Teman-teman, masih inget gak sama kejadian beberapa bulan lalu saat gencar-gencarnya berita sidak jajanan anak yang berbahaya? Pasti inget dong, soalnya viral banget, kan, ya. Nah saat itu, di warung-warung deket rumah dan di beberapa grup What’s App (WA) yang saya ikuti, kabar itu hebohnya berlipat-lipat. Gak cuma untuk jajanan yang jelas-jelas dikonfirmasi BPOM. Bahkan jajanan yang banyak disukai anak-anak yang tidak diberitakan pun, ikut terseret. Kalo gak hati-hati dan lalu turut menyebarkannya, lantas kemudian tercium sama produsennya, ngeri deh. Bisa-bisa, seisi grup WA disomasi sama pihak yang terkait.
Alhamdulillah, saya gak ikut-ikutan. Keriuhan berita hoax yang akhir-akhir ini beredar, membuat saya berpikir puluhan kali untuk menerimanya. Apalagi untuk share sana-sini. Gak mudah bagi saya untuk percaya kebenaran suatu kabar. Terlebih untuk sesuatu yang tidak dikonfirmasi pihak berwenang. Saking cueknya saya sama kabar-kabar itu, saat anak-anak saya masih mengonsumsinya, tetangga atau saudara-saudara nyinyir dan nyindir pun, tak pernah saya hiraukan.