3 km, bahkan juga bisa lari pagi atau sore minimal 3 km, saat Ramadan bahkan bisa tidak ada kegiatan olahraga sama sekali.

Ramadan banyak mager

Paling-paling ya jalan kaki di dalam rumah dan sedikit ke luar rumah saja, yang memang karena tujuan tertentu. Penyebabnya sama, selain menghindari tubuh yang kecapekan dan kehausan, juga karena di hari-hari sebelumnya hujan terus. Takut tubuh malah jadi sakit.

Berolahraga saat tubuh berpuasa padahal sangat bermanfaat. Dikutip dari Life MD yang dituliskan DetikCom di artikel ini, rutin berolahraga saat puasa itu sudah terbukti mampu menjaga kesehatan dan membuat tubuh menjadi bugar. Bahkan aktivitas tersebut mampu mempercepat mengurangi lemak dalam tubuh. Dan tak hanya itu saja, berolahraga juga bisa meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Sebab olahraga saat puasa mampu menjadi 'pembersih' alami tubuh yang bisa memecah sel-sel penuaan.

Kembali Berolahraga, dengan Syarat…

Meski manfaat yang dituliskan DetikCom tidak begitu saya rasakan, namun manfaat lainnya membuat saya kini kembali melakukan olahraga kembali, meskipun saya berpuasa. Manfaat yang saya rasakan sih, olahraga membuat semua keluhan tubuh berkurang, bahkan hilang. Saya yang sering kesemutan, gampang migren dan sakit kepala, serta susah tidur, dengan olahraga yang rutin, semua keluhan berkurang dan akhirnya hilang. Tubuh pun terasa bugar.

Jenis olahraga yang saya pilih tetap berjalan kaki. Sehari 3 – 6 km saja, di pagi hari. Untuk lari, saya belum berani. Takutnya saya kehausan dan dehidrasi. Nanti saja deh saat saya gak puasa karena haid. Jadinya selama lari dan setelah lari, saya bisa minum banyak dan terbebas dari dehidrasi.

Olahraga saat berpuasa tidak saya tujukan untuk menurunkan berat badan. Karena intensitasnya rendah. Toh dengan berpuasa saja, berat badan sudah turun beberapa kilo dengan sendirinya. Walopun biasanya setelah Ramadan berakhir, berat badan naik lagi dan malah nambahnya lebih banyak. Tujuan berolahraga ini lebih kepada menjaga vitalitas tubuh saja. Supaya tetap segar dan bugar. Olahraga kan bisa membuat kita ‘panen endorfin’. Iya, si hormon kebahagiaan yang dihasilkan tubuh, ketika kita berolahraga dan melakukan aktivitas yang menyenangkan lainnya.

Olahraga Saat Shaum, Apa Gak Bikin Haus?

Bohong kalo saya bilang jalan kaki gak bikin haus. Kepengennya, begitu beres olahraga ya minum banyak. Tapi rasa hausnya ini tidaklah berlebihan. Olahraga saat shaum yang saya lakukan kan intensitasnya ringan. Mindset yang memang sedang shaum juga membuat hasrat untuk minum bisa ditahan.

Tapi rasa haus yang tidak terlalu berlebihan ini juga jadi efek dari cukupnya minum di waktu berbuka. Saya minum banyak air putih, sejak buka puasa hingga waktu Imsyak. Jika ditotalkan, jumlah air putih yang masuk tubuh di waktu berbuka ini, sama dengan jumlah air putih yang masuk ketika saya tidak berpuasa. Diatur saja kapan waktu minumnya. Saya sih ikut saran yang selama ini diberikan di berbagai media. Supaya gak membuat perut eungap jika minumnya dalam jumlah yang langsung banyak. Bisa dilihat deh jadwal minumnya di gambar yang saya ambil dari web indonesiabaik.id di bawah ini. 

Tubuh yang Fit Juga Karena Disupport Makanan Bergizi

Ini sih yang paling utama. Tubuh yang fit di saat puasa, tentu juga merupakan efek dari masuknya nutrisi dan gizi dalam jumlah yang cukup ke dalam tubuh. Sekalipun saat buka puasa saya minum kopi dan gorengan, dan di waktu malamnya tidak makan lagi selain minum, namun di saat sahur, sebisa mungkin makanan yang saya konsumsi cukup bergizi. Jumlah karbohidratnya sedikit saja; jumlah protein dan seratnya cukup banyak; dan dilengkapi juga dengan makanan yang banyak mengandung mineral yang diperlukan tubuh. Plus buah-buahan dan susu juga.

Istirahat yang Cukup

Ini juga harus dilakukan. Perubahan aktivitas kita di saat shaum harus tetap bisa membuat tubuh kita bisa tidur dan beristirahat yang cukup. Supaya tubuh gak kelelahan. Meski jam tidur berubah, saya usahakan tidur dan istirahat yang cukup. Misalnya dengan banyak menggeser ke jam tidur siang. Saya juga menghindarkan diri dari begadang yang tidak ada tujuannya. 

Kesehatan Spiritual Gimana?

Sehat jiwa raga juga tidak bisa dipisahkan dari sehatnya sisi spiritual kita. Alhamdulillah ya di bulan Ramadan mah, sehat spiritual bisa terjaga. Sebab di bulan Ramadan, kita memang disarankan untuk mengisinya dengan berbagai aktivitas ibadah yang bisa menentramkan dan menyehatkan sisi spiritual.

Jangan Lupakan Kesehatan Kulit, Karena Kita Wanita!

Ini salah satu sisi minus dari saya. Ihiks iya, saya tuh orangnya terlalu pemalas. Saya seringnya acuh tak acuh dengan kesehatan kulit saya. Baik kulit wajah ataupun kulit tubuh secara umum. Jangankan di bulan shaum, di bulan biasa aja saya skincare-annya belang betong. Kalo lagi rajin, semua step skincare saya lakukan semuanya. Tapi kalo lagi malas, kayak di bulan Ramadan seperti sekarang, jangankan step skincare yang lengkap. Bahkan sunscreen dan moisturizer yang wajib aja, enggak saya lakukan. Bisa ditebak deh, dengan adanya jadwal jalan kaki outdoor, kulit saya mudah terbakar sinar matahari. Kulit wajah yang kusam dan dekil pun terlihat. Ditambah dengan usia yang udah 40+, flek-flek hitam di wajah otomatis semakin bertambah banyak saja. Huhuhu….

Nah tantangan menulis KEB di hari ke-3 ini jadi reminder buat saya. Jangan hanya kesehatan tubuh secara umum saja yang diperhatikan. Kulit wajah juga harus masuk. Memangnya mau wajahnya jadi terlihat lebih tua akibat kusam dan flek hitam yang semakin banyak? Gak mau dong ah!

Baiklah, maka dari itu, mulai dari besok, nawaitu saya rajin kembali merawat kulit wajah dengan skincare-an. Sebagus apapun skincare yang dimiliki, jika gak dipake secara rutin ya percuma. Apalagi skincare biasa aja yang saya punya. Gak akan ngasih efek-efek apa kalo gak dipakai! Iya-iya, saya insaf deh. Bismillah… Lebaran kinclong!

Oke!

Itu dia curhat saya kali ini tentang kesehatan tubuh dan kesehatan kulit. Meski efek yang diberikan dari berbagai aktivitas yang dilakukan dalam menjaga kesehatan tubuh dan kesehatan kulit belum maksimal, tapi tubuh yang sehat dan fit tetap membuat saya bersyukur. Semoga deh, dengan terus istiqomahnya saya di dalam melakukannya, nanti manfaatnya bisa saya dapatkan seutuhnya.

Manteman gimana, apa saja yang dilakukan selama bulan Ramadan kali ini untuk menjaga kesehatan tubuh dan kulit? Hayuk atuh kita share. Biar kita bisa saling menyemangati dan mungkin berbagi tips. Selain jadi amal, berbagi juga kan indah. Membuat tali silaturahim di antara kita menjadi semakin erat. Semoga kita semua selalu fit, sehat, dan cantik, yaaaaaa!