Pagi itu gak seperti biasanya. Entah kenapa, putriku Reihana sangat malas saat akan disuapi multivitamin yang biasa diminumnya. Bukan malas, dia bahkan gak mau. Ya sudah, daripada ribut, aku gak mau memaksanya.
Kejadian itu berulang di keesokan harinya. Reihana tutup mulut lagi seperti hari kemarin. Padahal, itu multivitamin kesukaan dia sejak 3 tahun terakhir. Lagi-lagi, agar rumah tak berisik dengan teriakannya, aku biarkan saja semua seperti keinginannya. Kenapa sih si Reihana ini?
Di hari ketiga kesabaranku habis. Dengan setengah memaksa, sesendok multivitamin itu akhirnya bisa masuk juga ke mulutnya. Tapi olala, Reihana menangis. Waduh! Ada apa gerangan?
Selidik punya selidik, gadis kecilku ternyata gak mau lagi multivitamin itu. Menurutnya, dia sudah besar. Dia sudah gak cocok lagi dengan multivitamin itu. Dia juga malu dengan teman-temannya yang kini sudah beralih pada multivitamin remaja, sementara dia masih meminum multivitamin untuk anak-anak. Ya Ampun!