Manteman, saya baru tahu lho, kalo 28 Mei itu adalah Hari Kebersihan Menstruasi. Ya, fakta ini saya temukan dari webinar yang beberapa waktu lalu saya ikuti. Tajuk webinarnya: ‘Sehat dan Bersih Saat Menstruasi’ yang dibuat oleh Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dan Perusahaan Mundipharma Indonesia. Dalam webinar tersebut hadir beberapa tokoh yang ahli di bidangnya. Dari mulai Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), MP yang merupakan Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI); dr. Dwi Oktavia Handayani, M. Epid yang merupakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., yang merupakan Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Jakarta; Ibu Mada Shinta Dewi yang merupakan Country Manager Perusahaan Mundipharma Indonesia; serta Mas Adi Prabowo yang merupakan Head of Marketing, Digital & E-Commerce Perusahaan Mundipharma Indonesia.
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
4.6.21
30.4.15
#BeraniLebih dari Sekadar Ibu Rumah Tangga dengan 4 Anak
Itulah tantangan saya. Ya, sekitar delapan tahun yang lalu, saya menantang diri saya sendiri untuk #beranilebih dari sekadar ibu rumah tangga biasa. Tidak! Saya tidak memandang sebelah mata pekerjaan ibu rumah tangga. Sebaliknya, pekerjaan tersebut, di mata saya adalah pekerjaan yang sangat mulia dan puncak karir dari seorang wanita. Sebab menjadi ibu rumah tangga itu berarti ‘menandatangani kontrak kerja’ 24 jam setiap harinya, dengan gaji, tunjangan, serta bonus yang tidak tercantum di dalam ‘kontrak kerjanya’. Namun di balik semua itu, ‘hadiah’ yang tidak ternilai menanti ibu rumah tangga di ujung perjuangannya.
Di awal-awal masa pernikahan, saya memutuskan untuk 100% diam di rumah dan mengurus anak-anak. Akan tetapi tanggapan mama tentang keputusan saya, selalu terngiang-ngiang setiap kali saya memantapkan hati untuk itu.
Di awal-awal masa pernikahan, saya memutuskan untuk 100% diam di rumah dan mengurus anak-anak. Akan tetapi tanggapan mama tentang keputusan saya, selalu terngiang-ngiang setiap kali saya memantapkan hati untuk itu.
Anak-anak saya |
“Kamu mah kuliah teh cuma dapet suami aja. Kalo cuma buat ngurus anak-anak dan diem di rumah aja mah, udah we atuh dulu teh gak usah kuliah. Gak ngeluarin banyak uang meureun mamah sama bapak teh!”
Langganan:
Postingan (Atom)
Template edited by Nia Haryanto's Blog