Setiap akhir tahun atau beberapa hari menjelang tahun baru, semua orang biasanya membuat resolusi. Begitu pun dengan saya. Beberapa target yang selama setahun tidak tercapai dan target setahun ke depan yang ingin dicapai, saya tulis satu per satu. Semuanya sengaja ditulis agar saya tetep inget dan malu sendiri jika berleha-leha dan akhirnya lupa dengan target yang pernah dituliskan.
Sudah menginjak tengah bulan keempat, resolusi saya yang segambreng itu ternyata masih hanya sekadar tulisan tak bermakna. Malu? Tentu saja, tapi apa boleh dikata, karena satu dan lain hal, resolusi-resolusi itu belum juga bisa dicentang sebagai tanda pencapaian (alasan).