12.10.13

RM Warung Hejo, Tempat Makan Bercita Rasa Unik dengan Tempat yang Antik

Anda yang sedang atau akan berlibur di kota Bandung, tak ada salahnya mencoba suasana baru. Ya, suasana ini jauh sekali dari hingar-bingar kota Bandung yang kini mulai menyerupai kota Jakarta dalam hal macet dan juga panasnya. Liburan yang satu ini tepatnya berada di atas kota Bandung, yakni kota Lembang. Di kota kecil nan asri ini, Anda akan mendapatkan sensasi liburan yang berbeda, terutama dalam hal wisata kuliner.

Lembang merupakan kota sejuk yang masih dipenuhi hutan. Cuacanya yang adem, udaranya yang segar, lingkungannya yang masih bersih, serta penduduknya yang ramah membuat Lembang patut menjadi tujuan utama sebagai tempat untuk menghabiskan masa liburan. Apalagi kini, sarana dan prasarana yang menunjang untuk liburan di sana semakin lengkap. Mulai dari hotel, penginapan, tempat wisata, hingga rumah makan. Semuanya dijamin akan membuat Anda lupa akan kepenatan rutinitas yang dijalani sebelum liburan.

Satu dari sekian banyak tempat makan di Lembang tersebutlah Rumah Makan Warung Hejo – Sambel Hejo. Rumah makan ini tak jauh dari salah satu tempat wisata terkenal di Lembang, yaitu tempat wisata Air Terjun Maribaya. Tepatnya ada di jalan Kayu Ambon nomor 102 Lembang. Sebelah utara dari Pasar Lembang.

24.9.13

OCD Oh OCD...

Gaung OCD sangat keras terdengar ke mana-mana. Gak cuma orang-orang muda, bahkan emak-emak (muda) seperti aku pun sangat tergoda untuk ikutan program ajaib yang ditelurkan mentalis Deddy Corbuzier ini. Ya, gimana gak tergoda coba. Testimonial orang-orang yang sudah menjalankannya membuat emak-emak yang lagi tambun-tambunnya abis melahirkan dan sedang menyusui ini, terbuai angin syurga. Dan  bayangan 10 kilo lemak yang tiba-tiba muncul di badan ini, tergambar hilang dengan cara yang instan.

Singkat kata, sekitar 10 hari lalu, aku pun mendonlod ebook OCD ini. Setelah bolak-balik membacanya, aku pun berkesimpulan. Aku bisa menjalankannya. Toh sebenernya, badanku relatif gampang dalam hal menurunkan lemak. Asalkan mau sedikit menahan lapar, dalam waktu kurang dari 3 bulan, berat badan normal pasti akan segera aku miliki.

Tanpa ragu, aku pun mencoba OCD itu beberapa hari yang lalu. Hari pertama cukup sukses. Dengan mencoba jendela 8 jam, aku berhasil melewati rasa-rasa lapar nan sedap itu tanpa keluhan berarti. Asi juga lancar. Gak seret seperti yang dikhawatirkan.

23.9.13

Dilema De-A-Ka

Sejak masuk dunia penerbitan di tahun 2008, aku jadi kenal buku-buku DAK. Itu tuh, buku-buku yang dibuat dengan Dana Alokasi Khusus. Buku-buku yang dipake untuk instansi atau departemen tertentu. Yang menurut beberapa orang, itu buku erat banget sama yang namanya KKN. Ah entahlah, aku sih gak terlalu ngerti soal beginian. Bukan ga peduli. Tapi lebih baik diam toh daripada banyak ngomong tapi gak ngerti ini-itunya.

Aku sih mau curhat aja. Menulis buku DAK itu bikin dilema. Satu sisi, bisa dibilang buku ini bisa ngasilin uang cepat (wah?), tapi di sisi lain, kerjanya sangat sangkuriang banget. Bayangin aja, 1 buku yang tebelnya 40 - 80 halaman A4 dengan spasi 1,5 TNR, harus beres paling lama seminggu. Rekorku, 1 buku 1 hari. Dan saat itu, aku nulis 8 buku. Jadinya 8 hari. Gilaaaa! Padahal kan, waktu reguler nulis buku yang biasa dikasih penerbit atau agen sekitar 1 bulan. Wow! Tiap malam begadang. Jadi vampir sih mending siang bisa bobo (iya gitu? tar tanyain ah ke yayang cullen :p). Nah jadi penulis DAK? Siang depan laptop, malam depan laptop. Sampe jamuran (#lebay). Untung aja waktu itu masih berpredikat emak beranak 2. Dan belom punya orok kayak sekarang. :D Gak heran sih kalo gara-gara ke-instan-an buku-buku ini, proyek DAK seringkali rawan dengan copas dan ngaco. Dan jelas kualitasnya akan sangat berbeda dengan buku reguler. Mungkin, buku-buku yang bermasalah yang sekarang-sekarang ini marak dikeluhkan para orang tua murid akibat adanya pornografi, kata-kata kasar, atau cerita yang gak pantes untuk anak sekolah juga dihasilkan dari proyek DAK. Wuih... sotoy! Wkwkwkwk....