Seru dan Hebohnya Shaum Ramadan di Minggu Pertama

Siapa yang gak antusias menyambut Ramadan? Semua orang muslim pastinya begitu. Pun demikian juga dengan saya dan keluarga. Terutama anak-anak. Jangankan ketika sudah mendekati tanggal 1 Ramadan, bahkan sejak beberapa bulan lalu, 2 anak saya yang masih duduk di Sekolah Dasar, saban hari, gak ada bosen-bosennya selalu nanyain hal yang sama. “Mah, kapan sih mulai shaum Ramadan?”

Gak terasa akhirnya bulan Ramadan tiba. Malah hari ini, udah masuk minggu kedua. Dan seperti dugaan, keseruan-keseruan bulan Ramadan di tahun-tahun lalu, terulang lagi di beberapa hari belakangan. Nambah malah dengan keseruan baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

Persiapan Bulan Ramadan Ala No Ribet-ribet Club

Persiapan bulan Ramadan di rumah saya sebenarnya sangatlah simple. Saya mah masuknya ke tim no ribet-ribet club. Beda jauh dari saat saya masih kecil hingga sesaat sebelum nikah. Mamah punya kebiasaan masak-masak riweuh, dalam jumlah banyak, yang bermacam-macam. Gak hanya untuk kami sekeluarga, tetapi juga untuk dibagikan ke saudara dan juga tetangga-tetangga dekat.

Nah saya, masaknya paling banyak cuma untuk 2 kali makan saja bagi kami sekeluarga. Untuk makan malam sehari sebelum puasa, dan untuk sahur pertama. Alasannya, pertama karena anak-anak saya bosenan. Masakan yang dimakan lebih dari 2 – 3 kali, sekalipun makanannya enak, jarang dinikmati dengan antusias yang sama. Malahan bisa gak dimakan lagi jika masih bersisa setelah 2 – 3 kali dimakan. Mubazir kan jika masaknya banyak? Mending juga nanti masak makanan baru dalam jumlah yang cukup untuk 2 kali makan saja.

Alasan keduanya jelas adalah budget. Untuk munggahan dan juga hari pertama puasa, kami tidak menganggarkan dana yang istimewa. Sama saja seperti yang lainnya. Maklumlah, setelah pandemi, pemasukan rumah tangga kami menurun. Mana 2 anak yang besar juga sekarang udah kuliah. Ongkos tiap harinya lumayan bikin kami memutar otak. Jadinya, kami mesti banyak berhemat untuk mereka. Duh kok malah curcol! :D

Makan-makan saat munggahannya gimana? Gak ada yang istimewa juga. Kami sekeluarga, yakni 7 orang, makan bakso bareng-bareng di rumah. Belinya dibungkus dan dimakan di rumah secara bersama-sama. 

Yang berbeda mungkin cuma saya. Beberapa hari sebelumnya, saya ikut acara munggahan bareng temen-temen SMP angkatan 1994. Kami makan nasi liwet di saung kebon kacang Sacha Inchi. Selain makan nasi liwet, kami juga nyanyi-nyanyi karokean. Seru deh… hahahaha!

Saya dan teman-teman SMP saat munggahan

Shaum Ramadan Pun Sudah Masuk Minggu Kedua…

Ini yang gak kerasa. Meski di setiap harinya capek ini itu, ngelakuin banyak hal, eh tau-tau Ramadan udah masuk minggu kedua aja. Alhamdulillah, so far semua berjalan lancar. Saya dan anak-anak belum ada yang bocor puasanya.

Aktivitas rutin yang kami lakukan di selama seminggu ke belakang tidak banyak yang berbeda. Saya masak sahur; bangunin anak-anak, suami, anak-anak, dan juga mama untuk sahur; shalat shubuh berjamaah; istirahat sejenak, dan lalu siap-siap untuk memperpersiapan anak-anak sekolah serta kuliah, dan juga suami kerja.

Begitu semua ke luar dari rumah, barulah saya ngerjain hal-hal domestik. Nyuci-nyuci, beberes, dan belanja untuk buka puasa serta masak sahur.

Ah ya, karena anak bungsu masih kelas 3, dan jarak sekolahnya tidak dekat, yakni 1,5 km, jadinya saya antar-jemput dia dengan berjalan kaki. Selain untuk berhemat, juga membiasakan anak untuk olahraga. Soalnya kalo sudah di rumah, mereka lebih banyak diam. Lumayan kan saya dan 2 anak yang masih SD jadi bisa olahraga. Jalan kaki sekitar 3 km pulang – pergi setiap hari.

Catatan aktivitas jalan kaki saat antar-jemput anak di bulan Ramadan

Drama di Minggu Pertama

Bulan Ramadan tahun ini, terutama di seminggu pertama, bertepatan dengan musim hujan. Pagi, siang, sore, dan malam, hujan terus. Selain membuat banyak aktivitas sedikit terganggu, hujan juga membuat kondisi kami sekeluarga tidak fit. Flu, batuk, pilek, dan masuk angin dirasakan kami sekeluarga. Meski sakitnya tidak parah namun lumayan mengganggu.

Hal yang sedikit berbeda terjadi pada anak bungsu saya, Rayyan (9 tahun). Dia sedikit parah sakitnya. Badannya demam serta flu dan batuknya juga lebih parah. Malah di suatu malam sehabis berbuka, dia muntah-muntah sampe badannya lemas. Alhamdulillahnya dia tetap semangat untuk puasa. Ditawarin untuk tidak berpuasa juga dia tetap menolaknya.

Anak bungsu yang sakit di minggu pertama Ramadan

Satu hal saja yang menjadi konsekuensi dari sakitnya itu. Di hari pertama masuk sekolah di bulan Ramadan, yang kebetulan juga bertepatan dengan minggu PTS (Penilaian Tengah Semester) di sekolahnya, anak bungsu izin gak masuk. Jadinya ujian di hari itu dirapel di hari berikutnya. Melihat si bungsu yang badannya gak fit, bikin ‘tanduk’ saya ngelelep saat hendak nyuruh belajar. Mencoba ikhlas aja deh jikapun hasil ujiannya tidak seperti yang diharapkan.

Drama Anak Ketiga yang Ikut OSN Online 

Drama selanjutnya terjadi pada anak ketiga, Rayi (11 tahun). Dia yang memang gemar dengan pelajaran IPA, diminta gurunya untuk ikut OSN (Olimpiade Sains Nasional). Namanya anak-anak, sesuka apapun dengan pelajaran, giliran disuruh baca dan belajar terus mah tetep aja ada malasnya. Saya yang berusaha menahan sabar selama di bulan Ramadan, jadi banyak kepancing lagi deh sense of ngomel-ngomelnya. Aduh!

Gak cukup sampai di situ. Tentang OSN yang sifatnya online juga membuat saya dan guru mengurut dada. Apa lagi kalo bukan mengenai sinyal dan juga jaringan di aplikasi OSN-nya yang lemot. Saat uji coba, beberapa kali anak-anak gagal untuk submit. Semoga saja, besok di hari tesnya, semua bisa berjalan dengan lancar. Ya jaringannya, sinyalnya, dan juga anak-anaknya yang bisa mengerjakan soal-soalnya dengan baik.

Anak ketiga (kiri) yang sedang latihan OSN

Untuk anak saya yang ikut OSN, saya gak berharap banyak. Anak saya bisa ikut dan punya pengalaman OSN aja, saya mah udah senang. Syukur-syukur sih nilainya bisa bagus dan maju ke tingkatan selanjutnya.

Keseruan Bukber Bareng Blogger

Ini yang beberapa hari lalu saya lakukan. Saya ikut 2 kali acara buka puasa bareng para blogger. Acara pertama itu tajuknya Ngabuburit Bareng Influencer. Saya daftarnya atas nama Blogger Bandung. Di acara tersebut, kami Blogger Bandung, dan juga para influencer Bandung diberi sosialisasi mengenai IKN. Iya, Ibu Kota Negara yang ada di Kalimantan Timur itu. Para pihak yang berwenang di sana memberi paparan mengenai sejauh mana pembangunan yang terjadi di IKN.

Saya dan beberapa teman Blogger Bandung di acara Ngabuburit Bareng Influencer

Acara bukber kedua itu bareng Blogger Bandung. Selain bisa ngumpul dan buka puasa bersama, kami juga mencoba laptop baru dari ASUS. Seru banget deh. Saking serunya, makanannya yang banyak bisa dibawa pulang. Hahahahaha….

Saya dan teman-teman Blogger Bandung di acara Bukber ASUSxBloggerBandung

Hmmm…

Apalagi ya drama dan keseruan yang terjadi di keluarga saya di selama minggu pertama Ramadan ini? Kayaknya udah. Meskipun flu dan batuk kami belum sembuh bener, kami semangat untuk menjalankan ibadah shaum Ramadan di 3 minggu berikutnya. Semoga deh badan kami nanti bisa sehat dan segera fit lagi. 

Teman-teman gimana, masih pada semangat kan shaum Ramadannya? Harus atuh! Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan ya. Biar shaumnya bisa berjalan dengan lancar. Aamiin!