Aku Bahkan Rela Mati Untuknya
“Kriiiing….. kriiiiiing….” Bunyi alarm membangunkan tidurku pagi itu. Seperti biasa, hanya sepersekian menit, pikiranku langsung mengumpul. Sigap saja kurapihkan rambutku dengan mengikatnya ke belakang. Sempat kutatap dua orang yang paling berharga dalam hidupku, suami dan gadis kecilku, tertidur pulas di atas kasur yang baru saja kutinggalkan. Aku pun ke luar kamar.
Kubuka keran air dengan perlahan. Tapi saat air itu menyentuh wajahku, ada hal aneh yang aku rasakan. Ya, di sini, di perut dan juga tenggorokkanku. Dan oh! Semua isi perutku tumpah seketika. Kepalaku pun menjadi berat dengan pandangan yang semakin berputar-putar. Ada apa denganku?
*
Ketakutanku terbukti sudah. Semua gejala yang aku rasakan seminggu sebelumnya, benar-benar menguatkan sebuah bukti yang saat itu aku pegang. Dua strip merah di alat penguji kehamilan. Ya, aku hamil. Hamil anak kedua.