15.12.24

DIGITAL PUBLIC RELATIONS, Buku Wajib untuk Para Content Creator


Keren! Itulah kata yang paling tepat mewakili kesan saya terhadap buku yang selama 3 minggu ini saya baca. Buku karya Dudi Rustandi yang berjudul DIGITAL PUBLIC RELATIONS. Bukan karena yang nulisnya teman sesama Blogger Bandung, yakni Kang Dudi Abah Raka. Tetapi memang karena isinya yang bagus, kumplit, komprehensif, dan daging banget. Saya yang selama ini hanya seorang blogger tradisional, yang nulis hanya berdasar insting, hobi, pengetahuan yang minim, serta banyak dipengaruhi mood, dapat banyak ilmu baru dari buku ini.

Pertama kali baca judulnya, jujur saya sedikit mengangkat dahi. Wah, berat nih temanya. Bakalan susah saya mencernanya. Maklumlah, saya bukan orang komunikasi ataupun Public Relations (PR). Ketertarikan saya juga biasanya ke hal-hal yang berbau Sains. Jadi pastinya, saya bakal banyak kendala saat membaca dan mencerna buku ini.

Ternyata saya salah besar. Kang Dudi menulis buku ini dengan cara yang menarik. Tulisannya renyah, enak dibaca, dan mudah dicerna. Saya yakin, siapapun yang membacanya tidak akan banyak mendapatkan kesulitan. Apalagi jika yang membacanya banyak bersinggungan dengan dunia komunikasi. Dijamin bakal langsung suka dengan bukunya.

Tentu saja demikian, sebab Kang Dudi yang merupakan staf akademisi, dosen di salah satu Universitas terkenal di Bandung ini, sudah menulis banyak sekali tulisan. Ratusan tulisannya sudah tersebar di berbagai media massa, online dan juga versi cetak. Belum lagi buku-bukunya. Jadi pastinya, tulisan beliau sudah pasti bagus dan enak dibaca.

Ok deh, tanpa berlama-lama lagi, saya bakalan bahas mengenai isi buku ini. Tapi jangan kecewa yang dengan cara saya membahasnya. Mohon dimaklum, saya jarang banget mereview buku. Jadi ya, saya bahas dengan cara saya aja. Hihihihi….

Isi Buku DIGITAL PUBLIC RELATIONS

Iya, sesuai judulnya, buku ini menuliskan berbagai macam hal mengenai dunia Public Relations. Dari hal-hal yang sederhana hingga ke hal-hal rumit yang menyajikan survey, fakta, dan juga data-data. Tapi jangan takut, seperti yang sudah saya bilang tadi, semuanya bisa kita cerna dengan mudah. Nemu istilah-istilah yang baru? Tak usah bingung dan tak perlu buka kamus atau buka Google. Kang Dudi menuliskan definisinya, analoginya, bahkan sampai menyebutkan contoh-contohnya. Jadinya kita tetap bisa mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hal yang dibahas, sekalipun hal tersebut adalah hal baru buat kita.

Judul : Digital Pulic Relations

Penulis : Dudi Rustandi

Penyunting : Nunik Siti Nurbaya

Desain Sampul : Nur Slamet

Penata Letak : Tony Suchendra

Penerbit : Simbiosa Rekatama Media

ISBN : 978-623-6625-85-9

Halaman : 228

Buku Digital Public Relation terbagi menjadi 13 Bab. Setiap babnya menuliskan secara komprehensif subjudul yang sedang dibahasnya. Definisi dari para ahli, para penulis buku, sampai dengan definisi yang ditafsirkan Kang Dudi tercantum dengan lengkap. Tak lupa, ditambahkan juga dengan contoh kasus ataupun analoginya. 

Yang Menarik dari Buku Digital Public Relations

Secara umum, seluruh isi buku ini sangat menarik. Banyak hal baru dan hal kekinian di sekitar kita yang dibahas. Tak cukup sampai di sana saja, hal-hal tersebut, terutama yang sedang kekinian, ketika dibahas Kang Dudi, ternyata banyak sekali yang berkaitan dengan dunia Digital Public Relation. Apalagi untuk blogger kayak saya. Wuih... insightful!

  • Di Bab 1, saya tercerahkan dengan eratnya kaitan antara apa yang kita lakukan di dunia digital terhadap reputasi kita. Jangan karena dunia digital itu sifatnya maya, kita lalu seenaknya saja. Berkomentar, mencaci maki, atau melakukan hal-hal yang tak pantas. Sebab ini akan membangun reputasi kita dan juga relasi kita terhadap banyak pihak. Tetap saja, sekalipun sifatnya maya, kita tetap harus memanusiakannya. Sebab isinya juga manusia-manusia yang implikasinya ke dunia nyata kita. 
  • Di Bab 2, pengetahuan saya mengenai apa itu Public Relations bertambah. Ternyata jika dikelompokkan, Public Relations itu ada fase-fasenya. Tiap fase ini ditandai dengan munculnya hal baru. Salah satunya adalah kemunculan kita para blogger. Ada di salah satu fase tersebut. Dan yang terbaru adalah munculnya Artificial Intelegence (AI).
  • Untuk para konten kreator, termasuk kita para blogger yang juga sudah banyak menggunakan media sosial sebagai salah satu fasilitas yang digunakan untuk membagikan konten blog, di Bab 3 banyak dibahas mengenai hal-hal yang selama ini sudah jadi bagian keseharian, terutama jika blognya sudah monetize. Hal-hal itu ternyata masuk ke dalam konsep dasar Digital Public Relation, lho. Heuheu… ke mana saja saya selama ini, kok baru tahu mengenai definisi-definisinya. 
  • Sering denger istilah, “content is the king?” Nah di Bab 4 banyak dibahas tentang seperti apa pentingnya konten di dalam dunia digital public relations. Gak hanya teorinya saja, dipaparkan juga oleh Kang Dudi di buku ini mengenai cara-cara mengoptimasi konten dari para ahlinya. Blogger kayak saya, belajar banyak lho di bab 4 ini.
  • Bab 5 juga tak kalah menarik. Perkembangan media digital yang dulu kelebihannya ada pada sisi aktualitas, di sana dipaparkan fakta bahwa sekarang sudah jauh melebihi itu, yakni hiperrealitas. Di mana di masa sekarang ini, realitas yang terjadi susah dibedakan, apakah itu dihasilkan teknologi, media, ataupun budaya popular. Jenis-jenis media sosialnya juga banyak dibahas di bab ini.
  • Bab berikutnya, menurut saya adalah bab yang paling ‘daging’. Iya, Bab 6. Bab yang sangat diperlukan semua content creator yang ingin bisa maju. Sebab di sana banyak sekali paparan mengenai strategi dan taktik yang bisa dijadikan tips dan cara untuk mengoptimasikan konten kita. 
  • Selama ini saya menggunakan email untuk keperluan job, hanya sebatas alat untuk balas membalas saja. Nah di Bab 7, Kang Dudi menuliskan mengenai pentingnya sebuah email yang tak hanya sebagai sarana pengirim dan penerima data saja. Email juga bisa menjadi alat untuk branding yang sekaligus juga sebagai sarana yang bisa digunakan dalam digital public relations. Email ini bisa dioptimasikan. 
  • Sebelum membaca buku ini, media sosial yang saya tahu cuma Facebook, Twitter, Instagram, Threads, Youtobe, dan Tiktok. Setelah membaca Bab 8, saya baru tahu kalo pengetahuan saya sangatlah minim. Iya, media sosial ternyata banyak macamnya. Nah untuk para content creator, setiap jenis media sosial ini bisa dimanfaatkan. Tak hanya sebagai sarana untuk share content saja. Melakukan interaksi yang berujung pada engagement, bahkan convertion, sangat bisa dioptimasikan melalui media-media sosial ini.
  • Membaca Bab 9 membuat saya senyum-senyum. Kenapa begitu, karena sepertinya, kita semua, para blogger yang saya kenal di banyak komunitas blogger, sudah tidak asing lagi. Ya, corporate blogging. Dari tulisan Kang Dudi di Bab 9 saya jadi semakin tahu bahwa aktivitas kita bersama banyak brand selama ini, ternyata termasuk ke dalam salah satu strategi Digital Public Relations.
  • Bab 10 juga saya suka. Ilmu Search Engine Optimization (SEO) yang selama ini banyak membingungkan saya, lumayan banyak tercerahkan. Ternyata blog saya banyak banget yang harus dibenerin. Tujuannya supaya bisa bagus dari sisi SEO-nya.
  • Bab 11 juga tidak asing lagi bagi para blogger. Meski kita seringnya menulis di blog, tak jarang juga kita ikutan ngebuzz alias buzzing. Nah di bab ini, segala hal mengenai buzzing dibahas oleh Kang Dudi. Ada contoh nyata kasusnya juga.
  • Menuju akhir buku, yakni di Bab 12, Kang Dudi membahas mengenai Digital Branding. Di sana dijelaskan bahwa optimasi media sosial, konten, SEO, SEM, dan semua halnya itu pada akhirnya akan menciptakan Digital Branding. Iya banget deh, tak hanya untuk perusahaan besar, strategi di dalam optimasi-optimasi tersebut juga bisa digunakan oleh kita para content creator. Termasuk blogger. Untuk yang sudah monetize blognya, malah wajib digital branding ini, supaya lebih cuan lagi!
  • Bab terakhir, Bab 13 adalah penutupan yang menyimpulkan semua yang sudah dibahas. Ada quote bagus yang saya suka. Di sana dituliskan bahwa Digital Public Relation ini harus mengembalikan lagi PR kepada publik (manusia). 

Kamu Content Creator? Wajib Punya Buku Ini!

Iyes, saya merekomendasikan buku ini untuk dimiliki dan dibaca para content creator. Isinya dijamin menambah pengetahuan dan Insya Allah bikin content semakin cuan. Pelan-pelan saja bacanya. Setiap babnya penting dan bagus. Saya aja kayaknya kudu baca lagi secara pelan-pelan. Dan lalu, strategi-strateginya bisa dipraktekkan untuk digunakan sebagai cara untuk mengoptimasi konten saya. Entah itu blog ataupun media sosial.

Di mana bisa mendapatkan buku ini? Saya belinya di Tokopedia, nama tokonya Digisense dengan link https://www.tokopedia.com/digisense. Kalo mau lebih gampang, langsung aja beli bukunya di link https://www.tokopedia.com/digisense/buku-paradigma-dan-konsep-baru-digital-public-relations

Teman-teman content creator mau pada maju contentnya? Ayo tambah pengetahuan dan optimasikan dengan bantuan buku ini. Jadikan kita, konten-konten kita, media sosial kita, dan semua fasilitas digital yang kita punya untuk meningkatkan Digital Public Relation kita!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar di blog saya. Maaf, karena semakin banyak SPAM, saya moderasi dulu komentarnya. Insya Allah, saya akan berkunjung balik ke blog teman-teman juga. Hatur tengkyu. :)