Sebagai seorang emak beranak 4 dengan tanpa asisten rumah tangga, menyalurkan hobi nulis dan ngeblog di depan laptop atau PC adalah hal yang tidak mudah. Apalagi jika 2 dari anak-anak saya adalah balita. Bisa dipastikan, jika saya anteng sedikit di depan laptop atau PC, si balita udah ke sana ke mari. Dan sesuatu yang berbahaya bisa mengancam mereka dalam sekejap saja. Jadinya, si emak pun ikut-ikutan jadi pecicilan.
Menulis adalah ‘me time’. Karenanya, setiap hari, walau pun bukan naskah buku, artikel, atau pun apdetan blog, sekadar curhatan di facebook atau pun ocehan di twitter, mutlak saya lakukan. Tanpa itu, bisa dipastikan, hidup saya bisa jadi timpang dan tak karu-karuan. Lebay? That’s every woman's middle name, kan? :D
Agar bisa eksis, narsis, serta tetap bisa nulis, selain ketika senggang di depan laptop, selama ini saya menggunakan ponsel. Iya ponsel, sebab saya tak punya tablet. Tapi walau pun ponsel, gadget yang saya miliki ini cukup jagoan. Sudah puluhan lho tulisan dari ponsel ini yang saya hasilkan. Jari jahe sayalah yang mungkin sering jadi kendalanya. Typography misalnya. Karenanya, agar saya tidak lagi terjebak typo, saya butuh tablet yang sesuai. Yaitu tablet ringan dan keren. Gak hanya bisa sekadar dipakai browsing, ngeblog, atau pun ngapdet di media sosial. Performa, tongkrongan, spek, hingga harganya juga harus keren. Tentu saja, sebab lagi-lagi, me time ini dijabanin tak hanya di rumah saja. Di sekolah anak saat mereka sedang anteng belajar bareng gurunya; di meja foodcourt saat anak-anak bermain; di pinggiran kolam renang saat anak-anak dan suami main air; hingga di dapur di sela-sela memotong sayuran ketika memasak. Belum lagi menulis pada saat seminar, workshop, atau kegiatan di luar rumah lainnya. Tanpa tablet canggih dan keren, mustahil semuanya bisa dilakukan. Kira-kira, seperti apa sih tablet canggih, dan keren itu?
Ponsel andalan teman menjalani berbagai perjuangan :D |